06 - Naka Menyebalkan!

62.1K 12.1K 18.2K
                                    

Siapa yang nungguin?? Absen sesuai asal kota kalian yukk!!🥰✨

How's your day guyss? Hari ini seneng atau sedihh?

Bantu Boo buat share, vote, dan komen dulu yaaa. Udah belomm??🤩

Siap spam vote dan spam comment tiap paragraf??💛💛💛

———

🎵Play song Teka-Teki — Raisa🎵

SEKITAR 15 menit berlalu, pengukuran sudah dimulai. Banyak siswa-siswi yang tidak lolos seleksi, padahal baru saja seleksi pertama. Hal ini cukup membuat Syaila khawatir apabila tingginya tidak memenuhi syarat.

Melihat ke arah seberang, gadis itu dapat melihat Agi sudah diukur dan dapat dipastikan lolos seleksi karena tubuhnya yang proposional. Astaga, sisa 2 orang lagi abis itu giliran Syaila!

Degub jantungnya kian mendebar saat melihat Naka dari kumpulan calon peserta Paskib laki-laki, berjalan menuju ke kumpulan calon peserta Paskib perempuan.

"Ka!" seru kakak Paskib perempuan yang bertugas mengukur memanggil Naka membuat laki-laki itu menaikkan salah satu alisnya. "Tolong gantiin gue bentar ya. Itu ada yang tiba-tiba dapet, mau minta pembal—"

"Oke," jawab Naka tak perlu mendengarnya sampai selesai.

Mata Syaila melebar seketika. Damn, ini keberuntungan atau kesialan sih?! Masa iya dia harus diukur sama Kak Naka??

Beberapa menit kemudian, giliran Syaila untuk maju. "Kesini," unjuk Naka pada sebuah batas untuk mengukur tinggi badan. Mengikuti kata laki-laki itu, Syaila menahan napasnya begitu indra penciumannya dapat mencium aroma tubuh Naka dengan begitu jelas.

Tanpa pikir panjang, Syaila menatap Naka yang kini jaraknya tak terlalu jauh. Cukup dekat malahan. Ia mengernyit saat melihat laki-laki di depannya terkekeh.

"Sampe gak?" tanya Syaila pelan. "Sampe apa?" balas Naka menundukkan sedikit kepalanya.

Syaila berdeham, "Ya tingginya, Kak." Mendapati wajah Naka yang tidak meyakinkan, Syaila sudah mempersiapkan dirinya kalo gak lolos seleksi.

"165. Pas."

Mau tak mau senyum lega terbit di bibir Syaila. Tapi jantungnya kembali berdegub kencang ketika ingin menimbang berat badan, astaga rasanya menimbang badan tidak pernah semenakutkan ini!

Dengan langkah yang ragu, Syaila segera memposisikan dirinya di atas timbangan berat badan. Menutup matanya selama beberapa detik, kemudian mengintip.

"Hah?" ceplosnya tak sadar. Melihat hasil timbangannya, Naka menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. "Lo mau masuk Paskib, hm?"

Secepat kilat Syaila mengangguk. "Oke," balas Naka.

Tanpa memperdulikan hasil timbangan berat badan itu, Naka langsung menyuruh Syaila berganti giliran yang tentunya membuat gadis itu kebingungan. Jadi dia lolos gak sih?

Setelah kira-kira 20 menit, tiba saatnya mereka melakukan seleksi kedua yang adalah seleksi terakhir. "Kita akan mulai seleksi kedua," seru Ethan lantang.

Tanpa memberitahu apa yang akan dilakukan, Naka segera memberikan perintah, "Seluruh barisan, komando saya ambil alih, siap-gerak!"

Saat barisan tampak belum rapi, Naka menambahi, "Rapikan barisan, lencang kanan-gerak!" Saat merasa cukup rapi laki-laki kembali mengelurkan suara, "Tegak-gerak!"

"Perhatian seluruhnya, saya beri waktu untuk kalian menaikkan bagian bawah celana training sampai lutut. Dimulai dari sekarang!" seru Naka.

Meski dihadiahi banyak tatapan tak mengerti, mereka semua mengikuti. "Selesai!" Lalu dibalas, "Siap, selesai, Kak!"

HIPOTESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang