26. Hari kedua ujian

770 70 4
                                    

Di sunyi pada pagi hari buta, sang mentari yang masih belum waktunya terbangun, salah satu kelompok seleksi anggota OSIAW tengah berpamitan dengan pemilik gubuk yang sudah membantu mereka dengan sangat ikhlas.

"Hmn, nek terimakasih banyak atas atas tumpangannya ya... dan baju-baju ini, Kami sangat berhutang Budi pada nenek" mendengar ucapan Rais, nenek tersenyum mengangguk

Yap, sebelum mereka berangkat nenek Via menyiapkan beberapa pakaian untuk Rais, Aera, Zard dan Syafa, seperti yang telah dijelaskan kemarin malam katanya "orang-orang Kampung seberang itu memakai baju khusus", jadi jika ada tamu pendatang seperti mereka akan terlihat jelas, apalagi pakaian mereka adalah pakaian sekolah.

Lanjut...

Zard yang merasa lebih segar lagi juga mengungkapkan" tanpa tinggal di gubuk ini sama nenek mungkin kita sudah pingsan, terimakasih nek"
Lagi-lagi nenek via menjawabnya dengan sebuah senyuman.

Aera dan Syafa juga berhutang Budi " nek tersebut sudah merawat kami berdua," tulus Aera.

Setelah nenek via tersenyum, ia memberi sedikit arahan kepada mereka, " selamat melanjutkan perjalanan mu, semoga kalian bisa mengikuti organisasi apalah itu,"
Mendengar ucapan nenek via yang kurang tau tentang OSIAW, mereka berempat tertawa, " OSIAW nek!" Teriak mereka berempat.

Nenek via yang mendengar keempat pemuda itu semangat, ia hanya terkekeh pelan.

"Nak, tak jauh dari gubuk ini ada sebuah Pantai, mungkin jika kalian akan singgah di kampung seberang bisa saja menaiki perahu,"

"Wah, sepertinya itu Mungkin saja" celetuk Zard.

"Cepatlah, soalnya para penelayan akan segera berlaut,"

"Oh, emm, kearah mana ya nek?" Tanya Aera

"Lurus saja, abaikan tikungan,Ikuti arah matahari terbit, akan ada pantai yang indah, bersemangatlah mencari ketenangan" ucap nenek Via, kata-kata itu juga terekam jelas disetiap otak keempat pemuda itu.

Mereka berempat juga agak bingung akan kata-kata nenek itu," aku yakin ini sebuah petunjuk selanjutnya" gumam Aera.

Sekali lagi, Aera mengucapkan terimakasih kepada nenek Via, dilanjutkan dengan perjalanan mereka.

✨✨✨

Setelah perginya empat pemuda dan pemudi academy itu, nenek via beserta gubuk rumahnya lenyap seketika.

Pertanda apakah itu???

✨✨✨

"Hei, apa kalian tau, aku pikir ucapan Nenek via tadi, terdengar seperti petunjuk kedua?" Terang Aera, diangguki oleh ketiga temannya itu.

Syafa yang sedari tadi terdiam kini membuka suaranya" tapi dimana jawaban petunjuk pertama?"

"Entahlah aku juga bingung, jika ucapan Nenek tadi petunjuk kedua, seharusnya petunjuk pertama sudah kita pecahkan"jawab Zard, seketika ingatan mereka kemarin sore terngiang di kepala khususnya Rais yang sangat fokus memecahkan petunjuk itu.

"Eh, ko Kamu dari tadi diam aja?!" Ucap Zard kepada Rais,

"Emn, aku berpikir jika, jika...."

Ketiga temannya yang penasaran melanjutkan" jika..."

"Jika..."

Zard langsung menonyor Rais "jika, jika apa !"

"Jika petunjuk pertama itu gubuk itu!, Kalian ingatkan?, Terutama kau zard ( seketika Zard memasang kuping lebar-lebar, seraya menatap Rais, kedua perempuan itu juga) ingat kata-kata Miss Sephia kan,"Disana kabut akan sangat gelap sampai semua tidak terlihat, hanya satu cahaya itu yang ada, cahaya menenangkan" , kabut yang dimaksud itu adalah hutan itu, dan satu cahaya itu lentera gubuk itu?"

ELEMENTER CLUSTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang