4. Left

1.2K 110 22
                                    

4

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

4. Left





Ara berjalan dari parkiran menuju kelas sambil senyam-senyum. Cewek berambut sebahu itu sedang sibuk membalas pesan yang dikirim oleh Haikal tanpa mempedulikan Iqbal yang sedang berjalan di sebelahnya.

Dari semalam Haikal mengirimi Ara pesan sampai membuat cewek itu memekik histeris. Apalagi ketika Haikal mengirim pesan gombalan maut yang sering dipakai Sehan kalau mau baperin anak orang.

Contohnya begini. 'Lo itu Kalsium Nitrogen Titanium Kalium' atau 'penyederhanaan dari 9x-7i>3(3x-7u) apa?'. Meskipun gombalannya basi, tapi kalau Haikal yang gombal pasti Ara baper setengah mampus sampai guling-guling.

Sedikit informasi. Ara dan Haikal semakin akrab semenjak mereka bertemu di kafe lalu jalan-jalan ke taman kota. Tapi Ara tidak ada rasa cinta pada Haikal. Karena hati Ara itu hanya untuk Iqbal seorang. Ara tidak akan goyah.

Ara terus membalas pesan dari Haikal tanpa melihat jalan. Jadi sebelum Ara menabrak tiang bendera, Iqbal langsung menahannya dengan menarik ransel gadis itu. Ara yang ditarik sontak berjalan mundur dua langkah ke belakang. Ara menatap Iqbal dengan ekspresi bertanya-tanya.

“Lo pikir itu tiang bendera mau dicipok sama lo?” tegur Iqbal dengan wajah datarnya.

Ara meringis malu lalu tersenyum canggung. “Maaf,” ujar Ara pelan.

Kedua orang itu kembali berjalan menyusuri koridor sekolah. Ara kembali menunduk sambil memainkan ponselnya. Baru kali ini Iqbal melihat Ara yang tampak sangat sibuk dengan ponsel saat pagi.

Biasanya jika berjalan begini Ara akan terus cuap-cuap mengajak Iqbal mengobrol. Lagi, Iqbal menarik ransel Ara karena gadis itu hampir menabrak tiang. Cewek pendek itu kembali menoleh.

“Kalau jalan yang bener, Ra!” ujar Iqbal mulai kesal.

“Maaf,” ujar Ara lagi. Cewek itu memasukan ponselnya ke saku lalu menatap Iqbal.

“Apa?” tanya Iqbal.

“Kapan lo jadiin gue pacar?” tanya Ara dengan wajah tengilnya. Membuat Iqbal sontak menghela napas berat.

“Gak bakal pernah,” ujar Iqbal.

“Kalau gitu jadiin gue istri lo aja. Yang kesekian juga gak pa-pa,” ujar Ara mencoba bernegosiasi.

“Gak usah ngaco,” balas Iqbal sambil menarik rambut Ara.

“Nanti yang jagain gue siapa?” tanya Ara sedih. Karena dari sejak kelas 10, kalau Ara kemana-mana selalu Iqbal yang nemenin. Menyebrang jalan saja harus dituntun oleh Iqbal seperti anak TK.

“Belajar mandiri Ra. Suatu saat nanti lo bakal berkeluarga,” ujar Iqbal menasehati. Sudah seringkali Iqbal menasehati Ara. Tapi cewek itu sangat bebal. Iqbal tidak tau lagi cara apa harus ia pakai untuk menasehati Ara.

ARayaWhere stories live. Discover now