27. Mak Comblang

619 70 13
                                    

27

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

27. Mak Comblang








Selain dikenal sebagai sekolah bergengsi yang meraih banyak prestasi, High School near Central juga dikenal sebagai sekolah para murid biang gosip. Sedetik satu orang tau maka detik berikutnya semua orang akan tau. Berita sekecil apa pun itu pasti akan cepat menyebar di sekolah ini. Begitu pula dengan kabar bahwa Ara dan Daniel berpacaran. Murid-murid tak henti-hentinya menceritakan kedua manusia itu. Membuat telinga Iqbal menjadi panas mendengarnya.

“Bisa-bisanya Ara jadian sama itu cowok edan,” ujar Leo terheran-heran.

Arza mengangguk setuju. “Menurut lo Ara sama itu si Daniel cocok gak, Bal?” tanya Arza pada Iqbal.

Iqbal sontak menoleh dengan tatapan tajam membuat nyali Arza seketika menciut. Leo yang melihat itu menahan diri agar tidak terbahak. Sudah tau Iqbal sedang sensi, tapi masih saja Arza memancing.

“Gak gitu maksud gue. Ya Ara mana cocoklah sama Daniel. Dia kan cocoknya sama lo,” kata Arza. Cowok itu mendekatkan kursinya pada Iqbal.

Dipta menoleh dengan wajah lempeng. “Lo cemburu, Bal? Bukannya lo pacaran sama Dinda?” tanya Dipta pada Iqbal.

“FRONTAL SEKALEHHH!!!” seru Leo sambil menggebrak meja.

Arza ikut menggebrak meja mengikuti jejak Leo. “JANGAN DISENSOR KALAU BERANEHHH!!!” balasnya.

“Pacaran?” ujar Iqbal bingung.

“Lah? Kan lo balikan sama Dinda. Begimane sih?” Leo terheran-heran.

Iqbal terdiam. Cowok itu mencoba mencerna ucapan tersebut. Ia menoleh pada Dinda yang kini sedang duduk di bangkunya. Mata Iqbal seketika melebar karena telah memahami kalimat yang diucapkan Leo. Tanpa ba-bi-bu cowok itu beranjak dari duduknya lalu menarik tangan Dinda keluar dari kelas. Menghadirkan tatapan bingung dari teman-temannya terutama Ara.

*****

“Aduh tanganku sakit banget, Bal. Lepasin,” ujar Dinda meringis karena Iqbal menyeretnya.

Iqbal berhenti berjalan lalu menghempas tangan Dinda dengan kasar. Saat ini mereka sedang berada di sebelah gudang, tempat ini sangat sepi karena murid-murid jarang ke sini. Cowok itu memandangi Dinda dengan mata elangnya. Membuat Dinda menunduk karena tidak berani menatapnya.

“Kenapa Bal?” tanya Dinda membuka obrolan.

“Gosip tentang kita balikan. Lo yang nyebarin?”

Dinda mengangkat kepalanya. Cewek itu mengangguk lalu tersenyum. “Iya, aku yang nyebarin. Kenapa?” tanya Dinda.

“Kita gak balikan,” kata Iqbal penuh penekanan.

“Tapi bakal kan?” ujar Dinda dengan penuh percaya diri. “Kamu jangan malu-malu gitu, Bal. Apa perlu aku yang ngajak kamu balikan?” katanya lagi.

ARayaWhere stories live. Discover now