°68°

11.2K 1.7K 98
                                    

Mei Yue mendadak menghentikan langkahnya, tatapannya terpaku pada seorang pria dengan tubuh penuh luka. Pria itu dikurung dalam sebuah penjara yang terbuat dari es yang berbentuk seperti duri-duri tajam raksasa.

"Kau... apa yang terjadi padamu, Zhang FengYin?"

Pria dengan tubuh penuh luka tersebut, Zhang FengYin mengangkat kepalanya yang tertunduk. Netranya menangkap seorang gadis yang berdiri diluar Penjara Duri Es dengan ekspresi rumit.

"Mei Yue!"

"Aku tanya, apa yang terjadi padamu?!"

FengYin tersentak, tidak menyangka gadis itu akan membentaknya pada saat yang bersamaan. Gadis ini... dia marah atau mengkhawatirkannya? Tanyanya dalam hati.

"Kenapa kau bisa terluka seperti itu?" Tanya Mei Yue, sikapnya sedikit melunak.

FengYin menatap luka-luka yang ada di tubuhnya, lalu membuang pandangan, enggan menatap gadis yang berstatus sebagai tunangannya itu. "Ini karena hukuman yang aku terima," jawabnya dingin.

"Hukuman apa?" Mei Yue kembali bertanya.

Jujur saja, FengYin sangat enggan menjawab pertanyaan yang satu ini. Ia tidak tahu bagaimana reaksi Mei Yue jika ia memberitahu yang sebenarnya. Akhirnya, jadilah ia memilih untuk tutup mulut.

Mei Yue diam, masih menunggu jawaban dari FengYin. Namun setelah menunggu cukup lama, tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut pria itu. Hal ini menyulut emosinya. Ia menghela nafas panjang, dan menatap pria tersebut dengan tatapan sedingin es. "Kau... selama ini kau memata-mataiku."

"Mei Yue, aku—"

"Kenapa kau melakukan itu?!" Potong Mei Yue dengan membentak. Tatapannya tidak lagi dingin seperti sebelumnya, namun tajam dan menusuk. "Meskipun aku terlihat seperti membencimu, tapi sebenarnya tidak begitu. Bahkan disaat kau mengetahui identitas sejati ku, aku sangat bersyukur karena orang yang mengetahui hal itu adalah dirimu. Kenapa? Itu semua karena aku mempercayaimu!" ucapnya dengan jujur, sedangkan FengYin hanya bisa terdiam dengan wajah pucat. "Apakah aku salah karena telah percaya padamu?" tanyanya kemudian, terdengar sangat kecewa.

"Aku tidak bermaksud begitu," kata FengYin setelah terdiam lama, kepalanya tertunduk dalam.

Mei Yue tersenyum sinis. "Lupakan saja. Kau juga tidak mau menjelaskan apapun padaku, 'kan?"

Kepala FengYin tertunduk semakin dalam. Bukannya ia tidak mau memberitahu gadis itu, tapi tidak bisa.

Senyum sinis Mei Yue kian mengembang. "Lihat, 'kan? Kau memang selalu seperti ini," ucapnya dengan nada datar.

Berapa banyak rahasia yang disimpan rapat oleh pria itu, dan Ya Jun? Pernahkah mereka memberitahunya? Ia rasa tidak. Semua orang bergandengan tangan untuk menipunya, hebat sekali. Bahkan satu-satunya orang yang ia harapkan, yaitu FengYin juga ikut menipunya. Bukankah ini cukup untuk membuatnya hampir gila?

"Karena itulah, kau tidak boleh percaya pada siapapun."

Baik Mei Yue maupun FengYin, sama-sama menoleh ketika suara itu terdengar. Untuk FengYin, tentunya ia sudah tidak asing lagi dengan suara ini.

Ya Jun mengambil langkah maju, lalu berlutut dengan tangan tergenggam didepan dada. "Tuan, aku telah membawanya kemari."

Didepannya, berdiri sesosok pria tinggi berpakaian hitam dengan mata merahnya yang tajam seperti iblis, menatap bawahan terpercayanya itu dengan dingin dan angkuh.

"Lama juga, ya."

Ya Jun berdecak malas, lalu bangkit berdiri dan berkacak pinggang. Persetan dengan kehormatan, pikirnya. "Berterima kasihlah karena aku masih berbaik hati untuk mengantarnya ke hadapanmu!"

[✓] The Reincarnation Mission Of The Yin GodWhere stories live. Discover now