84. Victoria

130 22 22
                                    

Malam hari, seorang Xicto kembali keluar dari asramanya. Mencoba mencari angin. Ia tak tahu, jika kejadian tak terduga sekarang tengah berada dihadapannya. Namun, ia tak akan pernah takut pada siapapun.

Sesosok pemuda tinggi berhadapan satu meter darinya, memandangnya dengan sorot suram.

"kau! Victoria spiece?..." gumam Gesa terbata, tubuhnya berdiri tegak, raut wajahnya terkejut.

Gesa sebenarnya tengah berjalan-jalan di malam hari, rasanya bosan ketika di asrama terus. Ia meninggalkan Flame yang mampir di kamar mandi. Dan, ia tak sengaja berpapasan dengan junior dari I-Z yang dengan tumbennya jubahnya agak ke belakang, membuat wajahnya agak terlihat.

Perempuan yang sudah terkenal masuk ke jajaran junior dingin itu menatap kosong seseorang yang tengah di depannya. Matanya nampak menyiratkan kebencian mendalam.

Perempuan yang dipanggil Victoria itu diam, tidak berbicara. Kakinya melangkah melewati Gesa yang berdiri di depannya.

Tepat saat Xicto berjalan melewatinya, Gesa mencekal lengan tangannya. Membuat Xicto terdiam, kemudian melepaskan cengkraman dengan sekali hentakan.

"Kau benar Victoria... Kau kembali," Gumam Gesa, matanya menangkap simbol di lengan Xicto, dia mengenalnya. Sangat mengenalnya. Bahkan, hingga kini simbol itu masih jelas di tangannya.

"Kau salah orang," jawab Xicto dingin, dia adalah Xicto yang tengah jalan-jalan malam hari, hanya Xicto.

"Aku adalah Xicto, bukan Victoria atau siapapun itu," lanjut Xicto, berjalan ke arah depan.

Hanya dua langkah Xicto berbalik, ketika mendengar senior yang namanya terkenal itu masih memanggil dirinya Victoria.

"Victoria, aku yakin itu kau! Bahkan flame sendiri yakin hal itu," Gesa masih berdiri, melihat jubah hitam di depannya.

Xicto berbalik. "Sudah ku katakan aku adalah Xicto!" Matanya menatap tajam manik mata Gesa, Gesa sendiri bisa membaca arti tatapan kosong.

Gesa berjalan kearah Xicto, "kau mungkin bisa berbohong pada orang lain, tapi tidak denganku atau Flame, dan juga Victo— aku dengan jelas bisa membaca aura mu!"

Aura elemen keturunan klan spiece memang hanya bisa dirasakan keberadaannya oleh penduduk klan spiece, karena elemennya terbentuk dari gen yang sama. Begitu juga dengan klan Ray.

Xicto mengeraskan rahangnya, "terserah kau! Aku tidak peduli," Xicto berbalik lagi membelakangi Gesa.

"Victoria— kembalilah."

Xicto yang habis kesabaran mengepalkan tangan, ditangannya muncul aura berwarna biru tua. Rambut pirang yang dikenal banyak orang berubah menjadi biru tua dengan percampuran warna hijau dan ungu. Nampak sama dengan rambut Gesa. Manik matanya ikut berganti menjadi biru.

Xicto membalikkan badan, tak sengaja terbuka tudung jubahnya akibat tiupan angin. "Cih, untuk apa kau memanggil nama itu?"

Gesa menutupkan matanya sesaat. Ia tidak tahu bagaimana menghadapi kondisi seperti ini.

"Aku merindukanmu—" suara Gesa tercekat, " Adikku..." sambungnya.

Xicto, pemilik nama asli Victoria Spiecemoonthly membuang muka, gerahamnya masih mengeras. Tangannya masih mengeluarkan aura biru. Untuk sejenak, ia gegabah. Membuat dirinya yang terkenal tidak memiliki elemen terlihat dihadapan senior yang mengaku kakaknya.

"Kau bahkan tidak bisa menyebutkan julukan itu!!!! Kau tahu aku sangat membenci hal itu!!!" tangannya teracung ke arah Gesa yang berdiri dengan wajah terkejut.

"Kau tahu! Aku saja tak pernah bisa untuk menyebut namaku itu, dan kau!! Kauu!!! Seenaknya mengeluarkan kalimat itu berulang-ulang????" ucap Xicto menggebu-gebu. Amarah Xicto membara, seolah-olah tangannya ingin melempar elemennya yang ia tahan.

ELEMENTER CLUSTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang