Rara mengangguk lalu meninggalkan Gilang sendiri di dalam kamar. Besok ia akan pulang ke jogja dan Rara harus bersiap dari sekarang. Ia melipat baju-bajunya lalu dimasukkan ke dalam koper.

Gilang keluar dari kamar dengan kaos hitam yang membalut tubuh tegapnya serta celana training panjang dan sandal jepit merk swallow berwarna hitam. Ia akan pergi berkumpul bersama teman-temannya diwarung gaul. Ditangannya sudah tersampir jaket hitam yang baru saja ia ambil dari jemuran belakang rumah, cuaca saat ini sangat panas dan jaket ini berguna untuk melindungi kulitnya dari paparan sinar matahari langsung. Gilang bukannya takut gosong, ia hanya tidak ingin kepanasan.

Setelah sampai diwarung gaul, Gilang memesan Mie tumis lengkap dengan telor ceplok dan irisan sosis. Ketiga temannya sudah duduk manis menikmati hidangan masing-masing.

"Lo ngapain ngajak kita ketemuan, cieleh bahasa gue," ucap Doni bergidik.

"Ntar aja bahasnya abis gue makan," jawab Gilang menerima piring berisi mie tumis dari pemilik warung.

"Makasih mang ujo," ucap Gilang.

Gilang dengan lahap memakan mie tumis yang asapnya masih mengepul, jelas! Baru diangkat dari wajan. Setelah makanan dipiringnya habis Gilang menyambar botol minum milik Jamal.
"Ntar gue ganti," ucap Gilang menenggak air hingga tak bersisa.

"Lo haus apa gimana?" seloroh Doni pada Gilang.

"Bacot lo Don," sahut Surya.

Doni mendesis lalu menyeruput es jeruk yang ada didepannya, ia melirik sinis ke arah Surya.

"Apa lo?" cetus Surya menaikkan alisnya.

Doni memutar bola matanya menghadap ke arah pintu masuk warung, orang-orang hari ini bawaannya ngegas mulu.

"Ono opo to Lang?" tanya Jamal yang sejak tadi hanya diam memperhatikan.

"Jadi Gini, eh bentar," ujar Gilang menyambar es jeruk milik Doni yang masih tersisa setengah.

"Eh Lang, main embat aja," sungut Doni menatap es jeruknya yang habis tak tersisa.

"Seret Don, lo mau gue mati gara-gara lo pelit gak mau bagi minum," ucap Gilang meletakkan gelas dimeja.

"Alesan lo dah, udah ada apaan? Kaya penting banget!" sahut Doni melepaskan topi dikepalanya.

"Lo semua tau kan kalo Serli ngejar-ngejar gue mulu dari kelas sepuluh?"

Ketiganya mengangguk mantap, mereka berempat sudah bersahabat sejak kelas sepuluh, jelas mereka tau siapa yang dekat atau disukai salah satu temannya. Mereka juga sangat hafal dengan Serli, Gadis itu selalu menempeli Gilang dimanapun Gilang berada, hingga saat ini.

Gilang mengela nafas kasar, "Tuh cewek ngejambak Ica tadi."

"HAH?"

"KOK BISA?"

"GILA TUH CEWEK!"

Seru ketiganya bergantian, Gilang melepaskan jaketnya karena merasa gerah.
"Untung aja gue liat," desah Gilah mengibas-ibaskan kerah bajunya.

"Gila gila gila, nekat banget si Serli," cetus Doni tak habis pikir.

"Gue gak nyangka tuh cewek berani banget," timpal Surya.

"Mbak Serli tega banget," ucap Jamal.

"Gue minta tolong sama kalian bertiga, awasin Serli disekolah! Gue takut dia nyelakain Ica lebih dari ini," ujar Gilang.

"Tenang lang, kita bakal bantuin lo," balas Doni diangguki Jamal dan Surya.

Mereka melanjutkan pembicaraan hingga matahari semakin condong ke arah barat.

__

Ica menelungkupkan wajahnya diatas ranjang, malam ini ia tidak keluar untuk menonton televisi bersama Nenek seperti biasanya, kejadian tadi siang membuatnya syokh. Ica tersenyum kala mengingat Gilang yang datang untuk menyelamatkannya dari iblis berwujud manusia, itu julukan baru untuk Serli.

Laki-laki itu terlihat khawatir dan marah diwaktu yang bersamaan. Ica menggeleng keras, karena Gilang juga ia dilabrak Serli tapi ia juga tidak bisa menghindari Gilang, you know-lah kenapa?

Ica sungguh bingung, ia mengambil ponsel yang tergeletak disamping bantal lalu membuka whatsapp, ada beberapa pesan masuk dari Santi dan juga grup kelas. Tidak ada yang dari Gilang, Ica memanyunkan bibirnya.

Lebih baik Ica melakukan live saja di instagram untuk menghilangkan rasa bosannya, Ica meletakkan ponsel diatas meja rias, ia mengambil beberapa alat make up untuk dipoleskan diwajah mulusnya.

Ada banyak orang yang menonton kegiatan live Ica di instagram, mereka semua termasuk followers Ica dan juga teman-teman semasa SMP-nya.

Ica melotot saat user name Gilangabi terpampang dilayar ponselnya, laki-laki itu ikut menonton kegiatan Ica. Ica menunduk menutupi wajahnya, duh gawat!

_____
Kebanyakan orang suka cerita yang udah completed/selesai/end, memang merata begitu, tapi baca yang on going juga gak kalah seru, bikin penasaran dan greget diwaktu yang sama.

Tinggalkan jejak yaa✨

GILANG FALLS [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang