Lucas memutar bola matanya. Ketidak jelasan sifat Darell kembali mulai. Sepertinya sifat Darell yang aneh memang sudah menjadi ciri khasnya tersendiri. Buktinya setiap Lucas membaca pikiran Darell. Yang ada di otaknya tak jauh-jauh dari hal-hal aneh. Yang kalau menurut Lucas lebih pantas dilakukan anak kecil, seperti Ebert.

"Kau kenapa malam-malam ke kamarku? ada hal yang penting?"

"Apa kau lupa? malam ini kan kau harus packing untuk kedunia manusia besok pagi"

Lucas menepuk jidatnya. Bagaimana bisa ia melupakan hal sepenting itu? Untungnya ada Darell yang selalu mengingatkannya.

"Astaga Aku lupa. Kau bantu aku" pinta Lucas tanpa menerima penolakan.

"Iya"

Lucas dan Darell bersama-sama menyiapkan segala keperluan yang mereka butuhkan untuk kedunia manusia. Meskipun begitu, kewajiban Lucas sebagai seorang alpha tidak ia lepas begitu saja. Dengan bantuan Darell yang akan melaporkan setiap kejadian yang ada di packnya akan memudahkan Lucas dalam menghandel dua pekerjaan sekaligus.

"Kau harus tetap hati-hati disana. Meskipun nantinya manusia tidak mengetahui siapa dirimu. Namun banyak bangsa immortal yang akan mengenalimu" kata Darell mengingatkan Lucas untuk selalu berhati-hati

"Iya....iya. Tanpa kau beritahu, aku juga sudah mengerti"

Darell memberikan kedua jari jempolnya sembari berkata 'good' kepada Lucas. Lucas tak menanggapinya. Kini ia benar-benar fokus kepada barang bawaannya. Meneliti satu demi satu agar nanti ia tak perlu repot-repot mengambil ke castle nya jika ada yang tertinggal.

"Aku rasa cukup ini saja yang aku bawa. Oh..ya kau sudah membelikan aku rumah seperti yang aku pinta kan?" tanya Lucas kepada Beta nya

"Sudah Luc. Semuanya telah aku persiapkan jauh-jauh hari"

Lucas menganggukan kepalanya. Semuanya telah beres. Tinggal dirinya saja yang kurang. Pengalaman hidup barunya akan segera di mulai. Berada di lingkungan manusia memang bukanlah hal yang pertama. Namun bekerja di tempat manusia lah yang menjadi pertama baginya.

"Semoga kau menemukan matemu disana ya Luc. Kalau bisa pepet terus jangan kasih celah buat dia mengelak. hahah" nasihat Darell yang notabenya masih sendiri dan belum menemukan belahan jiwanya

"Semoga saja begitu. Kau doakan saja yang terbaik untukku nanti"

Darell hanya menjawab dengan bahasa isyarat tangan lagi. Dan kali ini dengan bentukan tangan yang mewakilkan kata 'oke'.

Lucas tak memedulikan hal itu. Toh juga ia sudah paham betul dengan sifat Darell. Pernah ia bertanya mengapa Darell sering menggunakan bahasa isyarat tangan seperti itu. Dan Darell menjawab dengan entengnya. Katanya "Ketika ada yang lebih irit, ngapain kita menggunakan yang boros"

Lucas awalnya takjub dengan pemikiran Darell yang memang benar sih. Namun perumpamaan yang ia gunakan tidak lah tepat dengan apa yang mereka bahas. Seharusnya Darell menggunakan kata-kata itu ketika akan menghemat listrik, air maupun makanan. Itu yang akan lebih tepat.

Lucas memandang jam yang tertempel di dinding. Sudah hampir larut malam. Ia mengode Darell untuk kembali ke kamarnya. Namun Darell sama sekali tidak bergeming.

"Kau tak mau tidur?"

"Hah? maksudmu tidur di sini?" tanya Darell dengan tampang sok polosnya

"Aku masih lurus!"

Darell menyenggir kuda.

"Aku tidak bertanya kau masih lurus atau tidak. Tapi jika kau kesepian aku bisa menemanimu malam ini" Kata Darell sembari mengedipkan matanya.

Lucas menatap horor Darell. Sekesepian apapun dirinya. Ia bersumpah tak akan mau di temani tidur dengan seorang laki-laki. Terlebih lagi yang bentukannya seperti Darell.

Tak ingin berlama-lama dengan Darell yang semakin hari kian parah. Lucas mendorong paksa tubuh Darell keluar kamarnya.

"Sana kembali ke kamarmu. Jangan kau ucapkan kata-kata menjijikan seperti tadi. Kau membuatku ngeri"

Darell tersenyum. Lucas semakin ngeri setelah membaca pikiran Darell. Apa Darell sudah tak waras? Ia menginginkan Lucas?

Lucas langsung menutup pintu dan menguncinya. Tak peduli dengan Darell yang saat ini tengah tertawa terpingkal-pingkal.

"Hahah...Luc...Luc. Ternyata mudah juga membuatmu takut seperti itu"

Darell meninggalkan kamar Lucas. Di sepanjang jalan menuju kamarnya pun ia masih saja tertawa. Bahkan saat sampai di kamarnya, ia masih tertawa hingga ketika ia tersedak barulah dia berhenti.

"Uhuk...uhuk...dasar nyamuk tak tahu sopan santun. main nylonong aja masuk mulut orang sembarangan!"

Darell mengambil minum di atas nakasnya. Membiarkan nyamuk yang telah masuk kedalam mulutnya semakin masuk ke dalam tubuhnya. Hingga membiarkan alam yang akan mengurusnya nanti.












TO BE CONTINUE

Jangan lupa Vote, komen sebanyak-banyaknya ya guys🔥
Sampai bertemu dengan aku , kalau sudah up lagi😂
Maaf ya baru bisa up hehe

                                16 Sepetember 2020








My Mate Is Psychopath (END)Where stories live. Discover now