"Sekarang aku mengerti. Jangan pernah percaya pada siapa pun, termasuk keluarga sendiri. Bisa jadi keluarga sendiri adalah pelaku yang sebenarnya," tutur Willy dengan serius.
Zetta tersenyum, "Kalau begitu, apa kau menuduh kami?" tanya Zetta dengan wajah yang susah diartikan.
"Maksudku bukan begitu ...."
"Sudahlah. Cepat ceritakan tentang yang lain," potong Nevan. "Oh ya, murid pintar perempuan itu ... siapa namanya?" tanya Nevan yang sedikit lupa.
"Siapa? Di kelasku semuanya pintar. Kalau bodoh mereka tidak bisa masuk ke sekolah itu," jawab Gior sambil menghela napasnya lelah.
"Yang ketus dan punya lirikan sinis." Nevan mengingat-ingat salah satu siswa dengan ciri-ciri seperti itu.
"Maksudmu Rose?" tanya Gior yang mulai paham.
"Iya, bagaimana dengannya? Kau tahu sesuatu?"
"Tidak, aku tidak tahu. Tapi dia adalah putri seorang psikolog yang cukup terkenal. Aku sering melihat Rose diantar jemput ibunya, dan wajah Rose terlihat berbeda saat berhadapan dengan ibunya sendiri," tutur Gior.
"Maksudmu Rose adalah anak yang takut pada ibunya sendiri?" tanya Zetta sambil berpikir dan menopang dagunya.
Gior mengangguk, "Dan oh ya, di kelasku ada teman Rose, namanya Leanna, dia pintar dan selalu dapat peringkat satu berturut-turut, tapi anehnya Rose tidak menyukainya karena dia cukup pintar," tutur Gior.
"Kenapa dia harus iri? Bukankah mereka berdua setara?" tanya Willy bingung.
"Rose memang seperti itu, dia ketus, apalagi jika ada orang pintar yang mendekatinya, dia selalu memarahinya," jawab Gior membuat Zetta tertawa pelan. "Apa ada yang lucu dari ceritaku?" tanya Gior merasa aneh saat melihat Zetta tertawa.
"Apa dia selalu seperti itu? Apa dia takut nilai nya tersaingi? Cerita Rose ini hampir mirip dengan temanku, dia juga seperti itu. Jika ada teman yang nilainya lebih tinggi, dia selalu marah tidak jelas dan akhirnya menjauh. Tapi, jika dia sendiri yang punya nilai bagus, dia akan memamerkannya, bukankah itu sangat lucu?" tanya Zetta sambil tertawa, tapi tidak dengan ketiga laki-laki itu.
"Tidak, itu tidak lucu. Karena aku pernah menjadi sasarannya," jawab Gior.
"Apa? Apa dia juga ketus seperti itu? Apa kau kalah berdebat dari orang seperti itu?" tanya Zetta seperti mengejek Gior.
"Aku hanya malas berdebat dengan orang seperti itu," jawab Gior datar.
"Ini sangat menarik. Hei, siapa lagi yang kau ketahui? Bagaimana dengan Leanna itu?" tanya Zetta yang sudah berhenti tertawa.
Gior berpikir, "Dia hampir sama seperti Rose, tapi dia tidak menunjukkannya," jawab Gior.
"Apa cara kerja orang-orang pintar di sekolah mu seperti itu? Maksudku, kenapa mereka takut untuk tersaingi? Bukankah mereka pintar? Lalu kenapa mereka takut?" tanya Zetta keheranan karena mendengar cerita soal murid-murid Andromexius School menjadi sensitif hanya karena nilai.
"Kau mungkin menyebutnya seperti itu. Tapi bagi kami nilai dan attitude adalah prioritas utama untuk masuk universitas ternama. Jadi jika ada yang bersikap seperti itu di sekolah kami, itu sudah menjadi hal yang lumrah. Kami saling bersaing untuk mendapatkan nilai memuaskan," tutur Gior membuat Zetta terdiam.
"Apa di sekolahmu tidak ada yang mencontek?" tanya Nevan penasaran dengan cerita sekolah Andromexius School yang sangat ketat dengan bersaing antar siswa.
"Mencontek? Kami tidak pernah bertukar jawaban apapun selama ujian berlangsung. Jika ada yang mencontek pasti salah satu diantara kita akan saling mencibir satu sama lain, yaitu karena ... mereka sudah bekerja keras untuk mendapat nilai sempurna, tapi orang yang tak tahu diri malah mencontek seenaknya, bukankah itu menyebalkan?" tanya Gior membuat ketiganya terdiam dengan penuturan Gior yang sangat luar biasa.
YOU ARE READING
Don't Click [END]
Mystery / ThrillerAkibat salah click di sebuah video yang dilarang dibuka disitus tersembunyi, seorang murid dari sekolah elit Andromexius School meninggal begitu saja tanpa sebab, pelaku pembunuhan tidak berwujud, dan misterius. Banyak dari mereka yang tidak mengeta...
7. DON'T CLICK ! CERITA
Start from the beginning
![Don't Click [END]](https://img.wattpad.com/cover/187747029-64-k900961.jpg)