76. Perpustakaan terlarang

147 33 82
                                    

Seorang perempuan yang tak lepas dari tudung jubahnya tengah membuka sebuah buku kuno di ruangan yang beberapa hari lalu ia jamah, perpustakaan lantai bawah.

Tempat itu sepi, tentu saja karena sekarang adalah waktu pelajaran bagi murid-murid. Xicto memilih tidak mendengarkan ocehan Miss atau Mister, toh dia tidak butuh penjelasan semacam itu.

Sudah dua hari Xicto mencari buku itu, dan akhirnya menemukannya. Terselip dengan buku-buku kuno lain. Ia berhasil melacak sebuah ruangan tersembunyi di bawah perpustakaan. Mungkin orang-orang akan menamainya "perpustakaan terlarang".

Jari panjangnya membuka setiap lembaran kertas usang hitam itu. Membaca dengan serius dan cepat. Dia memang sering kali membaca berbagai buku di tempatnya yang dulu.

"Panah abadi..." gumam Xicto. Wajahnya sangat serius.

Xicto memperhatikan betul sebuah gambar yang tercetak jelas di buku kuno itu. Menghafalnya dan menangkap gambaran nyata dengan teliti. Xicto segera menutup buku itu ketika langkah kaki dari beberapa meter menuju ke arah perpustakaan.

Perpustakaan tidak memiliki penjaga seorang Miss atau Mister, melainkan tidak dijaga siapapun, biasanya ada anggota elemen senjata yang bergiliran untuk menjaga. Namun, kemungkinan murid itu tengah sibuk dengan urusan lain. Sehingga membuat perpustakaan sepi.

Jika ingin meminjam buku, hanya perlu men-scan tampilan buku di laser yang disediakan. Sistem akan mengambil hasil scan dan menyimpan di database.

Xicto mengembalikan buku usang yang sebelumnya terletak di pojok, dan menutupi buku itu menggunakan buku-buku lain.

Xicto bergegas menaiki tangga atas, dan menutup kembali pintu kotak semacam keramik ke tematnya semula. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa Xicto keluar dari perpustakaan dengan biasa.

Benar saja dugaannya, Xicto berpapasan dengan Arthur yang tengah memasuki perpustakaan. Keduanya hanya saling melirik tanpa menyapa sama sekali.

Apa yang dilakukan anak itu?

Membosankan.

Dua insan kulkas yang sama-sama dingin.

✨✨✨

Lisa sudah berada di perpustakaan academy sejak satu jam yang lalu, tempat yang begitu sepi, hanya beberapa anak yang datang. Ya, masih di jam pelajaran tentunya, Lisa kabur untuk mencari petunjuk.

Sempat tadi bertemu Arthur sebelum laki-laki es itu memilih kembali.

Tujuan Lisa tak lain dan tak bukan ialah mencari petunjuk mengenai kegelapan, sudah dua buku ukuran besar nan tebal yang ia buka di perpustakaan pojok, nas nya belum juga menemukan petunjuk itu.

Paling tidak setiap buku hanya menjelaskan mengenai kegelapan yang muncul kembali.

"Ugh, sulit sekali menemukan petunjuk itu!" Lisa menggapai langit-langit rak lagi. Nasnya ia terjatuh karena tidak menjaga keseimbangan.

Brukk.

Tepat ketika sebuah kotak pintu Lisa dudukki, pintu itu terbuka tiba-tiba, membuat Lisa terjatuh ke lantai bawah tanah, menggelinding di sepanjang tangga, jatuhnya pun estetik, tubuhnya terkapar diatas tangga kayu.

"Argh, haduh sakit sekali," sekarang posisi Lisa terlungkup di bawah tangga. Lisa mencoba berdiri seraya membenarkan tubuhnya yang pegal-pegal.

Melakukan senam 1 hingga 2 kali, kanan-kiri kanan-kiri.

"Kenapa aku baru tahu ada lantai bawah? Ckkk."

Lisa menatap takjub, buku-buku kuno di ruangan yang minim pencahayaan. Hanya beberapa obor yang terletak di tepian tembok. Lisa berjalan dan memulai membuka buku-buku kuno yang berjejeran itu, melupakan pintu masuk itu, tanpa ia tutup.

ELEMENTER CLUSTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang