***
Masih di tempat yang sama, seorang kakak tengah mencurigai adiknya sendiri sebagai otak dalam pembunuhan ini. Ada raut wajah keraguan karena kecurigaan ini, apalagi dia menanyakannya langsung pada adiknya.
"Aku mau bicara."
"Apa?"
Nevan melihat adiknya sedikit ragu, "Ponsel Karlos dan Ben sekarang ada di kantor polisi, dan mereka sudah menyelidikinya, dan ... nama mu ada di panggilan handphone keduanya. Apa kau ikut campur dalam masalah ini?" tanya Nevan membuat Gior terdiam.
Gior tertawa pelan saat Nevan terdengar seperti menuduhnya, "Apa kau mencurigai ku?" tanya Gior tiba-tiba menjadi serius.
"Tidak, hanya saja ...."
"Jawab saja, apa kau curiga dengan adikmu sendiri?"
Nevan diam, "Aku seorang polisi, dan aku selalu curiga—"
"Aku tidak menanyakan soal pekerjaan mu, tapi aku menanyakan kepada seorang kakak. Apa kau mencurigai ku setelah apa yang aku lakukan untukmu?" tanya Gior kesal, pasalnya dia sudah mempermudah tugas kakaknya ini, dan dia malah mencurigai Gior seperti ini.
"Aku hanya bertanya." Nevan menghela napasnya pelan.
"Tidak. Aku tidak ada hubungannya dengan masalah ini."
"Lalu telepon itu ...."
"Aku hanya menanyakan soal tugas kelompok, karena aku sekelompok dengan mereka. Apa itu sudah cukup jelas?" tanya Gior agak kesal.
Nevan menghela napasnya dengan lega karena Gior tidak terlibat dalam hal seperti ini, "Syukurlah kau tidak melakukan hal-hal aneh," ujar Nevan sambil menepuk bahu Gior. Tapi Gior langsung menepisnya begitu saja membuat Nevan menjadi merasa bersalah.
"Maaf, aku tidak akan mencurigai mu lagi," ujar Nevan menyesal.
Gior balik badan dan hendak pergi, tapi Nevan menahannya, "Aku akan melakukan apapun," ucap Nevan membuat Gior tersenyum tipis.
"Aku butuh komputer," pinta Gior tiba-tiba membuat Nevan terkejut.
"Apa? Komputer? Untuk apa? Bukankah kau sudah punya tiga sekaligus?" tanya Nevan tidak percaya kalau adiknya akan kembali meminta sebuah komputer.
"Ini juga untuk kelancaran saat meretas," jawab Gior memperkuat keinginannya.
Nevan meliriknya sinis, "Nanti akan aku belikan. Kau mau makan?" tawar Nevan tapi Gior menggelengkan kepalanya.
"Aku perlu bicara dengan mu. Dah oh ya, rekan ku juga ada yang ingin bertemu denganmu," tutur Nevan.
"Untuk apa? Aku tidak mau."
"Sebentar saja. Kau ini keterlaluan."
Gior menghela napasnya pelan, "Baiklah, ayo kita makan," putus Gior membuat Nevan tersenyum sumringah mendengarnya.
Gior dan Nevan datang ke sebuah restoran untuk bertemu Zetta dan Willy, tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk membahas soal kematian Ben di sekolah.
Zetta dan Willy datang dengan raut wajah sedikit kelelahan, "Apa dia adikmu?" tanya Willy sambil memperhatikan Gior yang masih berpakaian seragam sekolah.
"Bukan, aku dicurigainya," jawab Gior sambil memakan makanannya.
Zetta mengernyitkan dahinya, "Curiga?" Zetta berpikir, "Ah ... itu ... nama mu ada di ponsel Karlos dan Ben, wajar kakakmu mencurigai mu," lanjutnya sambil tersenyum.
"Aku hanya menelpon untuk tugas," jelas Gior.
Willy sejak tadi terus memperhatikan Gior, "Apa dia bisa dipercaya?" tanya Willy sambil melihat Gior.
"Aku tidak butuh kepercayaan mu," jawab Gior santai.
"Gior, jangan dipikirkan. Hei, apa ada seseorang yang kau curigai?" tanya Zetta pada Gior.
Gior menggelengkan kepalanya.
"Aku pikir Ben dibunuh, pasti ada seseorang yang memasukkannya ke dalam koper saat Ben pingsan, lalu koper itu ditutup dan Ben sekarat di sana, itu dugaan ku," tutur Zetta mengeluarkan pemikirannya.
"Apa ada CCTV di setiap kelas?" tanya Willy pada Gior.
"Sekolah elit itu memiliki CCTV di setiap kelasnya," jawab Gior.
"Lalu, apa di sekitar danau ada CCTV?" tanya Willy lagi.
"Tidak ada. Danau itu tidak pernah di pakai, dan siswa tidak ada yang pernah bermain di sana, kecuali pembunuh," jawab Gior.
"Name tag seperti ini," tunjuk Zetta pada name tag milik Gior, "Di kedua korban juga tidak ada. Bukankah ini menandakan kalau pembunuhnya sama? Dan lagi, untuk apa dia mengambilnya?" tanya Zetta yang masih penasaran.
"Sepertinya pihak sekolah sangat merahasiakan kejadian seperti ini," ucap Nevan sambil berpikir soal rapat dadakan yang terjadi di sekolah.
"Itu memang benar. Sekolah kami sangat ketat terhadap berita sensitif seperti itu. Bahkan berita tentang Karlos sekarang sudah tidak ada," tutur Gior membuat ketiganya terdiam. "Dan oh ya, beberapa orang di kelasku ada yang bermasalah dengan mereka," tambahnya.
"Siapa?" tanya Nevan penasaran.
"Apa aku harus sebutkan?" tanya Gior yang dibalas anggukan kepala oleh ketiganya, "Lucas, Robin, Rose, Kristy, Leanna dan Lolita. Mereka cukup bermasalah dengan Karlos dan Ben," jelas Gior. Zetta menuliskan beberapa nama di dalam ponsel genggamnya, sementara Nevan dan Willy mendengarkan.
"Robin, apa dia yang terlihat seperti preman itu?" tanya Nevan memastikan kalau dugaannya benar.
Gior mengangguk.
"Lumayan banyak siswa yang harus kita selidiki," ujar Willy sambil menghela napasnya pelan.
"Bisa kau jelaskan lebih spesifik?" tanya Nevan.
"Aku akan mengatakannya kalau kau memberiku komputer, bagaimana?" tanya Gior yang tiba-tiba bernegosiasi dengan Nevan.
Nevan berdecak kesal saat Gior kembali mengatakan ingin komputer, "Ya sudah beri saja dia satu komputer, apa salahnya?" tanya Willy membuat Gior tersenyum.
"Tapi dia ...."
"Sudahlah turuti. Kita akan mendapat informasi dari dia," potong Zetta.
Nevan menghela napasnya pelan, "Baiklah, aku akan membelikannya, tapi jika kasus ini sudah selesai, bagaimana? Apa kau setuju?" tanya Nevan.
"Aku tidak mau. Maksudku, sampai kapan kasus ini selesai? Aku sangat menunggu komputer itu," tolak Gior.
"Ya sudah iya, iya," potong Willy sambil menyenggol lengan Nevan agar laki-laki itu menyetujuinya.
"Oke."
"Baiklah aku akan memberi tahu. Dengarkan baik-baik. Apa kalian tahu kalau aku memiliki telinga yang tajam?" tanya Gior dan mereka menggeleng, "Aku sempat mendengar pembicaraan mereka."
"Coba ceritakan," pinta Zetta.
...Bersambung ke part selanjutnya...
YOU ARE READING
Don't Click [END]
Mystery / ThrillerAkibat salah click di sebuah video yang dilarang dibuka disitus tersembunyi, seorang murid dari sekolah elit Andromexius School meninggal begitu saja tanpa sebab, pelaku pembunuhan tidak berwujud, dan misterius. Banyak dari mereka yang tidak mengeta...
6. DON'T CLICK ! DIFFERENT
Start from the beginning
![Don't Click [END]](https://img.wattpad.com/cover/187747029-64-k900961.jpg)