10. Split Personality

775 80 18
                                    

Baca part ini bae-bae, wkw.

Baca part ini bae-bae, wkw

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

10. Split Personality











Detik jam di dinding berbunyi mengisi ruangan bernuansa biru. Seorang perempuan sedang terlelap di kasurnya dengan keringat bercucuran dari pelipis membuat bantal yang ia pakai basah. Tak lama kemudian Ara terbangun dari tidurnya. Cewek pendek itu mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk. Jantungnya berdegup kencang. Badannya gemetar ketakutan. Ara menggigit ujung selimutnya karena merasa cemas.

Setelah sekian lama suara-suara aneh itu kembali menghantuinya. Ara sudah mencoba tak peduli tapi tetap saja tidak bisa. Suara itu semakin jelas terdengar. Sudah lama Ara dihantui oleh suara-suara tersebut. Ara seperti merasa diteror. Cewek itu melirik ke arah jam dinding yang kini menunjukkan pukul 09.30 malam. Ara meraih gelas berisi air di nakas lalu meneguknya hingga tandas.

Ara memijat pelan pelipisnya yang terasa pusing. Cewek itu berangsur turun dari ranjangnya lalu keluar kamar untuk mengambil minum. Ia melirik ke ruang tengah yang sudah sepi. Mungkin orang di rumah sudah tidur. Karena biasanya Fela akan menyuruh anak-anaknya tidur ketika jam telah menunjukkan pukul 9 malam.

Ara menghidupkan saklar lampu di dapur. Ia berjalan menuju dispenser untuk mengisi gelasnya yang kosong. Saat sedang mengisi air tiba-tiba saja gelas yang sedang dipegang Ara terlepas dari genggaman karena ia kembali mendengar suara-suara aneh tersebut. Ara menutup kedua telinganya menggunakan tangan. Cewek itu terduduk di lantai karena ketakutan. Ara berteriak kencang.

“Lo siapa sih?! Stop gangguin gue!” teriak Ara frustrasi.

“Gue takut sumpah,” lirih Ara. Cewek pendek itu mulai menangis.

Tak lama kemudian Zein datang menghampiri Ara. Cowok itu melotot kaget karena melihat pecahan gelas di lantai. Ia semakin kaget karena melihat Ara sedang terduduk sambil menangis. Apalagi kaki Ara berdarah karena menginjak pecahan gelas tersebut.

“Lo kenapa, Ra?” tanya Zein panik.

Ara sontak mengangkat kepalanya lalu memeluk Zein dengan erat. Ia melupakan bahwa mereka bermusuhan. “Gue takut gue takut. Dari tadi ada suara-suara aneh. Gue takut,” ujar Ara masih menangis.

“Suara apa? Ngaco kali lo,” ujar Zein.

“Enggak! Suara itu sering banget gangguin gue,” ujar Ara.

“Lo lagi halusinasi ya? Makanya jangan sering-sering baca Wattpad! Ngehalu kan jadinya,” ujar Zein mengomel membuat Ara semakin menangis kencang.

Bersamaan dengan itu Fela datang bersama Karin dan juga suaminya. Ketiga orang itu terperanjat kaget karena Ara sedang menangis kejar.

“Kakak teh kenapa?” tanya Fela panik. Wanita berumur itu semakin panik ketika melihat kaki Ara yang berdarah. “Kaki kakak juga kenapa ya ampun!”

ARayaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum