Chapter 12 - Dating

343 40 110
                                    

Hallo kawan-kawan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hallo kawan-kawan. Sebuah Rasa ada chapter baru lagi nih. 🙌🙌🙌🙌🙌 Happy Reading

"Aku tak peduli apakah Bunga yang ada di hadapanku ini beracun atau berduri tetapi, bagiku dia tetaplah Bunga yang indah."

-Pangeran Saucy-

°°°°

Rey berlari ke kelas 11 IPA 1 untuk mencari Bunga tetapi ia tak juga menemukannya.

Ia mulai menyusuri kantin sekolah dan ruang guru tetapi hasilnya nihil. Rasa lelah mulai menguasai Rey, ia mulai putus asa dan mengurungkan niatnya untuk mencari Bunga. Dimana kau? Aku ingin berbicara denganmu putri kos, pikir Rey.

"Apa kalian melihat Bunga?" tanya Saucy pada salah seorang yang kebetulan lewat di depannya.

"Ah, aku tadi liat Bunga di lapangan basket," Jawab orang itu.

Bergegas Rey berlari ke lapangan basket dan mendapati Bunga yang duduk di pinggir lapangan sembari mengenakan headset di kdua telinganya.

Bunga mulai menyadari kehadiran Saucy lalu pergi tanpa sepatah kata yang terucap. Ia hanya memandang Saucy dengan binar matanya yang dalam. Perasaan sedih yang tak dapat tersampaikan itu benar-benar membuat Bunga tersiksa dalam hati sanubarinya.

Saucy mulai menggenggam pergelangan tangan Bunga dan mencegahnya pergi. "Aku hanya ingin bicara denganmu."

"Apa?" tanya Bunga yang kemudian memalingkan wajahnya dan memandang Saucy.

"Aku akan memberikan kesempatan 1 kali lagi supaya kamu bilang padaku." Saucy mulai menyentuh rambut kepala Bunga dan mendekatkan wajahnya. "Putri Kos, tataplah mataku saat kamu menjawab pertanyaan ini... apakah kamu mencintaiku?"

Dag Dig Dug

Jantung Bunga mulai berdetak dengan cepat. Ia mencoba menahan air matanya di depan Saucy. Ia mulai berkaca-kaca saat memandang Rey hingga Bunga tak kuasa menahan lagi air mata yang telah menggenang. Ia terbujur lemas dan berjongkok sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan. Bunga mulai menangis tersedu-sedu di hadapan Saucy.

"Hiks... hiks... hiks..."

Saucy mulai menunduk dan menepuk pundak Bunga dengan lembut sembari berkata, "Putri Kos, kenapa kamu harus menanggung semuanya sendirian."

Bunga mulai memandang Saucy dengan mata sembabnya dan hidungnya yang berwarna merah itu. "Saucy, aku nggak bisa ngungkapin perasaanku karena aku anak pembawa sial."

"Apa maksudnya?" tanya Saucy yang mulai bingung dengan perkataan Bunga.

"Dulu saat mamaku hamil, ia menolak nenekku untuk menikah lagi. Nenekku sangat menyayangi orang itu tetapi di tolak oleh mamaku hingga nenekku bersedih karenannya. Ia lalu bilang ke mamaku kalau 'anak yang dikandungnya tak akan mengalami yang namanya Jatuh Cinta. Jika itu terjadi maka orang yang ia cintai akan menderita bahkan bisa saja dalam bahaya.' Karena itu saat aku mencintaimu, kamu selalu terkena masalah entah ayahmu bangkrut, jati dirimu terungkap, atau ibumu yang terluka. Aku takut jika semakin dalam mencintaimu, kau akan terluka dan tak berada di sisiku selamanya. Kamu pikir kenapa orang tuaku yang merupakan keluaraga kaya tak melakukan perjodohan? Hiks... hiks... hiks..." ungkap Bunga yang disertai isak tangis.

Sebuah RasaWhere stories live. Discover now