Chapter 5 - Ignorance

310 130 227
                                    

Hallo kawan-kawan, Sebuah Rasa ada Chapter baru lagi nih. 😉😉😉 Happy Reading 🙌🙌🙌🙌

°°°°

Rey mulai bangkit berdiri dan meletakkan tangan kanannya di atas kepala Bunga lalu memberikan senyum simpulnya.

Ia memandangnya. "Putri kos, terimakasih udah memberikan semangat untukku." Mengusap rambut Bunga, "Ngomong-ngomong ... tentang perkataanmu tadi, apa kamu benar-benar tulus? Apa jangan-jangan kamu-"

Rey yang belum selesai dengan perkataannya, tiba-tiba di sahut oleh Bunga karena takut akan terjadi salah paham. "H-i-a... a-k-u uhm... itu menghiburmu sebagai seorang teman. Jadi nggak usah geer lagian aku nggak akan pernah mencintai seorang cowok dan kamu jangan mencintaiku!"

Ada rahasia yang belum kau ketahui, itu adalah tentangku dimana aku tak bisa mencintai seseorang dan tak boleh dicintai oleh cowok manapun Saucy, batin Bunga dalam benaknya yang lalu pergi dan meninggalkan Rey.

"Hei, putri kos! Apa hakmu melarangku coba? Hia ... hobimu ninggalin orang ya? Dasar!" teriak Rey ketika Bunga melangkah pergi meninggalkannya.

Dalam sekejap, rasa percaya diri Saucy telah kembali dan ia melangkahkan kakinya untuk menemui para sauluv yang tengah berdiskusi di Lapangan Bendera.

"Hei, i-tu s-a-u-cy!!" Teriak salah satu fans wanita yang melihat Rey dari kejauhan berjalan ke arah mereka.

Rey mulai berdiri di hadapan para cewek yang sedang berkumpul lalu berkata, "tenang, mari kita jujur apa yang membuat kalian membubarkan sauluv?" tanya Rey dihadapan banyak cewek.

Seseorang mulai mengangkat tangannya dengan percaya diri. "aku saja yang bicara. Karena kamu anak yatim dan bahkan keluargamu telah gulung tikar."

"Tapi bukankah aku tampan? Selain itu aku juga pintar dan siswa teladan di kelas 12. Tak hanya itu, aku bahkan peringkat 1 di sekolah untuk angkatanku. Jadi, hanya karena aku anak yatim piatu dan keluargaku gulung tikar kalian meninggalkanku?" tanya Rey lagi kepada para sauluv.

Setelah mendengar pertanyaan Rey, para anggota mulai bergunjing dan berbisik satu sama lain. "ah, benar sih dia tampan dan pintar."

Tiba-tiba Bonita mulai bersuara ketika melihat para anggota goyah. "Hei, Rey! Kan aku udah bilang kenapa kami berencana bubar. Bukan masalah kamu ganteng apa nggak, meski itu juga berpengaruh."

Rey meganggukan kepala seolah-olah mengerti apa yang ia lakukan selanjutnya. "Okay, kalau gitu kalian apa nggak punya kekurangan?" mengarahkan telunjuknya dan menunjuk salah seorang, "Hei, cewek berambut pendek dan berbadan paling kecil! Kau juga punya kekurangan kan? Ketiakmu bau seperti tak mandi selama berpuluh-puluh tahun dan saat olahraga bahkan semua siswa dan guru menjadi pusing karena baunya yang menyengat."

"Hiaaa!!!" teriak Bonita yang mulai marah.

Rey mulai menunjuk lagi. "Ah, kau gadis berambut ikal, panjang dan gigi berkawat. Kau punya tembong di kakimu sebesar telor dan setiap melepas kaus kaki, tembongmu akan kelihatan."

"Reyyyyyy! Kamu keterlaluan!" teriak Bonita yang mulai menggemparkan seluruh lapangan.

"Meskipun aku tak tau keluarga kalian, aku tau kekurangan kalian dan bukankah setiap orang memiliki kekurangan? Maka dari itu kalian harus menghargai kekurangan sesama manusia." Mulai berjalan meninggalkan lapangan, "o iya, keputusan bubar atau nggak itu kalian yang ambil. Kalau aku sih nggak masalah, toh mau bubar apa nggak aku tetep ganteng dan pintar." Rey kemudian mulai melanjutkan langkahnya.

Tiba-tiba wali kelas 12 IPA 1 datang dengan terengah-engah ketika mendengar teriakan Bonita yang memanggil 'Rey'. "Bonita, tadi Rey kesini? dia sekarang ada dimana?"

Sebuah RasaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant