Bagian 20

37 21 11
                                    

"Karena seseorang tak pernah menebak bagaimana takdirnya besok ataupun lusa"


HAPPY READING!
°

°°°°°°°°


.

Derapan langkah kaki bergema di sepanjang koridor. Suasana sekolah yang masih sepi adalah hal yang paling terlihat saat memasuki gedung ini. Gadis itu melangkah menuju kelasnya yang tidak jauh dari tempatnya berada saat ini.

"Hmm, masih sepi rupanya"hela Salma menuju bangkunya.

"Tunggu aja kali ya"tambahnya lagi.

Setelah sekitar menunggu sepuluh menit lamanya, siswa kelas tak kunjung datang. Salma merasakan sesuatu menyelimutinya. Kantuknya datang disaat waktu yang tidak tepat ini. Dengan terpaksa ia harus menutup matanya perlahan, dan membawanya ke alam mimpi.

Kringgg.

"Sal bangun, udah bel"ucap Lia kepada Salma yang masih tertidur.

"Sal udah mau masuk nih gurunya, cepet bangunn"tambah Manda.

Samar Salma dapat mendengar ucapan dua sahabatnya itu. Tapi bagaimanapun, Salma tidak rela jika harus membuka matanya disaat ia bermimpi. Ia mencoba membuka matanya perlahan, dengan sangat lambat. Pandangannya tertuju pada satu orang disamping bangkunya yang sibuk dengan buku dan pulpennya.

"Eugh.."Salma meregangkan ototnya. Ia tak sadar jika jam pembelajaran sudah mulai.

"Siapa itu?"ucap Bu Mela, guru yang mengajar IPS.

Salma mendengar suara Bu Mela spontan menegakkan badannya. Rambutnya yang agak berantakan terlihat jelas dan wajah khas bangun tidur. Semua pandangan menuju ke arah Salma.

Salma hanya bisa diam mematung saat ini.

Ia lalu melihat ke bangkung yang ada disampingnya. Disana ia melihat Nathan, ia terlihat begitu sibuk. 'Tega banget nggak ada yang bangunin gue'ucapnya dalam hati.

"Salma! Kenapa kamu tidak mencatat materi yang ibu sampaikan?"tanya Bu Mela saat melihat Salma tidak mengeluarkan satu buku pun di atas mejanya.

"Ee.., sekarang dicatat buk"ucap Salma canggung.

"Kemana saja kamu dari tadi hah?"tambah Buk Mela lagi.

"Duduk buk"jawabnya membuat guru yang mengajar melotot ke arah Salma.

"Kalau kamu duduk seharusnya catatan kamu sudah selesai, mana catatan kamu?"ucap Buk Mela yang berjalan ke arah bangku Salma.

Salma menengang. Lia yang memperhatikannya hanya bisa mengintruksi untuk meminjam catatan Nathan, teman sebangkunya. Namun Salma menggeleng, Buk Mela tepat ada di hadapan bangku Salma. Salma mengehela nafas panjang, keringat dinginnya keluar begitu saja.

"Mana catatannya?"minta Buk Mela.

"Ngga-"ucapannya terpotong saat pria disampingnya membalas ucapan Buk Mela.

"Ini buk"ujarnya memberikan buku catatan yang dibuatnya tadi.

"Punya siapa ini?"tanya Buk Mela tidak percaya.

Love Story ✓Where stories live. Discover now