Chapter 7 - Recognition

288 110 207
                                    

Hallo kawan-kawan, Sebuah Rasa ada chapter baru lagi nih. Jangan lupa mampir yaaa.🙌🙌🙌 Happy Reading 🙌🙌

"Katanya karena aku lagi jatuh cinta sama orang yang ada di hadapanku ini"

-Pangeran Saucy-

°°°°

~Kegaduhan~

Mungkin itulah gambaran suasana di kelas 11 IPA 1. Hanya kericuhan yang terdengar dan suara siswa yang saling bercanda serta bermain di dalam kelas.

Bunga yang kembali dari kelas 12 IPA 1 hanya diliputi rasa kesal dalam dirinya, seakan-akan ada api yang terbakar dalam dirinya.

Ia mulai menghentakkan kakinya seraya kembali ke bangkunya dengan wajah masam dan dahi yang menciut.

Tak mempedulikan keadaan sekitar, Bunga memilih untuk duduk di bangkunya sembari mengeluarkan buku dalam tasnya lalu meletakkannya di atas meja dan membalikkan lembaran buku dengan kasar sebelum akhirnya seseorang memanggil dia,

"Cosinus ... ajarin aku math dong ...," teriak salah satu siswa perempuan yang duduk di belakang Bunga.
Ia menoleh ke belakang dan berkata,

"Maaf, aku nggak bisa. Enak aja! Belajar sendiri! Kan udah ada caranya dibuku!" jawab Bunga ketus.

"Dasar pelit!" terang gadis berbadan tinggi dengan rambut pendek tergerai, Cintya.

"Biarin! Cin, Kamu tau kalo aku kan emang pelit!" terang Bunga yang menoleh kembali ke arah depan dan tak menghiraukan perkataan teman-temannya. Enak aja mereka mau minta ilmuku!, pikir Bunga yang masih durundung kekesalan.

Bagaimana tidak, dia sudah kesal karena Rey dan ditambah dengan celotehan temannya yang membuat Bunga makin kesal seolah-olah kemarahannya benar-benar berada di ujung kepala.

Tetapi semua perasaan itu tiba-tiba menghilang seperti dibawa oleh angin kencang ketika ia tak sengaja mendengar obrolan teman di belakangnya yang tadi mengobrol dengannya.

"Tuh kan, aku udah bilang kalo Cosinus itu pelit tauk!" ujar gadis berkerudung berkulit sawo matang yang berada di samping Cintya.

"Ku kira dia lagi moodnya bagus gitu. Yaudah yuk Keisha minta ajar kak Rey aja lagian juga kak Rey rangking 1 kelas 12 jadi lebih pinter dari Cosinus mana murah ilmu pula," ujar Cintya pada teman sebangkunya yang tak sengaja di dengar oleh Cosinus.
Bergegas Cosinus membalikkan badannya dan tersenyum lebar pada mereka.

Entah apa yang merasukinya, kekesalan yang tadinya telah mendarah daging tiba-tiba sirna dan hanya senyuman yang ia torehkan sembari berkata,

"Aku ajarin aja. Kelas 12 IPA 1 itu lagi ngerjain tugas pasti mereka lagi sibuk. Tapi 1 soal aja lo ya dan kukasih seperempat caranya aja, sisanya kalian lanjutin ndiri!" ujar Bunga dengan santainya.

"Okedeh nggak papa," Jawab Cintya yang setuju dengan keputusan Bunga.

Kinan yang telah selesai membagikan kertas materi Biologi, mulai kembali ke bangkunya dan betapa ia terheran-heran dengan perilaku tak wajar dari teman sebangkunya itu,

sontak Kinan bertanya padanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. "Nga, kamu sehat kan? Kamu kok ngajarin temenmu? Moodmu lagi bagus apa gimana nih? Atau habis dapet pencerahan?"

"Apaan sih?" tanya Bunga sembari menuliskan caranya pada buku milik Cintya.

"Lah, kamu kenapa baik gitu mau ngajarin math? Aku juga mau kalo gitu," Terang Kinan yang berusaha memanfaatkan kesempatan itu.

Sebuah RasaWhere stories live. Discover now