Chapter 27 - Comeback

23 3 0
                                    

Cinta datang layaknya rembulan yang bersinar. Bernaung di atas awan serta memiliki makna yang indah tersirat di dalamnya, tapi berbeda dengan beberapa orang yang memaknainya sebuah luka perih menjalar seperti duri menusuk kalbu.

-Sebuah Rasa-

****

Awan cerah yang telah menyinari semesta membuat gadis cantik jelita itu menengadah ke arah langit sembari menghembuskan nafasnya, ia berusaha menikmati hari ini dan melupakan kejadian kemarin, dimana luka menggerogoti seluruh hatinya. Pria dan wanita paruh baya menghampiri gadis itu, mereka mulai meletakkan tangan ke pundaknya lalu memberikan isyarat dimana sang gadis beriris cokelat itu mengangguk paham. Mereka mulai mempersiapkan barang dan pergi dari rumah lalu ke bandara.

"Rumah itu tak ada yang tinggali apakah nantinya kita akan kembali lagi?" tanya Bunga yang duduk di mobil belakang dengan penuh harapan.

"Tak, rumah kita sudah laku sejak lama. Jadi, kita akan menetap di luar negeri sampai selamanya," ucap ayah Bunga yang duduk di sebelah supir.

Setibanya di bandara, mereka mendorong kopernya dan menunggu jadwal pesawat akan terbang.

Amerika adalah tempat di mana Bunga berada. Dilain sisi, Kinan mencoba menjauh dari sahabatnya. Bahkan, ia tak tau bahwa teman terbaiknya itu pergi ke Amerika.

Kinan hanya sedang termenung di rumah sembari membaca buku favoritnya. Ia, ingin menenangkan diri setidaknya. Belum lama Kinan membaca buku sembari berbaring di tempat tidur, telepon berbunyi. Kinan mengangkat ponsel milihnya yang berada di samping tempat tidur. Tak disangka-sangka. Seseorang, yang bahkan mulai ia pikirkan menelponnya.

"Ada apa kak?"

"Bisakah kita bertemu? Di taman dekat sekolah? Sepertinya ada yang aku ingin bicarakan," ucap Rey yang berada dalam panggilan.

Kinan yang mendengar hal itu, bergegas menjawab, "Iya kak, boleh." Panggilan pun berakhir. Kinan tak mengerti apa yang harus dia lakukan, buru-buru membuka lemari dan beberapa baju. Dia berusaha berdandan semaksimal mungkin untuk bertemu dengan pria yang ia cintai. Ketika hendak mencoba gaun tercantik, tiba-tiba pikirannya mulai kacau. Kinan, kau ini bodoh atau gimana? Dia lelaki yang Bunga cintai, pikirnya yang menghadap ke cermin dan wajahnya seketika menjadi datar.

Gadis kucing itu lalu kembali melepas gaun cantik yang ia kenakan dan berpakaian seadanya.
Di satu sisi, Rey menunggu kedatangan Kinan. Ia mencoba menahan air mata yang terus keluar dari kelopak matanya. Hanya kesedihan yang ia rasakan saat kehilangan Bunga. Beberapa waktu kemudian, Kinan datang ke taman Dan mendapati Rey berlinang Air mata serta hidung yang telah merah.

"Ada apa kak?" Tanya Kinan yang duduk disebelah Rey. Gadis kucing itu mulai khawatir dengan kondisi pria yang ia sayang.

Rey hanya menatap Kinan, sayu. "Bunga pergi ke Amerika."

Ucapan Rey membuat Kinan cukup kaget, Dia pergi tapi tak pamitan denganku. Lalu selama ini aku dianggap apa oleh dia? Pikiran Kinan mulai berkecamuk menjadi derai tangis Air mata. Kinan tak peduli dengan rasanya pada Rey. Gadis itu dengan lantang Dan tegas berkata, "Kak, antarkan aku ke bandara. Tidak, setidaknya aku bisa bertemu dengannya."

"Percuma, Bunga sudah berangkat daritadi."

"Bagaimana bisa dia tak pamitan dengankuuu!!" Teriak Kinan dengan kesal. Rey yang melihat kondisi Kinan, bergegas memeluknya sembari menepuk plan seraya menenangkan gadis kucing itu. Dan, saat itulah perasaan Kinan mulai membaik. Mereka mulai menulis Diary untuk Bunga beserta seluruh kisah tentang Bunga dari SMA sampai sekarang.

Sebuah RasaWhere stories live. Discover now