19. Kaktus & Kamu

602 70 13
                                    

19

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

19. Kaktus & Kamu

"Kamu itu ibarat kaktus. Indah namun berduri. Jika salah bergerak sedikit saja pasti akan melukai" - Sandrana Aisyah











Matahari bersinar, langit berwarna biru dan burung berkicau saling bersahut-sahutan seolah menyambut pagi yang cerah ini. Ara bergegas turun dari motor besar Iqbal yang kini sudah berada di parkiran. Kedua manusia itu baru saja sampai ke sekolah.

Setelah melepaskan helm, Ara langsung merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan. Hari ini Ara menggunakan bandana warna biru kesukaannya. Ara menyukainya karena bandana itu adalah pemberian Iqbal. Cowok itu bilang kalau dia suka ketika melihat Ara menggunakan bandana.

"Ayo Bal," kata Ara. Cewek pendek itu menggosokkan tangannya yang terasa agak dingin. "Hoodie kamu gak dibuka?" tanya Ara.

"Waktu di kelas baru gue buka," jawab Iqbal dengan ekspresi andalannya. Datar.

"Ya udah. Ayo!" Ara menarik tangan Iqbal dari parkiran menuju koridor sekolah. Sesaat kemudian Ara langsung mundur dua langkah ke belakang karena Iqbal menghentikan langkahnya. Ara membalik badannya lalu menatap Iqbal dengan wajah bertanya.

"Dingin?" tanya Iqbal masih dengan wajah datarnya.

Ara mengangguk pelan. "Dikit," ujar Ara.

Iqbal tak menjawab. Cowok itu hanya diam. Iqbal ragu-ragu. Tak lama kemudian Iqbal membuka tasnya lalu mengambil minyak kayu putih yang tadi sengaja ia bawa. Sesaat kemudian Ara tersentak kaget karena Iqbal meraih kedua tangannya. Cowok itu meneteskan minyak kayu putih ke tangan Ara lalu mengusapnya. Setelah agak lama Iqbal memegang tangan kanan Ara lalu memasukannya ke saku hoodie.

Diam-diam Ara mengulum senyum. Perlakuan sederhana Iqbal mampu membuat darah cewek itu berdesir hebat. Ara suka ketika Iqbal perhatian padanya. Ia juga tak menyangka di balik sifat kaku Iqbal ternyata cowok itu sangat memperhatikan Ara. Secuek-cueknya Iqbal, sedingin-dinginnya Iqbal. Cowok itu tidak pernah mengabaikan Ara.

"Kalau aku baper gimana, Bal?" tanya Ara pada Iqbal.

"Ya gitu," jawab Iqbal seadanya. Karena cowok itu tidak tau harus menjawab apa.

Ara dan Iqbal melangkahkan kaki menyusuri koridor sekolah yang tampak ramai karena lima menit lagi bel masuk akan berbunyi. Suasana yang tadinya sudah heboh kini semakin heboh ketika melihat tangan Ara yang berada di saku hoodie Iqbal. Kaum hawa menjerit tertahan melihatnya. Para cewek-cewek yang sudah lama menyukai Iqbal seketika patah hati.

Kedua remaja itu melangkah masuk ke dalam kelas. Baru satu langkah mereka langsung berhenti berjalan ketika melihat keadaan kelas yang acak-acakan. Cleo, Leo dan Arza yang sedang main Tiktok goyang banjar. Resha yang mondar-mandir membereskan kelas. Zara yang tertidur pulas di mejanya. Dipta yang duduk diam sambil melirik ke arah Cleo lalu anak-anak kelas yang bergosip dan bermain kartu. Keadaan kelas benar-benar seperti kapal pecah.

ARayaDär berättelser lever. Upptäck nu