36

1.6K 263 2
                                    

Gue dan Kak Dejun memutuskan untuk berjongkok di depan toko tempat Kak Dejun belanja tadi sambil menunggu hujan reda. Sayang banget gak ada kursi di deket sini.

"Mukanya berantakan banget. Lagi ada masalah?" tanya Kak Dejun. Fyi, setelah putus, gue sama Kak Dejun tuh udah jarang banget sama yang namanya komunikasi. Bahkan hampir gak pernah, kecuali pas ketemu di dufan. Yang bareng Kak Yuqi itu loh.

Gue cuma terkekeh. "Gak juga sih, Kak."

Lagi-lagi hening dan kecanggungan menyelimuti suasana diantara kita. Cuma ada suara gemericik air dan hujan deras.

"Hendery apa kabar?" tanya Kak Dejun lagi. Gue tau Bang Dery sama Kak Dejun udah gak kontakan lagi semenjak gue dan Kak Dejun putus. Bang Dery marah banget sama Kak Dejun waktu itu.

"Beberapa hari yang lalu baru aja balik dari Bandung," jawab gue seadanya. Kak Dejun cuma mengangguk-angguk.

"Gak mau dianter pulang?" tanya cowok di samping gue lagi. Gue menggeleng sambil tersenyum tipis. Bisa-bisa nanti baku hantam dia sama Bang Dery.

Cukup lama gue dan Kak Dejun menunggu hujan reda. Padahal dia bawa mobil, tapi katanya kasian nanti gue nunggu sendiri. Aduh, mantan membuatku jadi ingin berpaling. Ga ding, canda.

"Maafin gue ya," ucap Kak Dejun tiba-tiba.

"Hah?"

Cowok itu tersenyum simpul. "Maaf buat semuanya. Gue gak pernah sempat bilang maaf ke lo, Nay."

Gue cuma tersenyum kecil menanggapi, "Yaudahlah, Kak. Lagian semuanya udah berlalu hehe."

Setelah obrolan itu, lagi-lagi kita berdua saling diem-dieman dan fokus ke pikiran masing-masing. Gue yang bosen langsung buka hp. 

Ada 10 pesan dan 3 missed call dari Bang Dery. Gue lupa masih pake mode silent.

Bang Dery
P
P
P
Dek
Dek
Lagi bentar hujan, gak mau dijemput?
Woi dek
Lo dimana heh
Lo gak diapa-apain sama Yangyang kan?
Gue jemput lo sekarang.

Gue auto tepuk jidat. Tangan gue bergerak cepat untuk nelpon Bang Dery. Kak Dejun sampai heran ngeliat gue panik sendiri. Gue takut aja nanti Bang Dery malah berantem sama Yangyang.

"Siapa?" tanya Kak Dejun setengah berbisik. Gue cuma jawab lewat gerak bibir. Dia hanya ber-oh ria saja.

Di deringan ke empat panggilannya diangkat.

"Lo dimana, Dek?"

"Assalamualaikum dulu dong, Pak."

"Waalaikumussalam. Jawab gue! Lo dimana, Nayaaa?"

"Lagi neduh."

"Dimana? Sendirian? Gue udah ketemu sama Yangyang tadi, tapi dia bilang lo udah pulang."

"Aku lagi neduh di toko deket taman di komplek Yangyang b-bareng K-Kak Dejun."

"Hah? Kok bisa sama dia? Abang jemput sekarang. Diem, jangan kemana-mana."

Tut

Suara kentutku bergema. Gak, canda.

Gue bisa nangkap nada bicara Bang Dery berubah setelah gue bilang nunggu bareng Kak Dejun. Orang di samping gue ini masih natap gue bingung.

"Bang Dery mau jemput," ucap gue. Dan dia cuma ngangguk.

"Gue tunggu sampai Dery dateng." Gue mengemam bibir. Gimana kalo mereka beneran baku hantam?

TBC
HAE HAE :b
Harusnya ku apdet kemarin tapi belum selesai ngetik wokwok🙂👌 padahal cuma 400an words:)

Yangyangnya sembunyi dulu, belom mau muncul dia🧘

Jangan lupa vote komennya yakk
Sampai jumpa di chapter selanjutnya eak🙂❤️




Childish ; Liu Yangyang [✓]Where stories live. Discover now