Seorang laki-laki di sebelah Ben menepuk bahu Ben agak keras membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan.
"Tidur lagi? Apa kau pergi ke warnet lagi, hah?" tanyanya sambil tersenyum.
"Kalau sudah tahu, kenapa harus tanya?" tanya Ben terdengar sinis.
Ben mengemasi semua alat tulisnya lalu mematikan komputer setelah itu dia ke luar dari ruang kelas disusul oleh temannya.
Ben dan Karlos menuruni tangga bersama, "Apa di warnet kau belajar untuk masuk universitas, Ben?" tanya laki-laki bermata sipit yang tubuhnya menjulang tinggi melebihi Ben, bernama Karlos Carrington.
"Just for fun," jawab Ben tersenyum tipis.
Ben tiba-tiba meraba saku baju sekolahnya saat dia sudah berada di luar.
"Ada apa?" tanya Karlos heran saat melihat Ben mencari sesuatu.
"Kau bawa handphone milikku?" tanya Ben pada Karlos, tapi Karlos hanya menggelengkan kepalanya tidak tahu.
"Tunggu aku, aku akan kembali ke sini," ujar Ben tergesa-gesa, lalu dia berlari kembali ke dalam sekolahnya untuk mengambil ponsel yang tertinggal.
Ben berlari menaiki anak tangga, sebenarnya ada lift, tapi lift hanya khusus dipakai oleh orang tua siswa dan guru. Ben masuk ke dalam kelasnya lalu beralih menuju ke mejanya, dan menemukan handphonenya tergeletak di bawah.
"Apa aku menjatuhkannya?" tanya Ben keheranan karena melihat ponselnya tergeletak di bawah begitu saja.
Pada saat Ben kembali berdiri tegap usai mengambil ponsel, layar monitor komputer di tempat Karlos menyala begitu saja, padahal tadi Ben ingat jelas kalau semua monitor di kelasnya mati semua.
"Karlos, kau di denda untuk ini," gumam Ben saat dia akan mematikan komputer, matanya melihat sesuatu di layar itu.
Sesuatu keanehan yang tidak biasa terdapat dalam komputer siswa.
"Apa Karlos menonton sesuatu yang ilegal?" tanya Ben heran saat melihat layar yang tiba-tiba berubah menjadi sambungan web yang bersifat ilegal.
Ben mengotak-atik nya, dan terlihat penasaran. Niat hati jika Ben menemukan bukti kalau Karlos menonton hal-hal yang tidak senonoh di sekolah, dia akan langsung membuli Karlos, tapi nyatanya ... suatu hal terjadi begitu saja. Mata Ben membulat sempurna saat melihat sesuatu yang mengejutkan di dalam sana. Apa yang terjadi?
Disisi lain Karlos sedang menunggu kedatangan Ben di gerbang sekolahnya, sudah satu jam dia menunggu Ben, tapi laki-laki itu tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Mata coklatnya terus mengawasi halaman depan, siapa tahu Ben datang dari sana.
Tapi, sampai semua siswa siswi pulang dan tidak menyisakan siapa pun, Karlos yang merasa curiga dan aneh dengan Ben yang tak kunjung datang, akhirnya Karlos memutuskan untuk pergi mendatangi Ben.
Karlos menaiki anak tangga satu persatu sambil memanggil nama Ben berulang kali.
"Ben!" panggil Karlos agak keras, tapi sayangnya tempat ini sudah sepi, dan tidak ada siapapun lagi yang berlalu lalang di sekolah.
Karlos masuk ke dalam ruang kelas sambil melihat ke kanan dan kirinya, "Ben!" panggil Karlos, tapi hasilnya nihil, tidak ada siapapun di ruang kelas dan semua komputer juga sudah mati.
Tapi ada keanehan yang terjadi.
Bukankah itu ponsel Ben? Kenapa ponsel Ben ada di meja Karlos? Lalu ke mana pemiliknya?
Karlos mengambil ponsel milik Ben dan membawanya sambil mencari sang pemilik handphone canggih.
"Ben!" panggil Karlos saat dia sudah berada di depan toilet siswa.
Tidak ada sahutan dari Ben atau siapa pun. Ke mana perginya Ben?
"Apa dia pergi ke warnet?" tanya Karlos sambil berpikir positif kalau Ben pergi ke warnet seperti biasanya.
***
07.00
Semalaman ini Karlos tidak tidur dengan nyenyak karena memikirkan Ben yang tidak kunjung memberikannya kabar atau datang ke rumahnya untuk mengambil ponselnya, sebenarnya apa yang terjadi dengan Ben? Apa dia tidur di warnet?
"Ben Blaxton," panggil Joanna yang sedang mengabsen seluruh murid-muridnya.
Semua orang langsung menoleh ke arah Karlos, karena dia dikenal dekat dengan Ben.
"Apa Ben titip absen sama kamu? Ke mana dia?" tanya Joanna selidik.
Karlos terlihat kebingungan, dia sendiri saja bingung dengan keberadaan Ben, kenapa guru yang bernama Joanna malah memusatkan pertanyaan padanya?
"Aku ... tidak tahu ada di mana," jawab Karlos sekenanya, tapi dia jujur.
"Apa dia datang ke warnet lagi?" tanya Joanna terlihat kesal.
"Aku tidak tahu. Nanti aku akan memeriksanya di sana," jawab Karlos tanpa ragu-ragu.
"Bagus. Kalau sudah ketemu dengannya, suruh dia datang ke ruang guru," ujar Joanna pada Karlos yang hanya mengangguk saja sebagai jawaban.
Karlos juga bingung kenapa Ben tidak ada di mana pun, ke mana dia? Apa dia diculik seseorang? Selain suka membolos, Ben ternyata sangat jago menghilang seperti ditelan bumi.
Bahkan saat jam pembelajaran telah usai, Karlos langsung pergi ke warnet tempat biasa Ben pergi hanya untuk bermain-main, dia melihat ke kanan dan kirinya tapi tidak melihat siapa pun yang sedang bermain di warnet.
Warnet ini sangat sepi atau kah Karlos yang sangat cepat datang tepat saat bubaran seluruh siswa Andromexius School?
Tapi, pada saat dia akan pergi dari warnet karena tidak dapat menemukan Ben, salah satu komputer menyala begitu saja membuat Karlos menoleh ke arah tempat penjaga warnet.
Apa semua orang di tempat ini juga ikut menghilang seperti Ben?
Karlos berjalan ke arah komputer yang menyala dengan tiba-tiba, lalu dia duduk di sana seolah ada magnet yang mendorongnya untuk duduk dan menyaksikan semuanya.
Mata Karlos melebar sempurna saat melihat layar itu berubah menjadi warna merah darah, apa ini sungguhan? Jantung Karlos berdetak dengan kencang saat membaca tulisan yang di bold berwarna merah.
YOU DIE
Karlos berdiri dari tempatnya menuju ke toilet warnet dan menutup pintu kamar mandi rapat-rapat. Tangannya mengeluarkan sesuatu dari tas hitam berlogo sekolah Andromexius School.
Sebuah cutter tajam dipegang nya dengan tangan gemetar dan keringat yang bercucuran. Lalu tanpa aba-aba cutter yang dipegang Karlos mengukir sesuatu di pergelangan tangannya yang memunculkan darah yang bercucuran ke lantai kamar mandi.
Darah mulai bermunculan sangat banyak saat tulisan itu selesai di tulisnya di pergelangan tangannya. Napas Karlos seperti tercekat, merah darah yang terus bermunculan di pergelangan tangannya tidak bisa di kendalikan, tangannya mulai melemas, perlahan-lahan mata Karlos tertutup dan napasnya menghilang.
Hal-hal di luar nalar manusia baru saja terjadi, dalam sekali ketik di layar komputer bisa menghilangkan nyawa seseorang dengan begitu sadisnya. Hal-hal yang seharusnya tidak boleh terbuka akhirnya terbuka hanya karena sebuah rasa penasaran sesaat yang bisa menyebabkan kematian.
🚫 DON'T CLICK 🚫
"Don't click! If you want to survive."
Ini baru permulaan yeorobbun. Harap sabar dan jangan grasak-grusuk:v
-
Dalam bahasa Jerman Früh artinya awal
Jangan lupa Vote dan Comment
Share cerita ini ke sosmed kalian
Ayu Maulida
YOU ARE READING
Don't Click [END]
Mystery / ThrillerAkibat salah click di sebuah video yang dilarang dibuka disitus tersembunyi, seorang murid dari sekolah elit Andromexius School meninggal begitu saja tanpa sebab, pelaku pembunuhan tidak berwujud, dan misterius. Banyak dari mereka yang tidak mengeta...
1. DON'T CLICK ! FRÜH
Start from the beginning
![Don't Click [END]](https://img.wattpad.com/cover/187747029-64-k900961.jpg)