Chapter 10 - Amarah

115K 12.4K 2.2K
                                    

Senin, 18 AgustusSoekarno-Hatta Airport✈️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senin, 18 Agustus
Soekarno-Hatta Airport✈

Sepasang matanya memutari seisi ruangan, mencari tawaran taxi yang sekiranya nyaman untuk dirinya.

"Sini aja mba, murah!"

"Supir aman, mobil nyaman,"

"Mba, sini sini..."

Zahra pusing, berbagai tawaran datang, dirinya seakan harus memilih takdir hidupnya.

"MBA! SUAMI NYA AUTIS KAN? SINI NAIK TAXI SAYA AJA! ADA MAINAN!"

Matanya langsung menatap sinis pada wanita bertubuh mungil itu, berharap ingin membuat Zahra tertarik untuk memilih tawarannya, Zahra malah mendekati wanita itu dengan tatapan tajam.

Zahra mendekati wajahnya, wanita itu bergidik ngeri, "Saya lebih baik jalan kaki daripada naik taxi lo! najis!"

"Udah, kita telpon Mami lo aja minta jemput," Zahra menarik tangan Jeck menjauh dari kerumunan itu, keluar bandara tapi sama aja, berbagai macam supir taxi disana yang langsung heboh menawarkan tumpangannya.

"Enggak pak, makasih," tolak Zahra, menarik tangan Jeck untuk lebih jauh dari lokasi itu.

"Hallo, Zahra.."

"Hallo, Mami.. bisa tolong jemput Zahra sama Jeck di bandara?"

"Yahh.. mami lagi di kantor, mami telponkan supir pribadi mami aja ya," Zahra tersenyum lega.

"Oke, Mi,"

Zahra mematikan ponselnya.

"Zahra capek ya?" tanya Jeck, memecahkan lamunan Zahra. Gadis itu hanya berdehem singkat.

"Kasian..." Jeck memegang dahi Zahra, berniat mengusap keringatnya, tapi tangan Jeck malah ditepisnya kasar.

"Gak usah!"

"Jeck beliin minum ya?"

"Gak usah, ntar lo nyasar!"

Jeck menggeleng, "Enggak kookk, Jeck bisa beliin Zahra air,"

"Gak usah gue bilang!" Jeck menyerah, wajahnya menunduk lesu, ia gagal lagi mencuri perhatian Zahra.

"Jeck cuma kasian sama Zahra,"

Zahra hanya melirik lelaki itu, namun tak mengubrisnya sama sekali. Jujur, tenggorokannya terasa kering saat ini, minumannya sudah habis, dirinya tak sempat untuk membeli air lagi karena sumpek dengan situasi yang ramai itu.

Tapi jika ia membiarkan Jeck beli minuman sendiri kedalam keramaian itu, malah membuatnya tambah pusing jika Jeck nyasar.

Jadi.. mending tak usah.

✔ My Autism Husband (terbit)Where stories live. Discover now