80. Partner II

137 37 99
                                    

Lisa kembali bersama Chen, mereka hanya butuh dua jam di klan es, sebenarnya jika boleh berlama-lama, mereka berdua mau-mau saja sih. Tapi, portal seukuran sedang kini berada dihadapan mereka.

Keduanya bergegas memasuki portal bersamaan. Terlihatlah suasana yang tidak sedingin di klan es, Lisa dan Chen telah kembali memasuki ruang kelas kembali. Disitu juga, Mr. Path tengah berdiri memandang dua muridnya yang kembali.

Mr. Path mengerutkan dahi ketika melihat Lisa seolah-olah bukan Lisa. Penampilannya berbeda dari beberapa jam lalu murid itu memohon padanya.

Dileher Lisa, rubah putih bermata biru tertidur lelap. Ekornya menggulung di leher Lisa.

"Mr. Path, Lisa kembali...," seru Lisa girang tepat dihadapan masternya.

Mr. Path masih memperhatikan saksama, "Kenapa penampilanmu berubah?" Lisa segera menyentuh ujung kepalanya, rupanya perubahan dirinya benar-benar terlihat jelas.

"Oh, hewan partnermu cukup keren juga ya?" sahut Mr. Path, menatap rubah itu baik-baik. Lisa memamerkan gigi-gigi nya.

"Bagaimana kau bisa mendapatkan hewan partner seindah itu?"

Sedangkan, Chen seperti orang yang hendak melapor, "anu Master tadi Lisa jug—" Lisa segera menginjak kaki Chen, membuat Chen mengaduh kesakitan.

"Jadi Master, Lisa menemukan..." Lisa menceritakan bagaimana ia mendapatkan partner nya namun, Ia tidak menceritakan bahwa ia memiliki pedang ice.

Chen hanya terdiam menganggukki setiap perkataan Lisa. Terserah apa yang akan Lisa lakukan, ia tidak ingin mencampuri nya.

"Pantas saja, dirimu ikut bertransformasi seperti itu, baiklah Master Akan mengurus hal lain."

"Master! Terimakasih banyak ya!" Lisa menundukkan kepalanya setelah Mr. Path hilang tepat di hadapannya.

"Jadi apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Lisa, kakinya melangkah ke tempat duduknya, melepaskan gulungan partnernya.

Algea, Rubah putih bermata biru itu mengerjapkan matanya. Memandang tuannya dengan wajah imut.

Lisa memainkan bulu halus milik Algea. Sedangkan Chen? Laki-laki biru itu memilih berjalan-jalan meninggalkan Lisa seorang diri. Menurutnya kejadian dirinya bersama Lisa di klan ice benar-benar hal aneh yang pernah ia temui.

Tidak mungkin pedang ice itu tiba-tiba bangkit dari dalam retakan ice itu.

"Siapa Lisa? Dia bukan orang sembarangan?" Pikir Chen, berjalan di lorong dengan langkah lemas.

Lisa memandang rubah putih bermata biru itu, sesekali tangannya mengelus pelan.

"Algea... Kenapa kau tak berbicara padaku?" Lisa memutuskan untuk berbicara kepada Algea.

Algea mencondongkan hidungnya kearah Lisa, membuat jari telunjuk Lisa menyentuh hidung biru milik Algea.

"Terimakasih kau menyelamatkan ku," Algea berbicara dengan Lisa lewat ikatan batin.

Lisa mengangguki ringan, "Tapi, kenapa kau diterkam seperti tadi?"

Lisa mengerutkan dahi ketika ia tiba-tiba melontarkan kalimat itu, bukankah sebelumnya ia sudah bertanya pada kawanan rubah bermata merah?

"Karena aku termasuk rubah aneh yang lahir dengan mata biru," jawab Algea, mata biru cerahnya menatap Lisa.

Lisa mengelus kepala Algea dengan lembut.

"Baiklah, Algea, kau adalah hewan partnerku, kita akan selalu terhubung, mengerti?"

Algea yang berdiri di atas meja meloncat kearah pundak Lisa. Ekor panjangnya menggulung leher Lisa.

ELEMENTER CLUSTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang