18 - Flying Fox

37.3K 7.7K 33K
                                    

HIII, NYADAR ADA YANG BARU GAKK?? Absen sesuai lucky number kalian yukk!🌈

HOW'S UR DAY??😉

Ayo share, vote, dan komen duluu. Udah belomm??🤩

Mana pasukan siap spam vote dan spam comment tiap paragraf??💛

———

There are so many guys who treat me sweet, yet when it comes to him, it just hits me different — Hipotesis

———

TERNYATA banyak juga kegiatan yang dilakukan selama jurit sore. Sedari tadi kelompok Syaila sudah melakukan berbagai macam games ketangkasan, ada juga rangkaian outbond yang berisi wall climbing dan yang akan mereka lakukan sekarang, yaitu flying fox.

Sejak awal tiap-tiap pos dijaga oleh beberapa senior Paskibra dan pelatih pria dari BUPERTA untuk masing-masing wahana.

Namun sejak games pertama, Syaila belum menemukan laki-laki dengan nama belakang Aldevaro itu.

Berhubung tempat terakhir yang akan kelompok mereka datangi adalah flying fox, besar kemungkinan Naka ada di sana. Karena pemikiran tersebut, Syaila yang sudah lemas kembali menemukan semangatnya.

"Pelan-pelan, Sya. Ngejar apaan sih lo?" tanya Jhavee yang masih mengatur napas terengah. Syaila mendelik, "Harus semangat dong. Flying fox, kan, terakhir!"

"Banyak gaya, tadi wall climbing aja lo yang paling lama—" Syaila memotong, "Stttt, yang berlalu biarlah berlalu."

"Yang berlalu biarlah berlalu." Terdengar suara seorang gadis mengulangi perkataan Syaila dengan nada mengejek. "Ganggu tau gak lo di kelompok ini. Bikin lama aja," ketus Ghani.

Syaila menarik napas dalam. "Lo ada masalah sama gue? Dari awal seleksi ekskul lo yang ngajak ribut. Kenapa, takut kesaing?"

Ghani berdecih, "Takut kesaing?" tanya gadis itu dengan alis terangkat. "Ngapain gue harus takut kesaing sama lo yang masuk Paskib cuma buat main-main doang? PBB aja masih banyak salah!"

"Gue main-main aja, lo udah takut. Apalagi gue seriusin?" jawab Syaila.

Syaila tersenyum miring mendapati Ghani mengepalkan kedua tangannya erat, bahkan napas gadis itu tak teratur. "Aneh," ujar Syaila begitu Ghani kembali berlalu meninggalkan dirinya seperti waktu seleksi Ekskul Paskibra.

"Parah lo, Wakil Ketua Kelompok Kucing loh dia," ingat Jhavee pada Syaila.

"Haish! Weird banget Kelompok Kucing," seru Syaila sebal. "Prima," panggilnya sambil menunjuk Prima.

"Apa?" balas laki-laki itu dengan kedua alis terangkat. "Jelas-jelas gue peragaain singa kenapa lo malah nyebut kucing sih??" tanya Syaila frustrasi.

Prima berdeham. "Ya-ya lo meragainnya kayak kucing. Makanya tampang lo diseremin dulu, baru gue bisa pertimbangin jadi singa."

Syaila mengerucutkan bibirnya, "Dasar nyebelin."

Anggota kelompok yang lain menatap mereka dengan bingung. "Udah ah ayo buruan, tadi lo yang paling semangat flying fox," putus Jhavee sambil menarik tangan Syaila.

Sesampainya di menara flying fox yang ternyata sangat tinggi, Syaila menelan ludah kasar. "Eh, be-beneran mau naik ini?"

"Beneran dong, masa bohong," jawab Prima, lalu berjalan mendahului Syaila, menyusul Ghani yang memang meninggalkan mereka semua lebih dulu.

HIPOTESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang