45

1.8K 259 72
                                    

Author POV

Naya bangun dari tidurnya dengan bahagia. Karena hari ini adalah hari wisudanya. Setelah lama menghabiskan waktu untuk skripsi, saat yang ditunggu-tunggu oleh Naya pun akhirnya datang.

Pagi-pagi sekali cewek itu udah mandi sambil bersenandung, lalu pergi bersama Heejin ke salon terdekat. Untuk di make-up dan sebagainya.

"Bahagia banget kayaknya lo," celetuk Heejin sambil ketawa kecil pas ngelirik Naya yang senyum lebar banget selagi dimake-upin.

"Ya iyalah. Sebentar lagi gue resmi menyandang gelar sarjana hukum, gimana gak bahagia coba? Udah gitu Yangyang juga bakal wisuda minggu ini," jawab Naya dengan senang.

"Iya iya lo udah bilang ke gue berkali-kali yang itu," balas Heejin lalu ketawa. Dia bener-bener bersyukur punya teman kayak Naya. Dari SMA sampai tamat kuliahpun samaan.

Naya juga sama. Dia gak kalah bersyukurnya karena punya teman yang setia kayak Heejin. Andaikan persahabatan kita semua sama kayak Naya dan Heejin :))

•••

Cewek dengan toga wisuda itu menghampiri orangtua dan juga abangnya yang berdiri membawa sebuket bunga. Naya tersenyum lebar lalu memeluk keluarganya.

"Selamat anaknya mama. Gak nyangka kamu udah sebesar gini," ucap mamanya Naya sambil mengusap rambut anaknya.

"Anaknya papa juga ya," tambah papa lalu memeluk Naya lagi.

Naya terharu sampai ingin menangis rasanya.

"Nih. Selamat ya, Dek." Hendery menyerahkan sebuket bunga lalu memeluk adiknya singkat. Naya menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis. Akhirnya ia bisa kembali ke rumahnya, tidak lagi tinggal di kosan dan jauh dari keluarga.

"Udah, udah jangan nangis. Kalo Yangyang tau pasti diketawain kamu. Sini, abang fotoin dulu," kata Hendery lalu menyuruh Naya berpose dengan gedung UI sebagai latar belakangnya.

"Satu, dua."

Cekrek,

(pict aslinya aku ambil dari pinterest, ini cuma diedit)

"Nanti abang kirimin ke Yangyang." Naya langsung memukul lengan Hendery.

"Ih Jangan!"

"Kenapa coba?" tanya Hendery lalu mengangkat hpnya tinggi-tinggi.

"Ih pokoknya jangan! Tunggu dia balik dulu baru boleh liat," jawab Naya. Tak lama datanglah Heejin bersama Soobin juga keluarganya.

Naya tersenyum senang saat mendengar Soobin yang berencana melamar Heejin nanti malam. Tanpa sepengatahuan cewek itu pastinya.

Naya mengangguk menyanggupi permintaan tolong Soobin untuk membantunya menyiapkan hal-hal yang bisa disiapkan. Dalam hati Naya iri, kapankah momen tersebut akan datang kepadanya?

•••

Ini sudah seminggu sejak wisuda. Seminggu juga setelah lamaran Heejin. Semuanya berjalan lancar. Tapi tidak pada Naya dan juga Yangyang.

Seminggu ini Yangyang tidak pernah membalas pesan ataupun teleponnya.

"Kenapa lagi sih? Lagi sibuk kali ya?" gumam Naya kesal lalu melempar hpnya ke kasur. Cewek itu menarik napas panjang. Dia mulai khawatir dengan hubungan ini.

"Akhir dari hubungan gue gak bakal gini kan?" lirih Naya sebelum akhirnya terlelap.

•••

Tanpa sepengetahuan Naya, Yangyang bahkan sudah menyiapkan tiket pesawat untuk kembali ke Indonesia. Tidak sendiri kali ini. Bersama dengan bunda dan juga ayahnya.

Yangyang hanya memberitahu Hendery tentang ini. Cowok itu berencana melamar Naya saat sampai di Indonesia nanti.

"Udah siap semua kan?" tanya Lia sekiranya ada yang tertinggal. Yangyang menggeleng menjawab pertanyaan bundanya.

"Seneng banget kayaknya anak bunda yang lagi sebentar mau ngelamar anak gadis orang," ujar bundanya Yangyang dengan nada menggoda.

"Ih apasih, Bun. Malah deg-degan aku tuh," sahut Yangyang. Henry yang berada di jok depan bagian penumpang tertawa. Mereka menaiki mobil pamannya Yangyang yang tinggal di Jerman.

"Tenang aja. Ayah juga dulu gitu pas ngelamar Bunda kamu," balas Henry. Yangyang mengangguk.

Tidak sampai satu jam mereka sudah sampai di bandara. Perasaan Yangyang tiba-tiba saja tidak enak. Namun cowok itu berusaha menghilangkan hal-hal negatif yang dipikirkannya.

Setelah sekitar lima belas menit boarding, pesawat kini akan take off. Yangyang berdoa dalam hati. Berharap kelancaran transportasi udara yang dinaikinya ini.

Tidak sesuai harapan, belum setengah perjalanan awak pesawat mengumumkan ada gangguan pada pesawat. Sehingga mengharuskan mereka untuk mendarat di bandara terdekat.

Yangyang hampir menangis dengan rasa takut yang mendominasinya. Cowok itu takut dirinya beserta keluarganya akan berakhir di sini.

Apakah ini akhirnya?



TBC

Eheyy :))
Mau gimana nih endingnya?:)
Sad atau happy?😭🙏

Mari kita sama sama mendoakan yangyang dan juga keluaganya :b

Doain aja aku bisa apdet hari ini untuk chapter terakhir. Soalnya aku lagi ketagihan sama drakor gais:( jadi jarang main wattpad

Kalo gak nanti malem ya aku usahain besok eheq :*)

Jangan lupa vote komennya yakk
Sayang kalian semuaa🧘❤️❤️❤️

Childish ; Liu Yangyang [✓]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt