"Mereka berdua, Cocok!"

Surya mengnggukan kepalanya.

Setelah bumbunya matang lalu disiram air dan tunggu hingga mendidih, kemudian masukan ikan patin yang sudah di bersihkan. Jangan lupa tambahkan garam, micin, dan irisan tomat.

"Jangan lupa daun salam," ucap Nenek pelan.

Santi yang mendengar itu melirik ke arah Doni yang sama sekali tak berkutik, laki-laki itu tidak mendengar.
"Kak, kasih salam!"

"Assalamualaikum, ikan patin."

Sontak saja aksi Doni tersebut membuat semua yang berada di dapur tertawa terbahak-bahak, termasuk Nenek. Santi sampai harus memegangi perutnya.

"Goblok... Hahahaha." Surya terbahak keras hingga sudut matanya berair.

"Doni, Doni... " Jamal tertawa tak habis pikir, bisa-bisanya temannya satu itu bersikap bodoh demikian.

"Emang salah ya?" Doni meringis sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Salah lah," sahut Santi cepat.

"Ini, nak Doni! Ini namanya daun salam," tunjuk Nenek memasukkan daun salam ke dalam wajan.

"Maaf, Nek. Doni pikir itu... " Doni tak melanjutkan ucapannya, ia menyengir lebar.

Nenek menggeleng-gelengkan kepalanya, tak lama kemudian pindang ikan patin yang mereka masak telah tersaji di atas meja makan, begitu juga sambal yang dibuat oleh Nenek.
__

"Eh... Udah bangun?!" Gilang mendekati ranjang lalu duduk ditepian, ia membantu Ica duduk dan bersandar.

"Kak Gilang, sejak kapan disini?" tanya Ica serak.

"Sejak lo masih tidur," jawab Gilang tersenyum. "lo harus sembuh,"

Ica mengangguk lemah, ia tersenyum tipis walau kepalanya masih sedikit pening.
"Argh... "

"Kenapa? Masih sakit ya?" Gilang menatap sedih Ica yang meringis.

Ica menggeleng lemah, "Gak apa-apa kak, Ica udah sehat sejak ada kak Gilang disini!" Ica tersenyum tipis dan menatap sendu wajah Gilang.

Gilang terkekeh, "Bisa aja! Lo harus sembuh, gue gak mau lo sakit, disini juga ikut sakit." Gilang menunjuk sebelah dadanya.

Ica terkekeh pelan, ia menunduk sesekali meremas tangannya.
"Kenapa nunduk?" Gilang memegang dagu Ica lembut.

Ica menggeleng, "Ica lagi jelek," lirihnya.

"Lo selalu cantik dimata gue," balas Gilang tersenyum manis. Tangannya menggenggam tangan mungil Ica yang terasa hangat, meremasnya pelan tanpa sadar.

"Gue sayang banget sama lo, Ca. Maafin gue, lo sakit karena gue."

Ica tidak setuju dengan penuturan Gilang, "Ica sakit bukan karena kak Gilang, tapi emang udah gilirannya aja."

"Gue, ngerasa bersalah banget," Gilang menunduk menatap tangan Ica yang berada di genggamannya.

"Jangan ngomong gitu ah, Ica gak suka," lirih Ica berkaca-kaca.

"Tapi emng bener, Ca." Gilang terus menunduk, hatinya sungguh dilanda rasa bersalah. Karenanya Ica jadi sakit, coba saja kemarin ia tidak membiarkan Ica memborong escream, pasti gadisnya saat ini baik-baik saja.

"Hiks... En-ngga git-uu." Ica terisak lirih.

Gilang terkejut mendengar isak tangis Ica, tanpa aba-aba ia mendekap tubuh lemah gadisnya, bibir gadisnya terlihat bergetar. Air mata terus keluar dari mata yang selalu menatapnya penuh cinta.

"Sayang, jangan nangis."

"Maaf, maaf. Gue gak akan gitu lagi." Gilang mengeratkan pelukannya sesekali mengecup pelipis Ica.

"Ica laper," cicit Ica mendusel dileher Gilang.

Gilang tersenyum kecil, "Ya udah, gue ambilin dulu."

"Gak mau ditinggal, Ica ikut," ujar Ica memanyunkan bibirnya.

Gilang berdiri lalu membantu Ica untuk bangun dari tempat tidur, ia merangkul pinggang Ica membantunya berjalan hingga sampai di dapur.

__

"Penganten baru, baru nongol," celetuk Doni mengerling jenaka ke arah Gilang.

"Awhh... " teriak Doni ketika bibirnya dipukul oleh Santi. "apaan sih, lo!"

"Mulut lo, Kak. Sembarangan banget." Santi melotot horror hingga mata itu hampir keluar.

"Becanda doang, San. Sakit nih bibir seksi gue," dengus Doni.

Santi mendengus sinis, ia menarik kursi lalu duduk. Dilihatnya Gilang yang membantu Ica untuk duduk dikursi meja makan, dengan cekatan laki-laki itu mengambilkan makan siang untuk Ica.
"Kak, Ica bisa sendiri. Gak usah!"

"Gak apa-apa, makan pake ini ya," balas Gilang mengambil pindang sambil tersenyum.

"Ayo makan-makan!" ajak Surya mendudukan bokongnya dikursi.

Semuanya larut dengan kelezatan pindang ikan patin, termasuk Ica yang nafsu makannya mulai membaik.

_____
Ayoo votee, share ke temen-temen yaa, kasi tau ada cerita romantis dilapak ini wkwkwkw

GILANG FALLS [COMPLETED]✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora