Chapter 15 - Sincere Love

36 4 0
                                    

Hallo teman-teman, Sebuah Rasa Update Chapter Baru lagi. Jangan lupa vomentnya yaa. Happy Reading ❤️❤️

Entah, cinta sejati atau semu. Namun, yang ku tahu hanya mencintaimu dengan tulus. Ingin bersamamu adalah dambaku, memelukmu merupakan sebuah hadiah luar biasa yang Tuhan berikan.

-Sebuah Rasa-

°°°°

Teng ... Tong ... Teng ... Tong ...

Bel sekolah kembali sberbunyi dimana waktunya untuk istirahat pertama bagi para siswa.

"Bunga, kamu mau ke perpustakaan nggak?"

"Nggak dulu, kayaknya aku kurang enak badan. Aku mau tidur."

"Yaudah aku tinggal yaa," ujar Kinan yang mulai tak mempedulikan Bunga lalu berjalan keluar kelas dan menuju perpustakaan tanpa menoleh sekalipun. Bunga mulai memejamkan matanya seraya membaringkan kepalanya di atas meja. Ia mulia tertidur.

Tak disangka-sangka, Saucy berada disamping Bunga dan duduk di bangku Kinan. Ia mulai menyenderkan bahunya ke Kursi dengan posisi kedua tangan yang terlipat di atas dada lalu matanya mulai terpejam.

Beberapa menit kemudian, Bunga terbangun dari tidurnya.

Hoaaammm

Mulai mengangkat tangannya seraya meregangkan seluruh badannya.

"Hei! Sejak kapan kamu disini?!" Teriak Bunga yang tak juga membuat Saucy membuka matanya. Bunga mulai kesal akan hal itu. Emosi yang tertahan dari dirinya tak dapat ia kendalikan lagi. Dengan amarah yang mendarah daging, ia bangkit dari tempat duduknya lalu beranjak pergi.

Tiba-tiba Saucy mulai membuka matanya dan menarik pergelangan tangan Bunga hingga bunga terjatuh di bangkunya lagi. "Bisakah kau diam sebentar?" Tanya Saucy.

"Kenapa? Ada apa? Kalau sudah tak ada yang perlu di bicarakan lagi lebih baik aku pergi." Bunga mulai menghadapkan wajahnya dan memandang Saucy.

Tanpa sepatah kata sekalipun, Saucy mulai membalas pandangan Bunga dan menjulurkan tangannya. Ia menempelkan telapak tangannya di dahi Bunga. Dasar Putri kos, pikirnya.

"Hemm ...," Senyuman kecil mulai mewarnai wajah Saucy.

"Kenapa sih? Bisa nggak jangan ganggu aku lagi? Aku dan kamu itu udah nggak ada apa-apa lagi. Ngerti!"

"Putri Kos, bisa tak berhenti mengomel? Badanmu itu panas. Kamu harus istirahat yang cukup dan juga pergi ke UKS kalau sakit. Jangan di paksakan, aku tau kamu pinter dan rajin tapi bukan berarti badanmu kamu forsir."

"Lalu apa urusannya sama kamu? Ini badan punyaku bukan punyamu. Urusan sehat atau sakit biar aku yang urus sendiri. Ku tegaskan sekali lagi, aku dan kamu sudah tak ada hubungan apa-apa lagi."

"Apa karena kutukan yang kamu bilang itu? Itu hanya mitos."

Bunga mulai memandang Saucy dengan tatapan tajam dan berkata, "Kamu dan aku baru berpacaran, tapi lihatlah! Ayah kamu sudah meninggal lalu apalagi bencana yang akan datang padamu nantinya jika kita bersama. Bagimu itu hanya mitos dan lelucon tapi aku mempercayainya."

"Itu takdir, ayah meninggal bukan salahmu."

Mulai memandang Saucy. "Baiklah, tandanya takdir memang tak pernah mengizinkan kita bersama."

Bunga mulai menutup percakapan saat itu lalu bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan Saucy.

"Bisakah kalian itu diam? Kalian adalah idola sekolah tapi sukanya bikin ribut. Ini sekolah, bukan tempat untuk berpacaran," Ujar salah satu wanita berhijab yang duduk di bangku belakang yang merasa terganggu dengan pembicaraan mereka.

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang