Chapter 13 - Connection

189 15 10
                                    

Rembulan dan bintang tak bisa bersatu meski satu langit yang sama serta mereka sama-sama indah. Begitupun cinta, tak harus saling memiliki. Sakit memang, tapi jika itu yang terbaik maka tak ada pilihan lain.

-Sebuah Rasa-

°°°°

Seisi kelas dibuat gempar dengan berita mengejutkan itu.

"Bukankah kak Rey ditolak Cosinus? Lalu kenapa bisa bersama?" bisik salah seorang yang duduk di bangku kelas 11 IPA 1.

"Sejak kapan mereka berpacaran?" ucap gadis berkerudung putih berkulit sawo matang.

"Ah, pantas saja kemarin aku lihat kak Rey dan Cosinus di Lapangan basket. Kukira mereka akan bertengkar tapi apakah mereka mulai berpacaran sejak saat itu?" ungkap gadis berambut pendek dan memiliki iris mata cokelat.

Sontak gadis berponi yang duduk di sebelahnya mulai menjawab pertanyaan gadis itu dan berkata, "Mungkin sejak saat itu."

Seluruh isi kelas mulai bergunjing satu sama lain sedangkan Bunga dibuat tersipu dan malu dengan ungkapan yang Saucy lontarkan. Pipi Bunga mulai merona dan tak henti-hentinya ia mencoba menahan senyum yang tersirat di wajah cantik itu.

Kinan yang duduk di sebelah Bunga tak sengaja melihat tingkah laku mereka.

Ia mulai tersenyum karena tingkah sahabatnya sangat lucu hingga tiba-tiba Bonita datang dan memberikan saucy selembar kertas yang telah dilipat.

Memberikan Sebuah kertas. "Terimalah, sebagai wujud ucapan selamatku atas jadiannya kalian berdua."

Tanpa pikir panjang, Saucy mulai menerima kertas pemberian Bonita. Bergegas ia membuka lipatan kertas dan terlihatlah sebuah tulisan yang amat indah tetapi singkat.

Selamat berbahagia. Sebenarnya aku menganggapmu lebih dari seorang idola yang aku sukai meski belum yakin. Maaf, karena aku tak bisa mengatakan perasaanku. Aku sendiri saja juga belum mengerti apakah ini perasaan seorang fans atau lebih.

Saucy bergegas menutupnya seusai membaca isi dari surat tersebut. Ia tak ingin membuat Bunga sakit hati saat melihatnya. Saucy kemudian meremas surat itu dan ia berjalan ke tong sampah yang berada di luar kelas lalu membuangnya. Ia mulai masuk kembali ke kelas 11 IPA 1 lalu menghampiri Bunga.

Mengusap rambut kepala Bunga. "Putri Kos, aku masuk kelas duluan, karena habis ini bel sekolah bunyi. Oiya, kamu biasanya pagi nggak makan, jadi jangan lupa nanti istirahat makan. Boleh belajar, tapi jangan sampai telat makan."

"Gausah kamu kasih tau aku juga udah tau huh," ujar Bunga yang memalingkan wajahnya dengan nada kesal. Tanpa ia sadari bahwa kedua pipinya mulai merona.

Cosinus, sadarlahh. Lagian kenapa sih dia buat jantung aku berdetak secepat ini. Dasar Saucy, menyebalkan! Pikir Bunga sembari menutup kedua matanya seolah-olah tak percaya dengan perasaan yang ia alami saat ini.

"Manisnya kalau menyebalkan gini," Ucap Saucy sembari mencubit pipi kiri Bunga yg merona.

Setelah berbicara dengan Bunga, iapun mulai pergi meninggalkan kelas. Tiba-tiba, Cosinus menggenggam pergelangan tangan Rey dan mencegahnya untuk pergi.

Menolehkan wajahnya pada Bunga. "Ada apa?"

"Uhm... ha-n-ya mau... mengingatkan..." Bunga yg tersipu malu, mulai menutup mata dan melanjutkan perkataannya. "Jangan l-u-pa makan jug-a...."

Mengusap rambut kepala Bunga. "Pasti, aku takan lupa itu. Nanti, saat bel istirahat kita bisa makan sama-sama di Kantin. Gimana?"

"Boleh-boleh," jawab Cosinus.

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang