51. serba-serbi

298 48 11
                                    

.....

"Woah, telekinisi," gumam Zacky, Rais juga ikut tersenyum melihatnya.

Deg!

Zacky mendadak mengingatnya, wajahnya mendekat ke arah telinga Rais, Rais yang melihatnya telah menduga hal ini, kepekaannya benar-benar berfungsi baik "kenapa tadi kau bisa telepati?"

Kecerobohan Rais terjadi begitu saja waktu itu, "ah masa si? Kapan?" dirinya mencoba berbohong, tenang acting Rais itu juga pandai kok.

"Tadi! Sebelum aku tanding sama Sirus!" Zacky berdecak seraya berbisik. tatapan matanya tak pernah berpindah selain ke arah Rais.

Hida yang di sampingnya hanya menatap kedua manusia itu dengan tatapan aneh, "pada ngapa si!" Ketusnya.

"Gak! jelas-jelas aku sama Navy teriak-teriak namamu tadi!" Jawab Rais, tak perlu dengan bisik-bisik lagi.

Zacky terlihat lebih bingung kali ini, lalu siapa yang tadi bertelepati? Menyemangatinya? Mana mungkin pemilik elemen api memiliki bakat telepati? Wajar jika semua pemilik elemen berteleport, tapi ini bertelepati! Suaranya saja mirip Rais! Siapa lagi kalo bukan dia dong!

"Eh! Kalian Napa si?! Coba liat deh Navy lagi konsentrasi!" Ketus Hida tuk kesekian kalinya, kesabarannya teruji.

Zacky dan Rais hanya saling pandang kemudian menggelengkan kepalanya, untuk Zacky yang sempat berbingung-bingung mencoba melupakan rasa penasaran itu. "Ga usah dipikirin! Mungkin emang aku nyemangatinya serius nyampe masuk ke dalam hati juga, hehee," ucap Rais menepuk bahu laki-laki berambut abu-abu itu yang membalasnya dengan anggukan.

Ketiganya menatap hasil telekinisi Navy, benar-benar diluar dugaan, tempat itu benar-benar tertutup daun-daunan yang lebat, bahkan daunnya tambah lebat, serasa Navy pemilik elemen tumbuhan saja.

"Ada tali?" tanya Navy, Zacky mengangguk kemudian pergi berteleport ke asramanya mengambil tali yang berada di kamarnya, ia mengkoleksinya.

Baik Navy, Rais, maupun Hida meminum es bubblenya yang sudah mencair, melebur menjadi air.

Krek,

setelah mengambil tali yang besar dan berat, Zacky tidak melakukan teleport seperti ia datang ke tempat itu, suasana di sekitar asrama sudah mulai sepi, hanya beberapa anak yang berlalu lalang.

Dirinya mulai berjalan membawa tali yang dirasa beban itu, tepat di bawah tangga utama dirinya terdiam tidak melanjutkan langkahnya ketika melihat dua seniornya yang memakai jubah biru —jubah senior— beberapa pasang mata juga terdiam tatkala melihatnya, pasalnya orang di balik jubah itu sudah mereka kenal hanya karena sebuah visualnya yang tinggi nan gagah meski aura yang dihasilkan benar-benar tak terbaca. Ini aneh.

Dua seniornya itu berjalan ke atas, sempat hendak melewati Zacky, salah satu seniornya laki-laki memandang Zacky dan tersenyum menyapanya, "hai?"

"Eh hai kak, mau kemana kak?"

"Asrama 120," mendengarnya Zacky terbengong.

"Kak! Kak! Anu! Tidak ada penghuninya," teriak Zacky, beberapa pasang mata yang tadi melihat kedatangan dua seniornya itu menyaksikan kejadian yang tengah live di depannya.

Langkah kaki senior tinggi yang berada di garda depan terhenti, di ikuti juga yang berada di belakang, "oh?! Beritahu mereka, besok Hida dan Zacky akan kami seleksi tahap akhir, tak lupa juga laki-laki dengan elemen merah, kami ikutkan," lagi-lagi dirinya dibuat syok ga keturutan.

"Ra-Rais? Ikut kak?"

Senior yang sebelumnya berada di depan berbalik, salah satunya membuka tudung jubahnya, Zacky melihatnya langsung menelan ludahnya keras-keras, "Kak Gesa, dan Kak Flame," batinnya.

ELEMENTER CLUSTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang