Bagian 23

31 17 12
                                    

"Jangan pernah memikirkan hal yang selalu membuatmu terluka. Terkadang, semua orang perlu memikirkan kebahagiaan melalui sebuah imajinasinya"

Salma hampir terkejut karena kedatangan Nathan didepannya. Ia tidak menyangka bahwa Nathan datang sepagi ini untuk menjemput nya. Setelah sarapan Salma langsung keluar rumahnya untuk berangkat, namun baru sampai di pintu depan ia sudah dikejutkan Nathan yang berdiri tepat didepan pintu. "Ngapain lo kesini?"ucap Salma ketika melihat kehadirannya.

"Kenapa?"

Salma menghela nafas pendek,"Ya kan, gue nanya. Ngapa lo balik nanya?"

"Mau nyari lo. Berangkat sama gw"jawabnya TTP.

Salma hanya ber-oh ria dan melangkah.

Salma berjalan mendahului Nathan, tanpa menoleh ke belakang ia bisa tau bahwa Nathan mengikutinya. Salma sampai disamping mobil Nathan dan membukanya, Salma masuk. Mobil Nathan mulai melaju meninggalkan pekarangan rumah Salma. Suasana begitu hening, tak satupun mau memulai pembicaraan. Udaranya begitu sejuk, sejuk dingin maksudnya. Salma menggosokkan kedua tangnnya di bagian lengan, agar mendapatkan sedikit kehangatan.

Nathan melihatnya, sudut bibirnya sedikit terangkat melihat tingkah laku Salma. Ia melihat kaca disamping tempat duduk Salma terbuka, pantas kedinginan. Bego. Nathan menaikan kaca yang ada disebelah Salma, ia spontas menoleh ke arah Nathan.

"Makasi"ucap Salma ke arah Nathan.

"Hm"singkatnya dan kembali fokus menyetir mobil.

Setelah kurang lebih lima belas menit. Mereka sampai diparkiran sekolah, Salma tidak mengetahui itu. Ia tertidur, dan Nathan sengaja tidak membangunkannya. Nathan melihat disekitar halaman sekolah, lumayan banyak siswa yang sudah datang. Ia melirik ke arah Salma, masih tertidur.

"Bangun!"serunya tanpa menyentuh Salma.

Salma mebuka matanya, tapi kembali menutupnya lagi. Nathan menghela nafasnya, ia kembali mencoba membangunkan Salma dengan caranya tanpa menyentuhnya.

"Bangun! Kalo gak, gw tinggal"perintahnya lagi. Dengan cepat Salma membuka matanya, hal yang pertama ia ketahui adalah Salma telah berada di parkiran sekolah. Nathan membuka pintu dan turun, tanpa disusuli Salma. Ia mengernyit bingung dengan gadis itu, pasalnya ia tak kunjung keluar dari mobil."Ngapain masih disana?"ujar Nathan, kembali membuka pintu melihat gadis itu.

"Nggak mau turun disini"tolak Salma.

"Terus?"

"Pulang aja"

"Sana pulang sendiri"

"Jahat!"

"Bodo amat"

"Pliss, kan gue udah pernah bilang sama lo. Jangan turunin di area sekolah"

"Ya terus?"

"Gimana kalo ada yang liat gue sama lo satu mobil, bego banget"

"Emang kenapa, masalah?"

"Iya masalah! Gue yang bakalan kena masalah, bukan elo!"

"Emang gue pikirin?"

Salma mulai kesal jika beradu bacot dengan pria itu"Yaudah, sana pergi. Pergi, pergi, hus"

"Oke"

Nathan menutup pintu mobilnya. Salma melotot melihat Nathan yang sudah ada disamping pintu mobil, ia hendak membukanya namun dari dalam Salma menggeleng kepalanya pelan. Percuma. Percuma Salma menolak, jika Nathan tetap akan membukakannya pintu. Tapi yang namanya Salma selalu punya cara tersendiri. Salma tetap duduk tanpa berkutit sedikitpun dari posisinya. Nathan kewalahan menariknya keluar, tapi Salma berpegangan pada kursinya.
"Batu banget"

Love Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang