39

1.6K 257 15
                                    

Sudah siapkah kalian denger penjelasannya Yangyang?  Maaf aja klo penyebabnya tuh ketebak :b

Happy Reading

***

Author POV

Hendery berjalan turun tangga setelah beberapa menit lalu ditelpon oleh Yangyang. Mantan adiknya itu minta ketemuan karena perlu menjelaskan beberapa hal.

Naya yang lagi nonton drakor di ruang tengah mengernyit kebingungan ngeliatin abangnya yang udah mau pergi lagi. Padahal baru aja 2 jam yang lalu mereka pulang setelah nganterin Talitha.

"Mau kemana lagi, Bang? Baru aja pulang masa mau pergi lagi? Ikut dong," ujar Naya masih sambil duduk santai di sofa.

"Mau ketemu temen. Bilangin ke Mama Papa nanti ya. Habis magrib mungkin abang pulang," jawab Hendery cepat. Naya menaikkan sebelah alisnya curiga.

"Emangnya abang punya temen? Palingan cuma Kak Dejun, Kak Lucas, Kak Mark, sama Yangyang doang kan? Kak Lucas sama Kak Mark kan masih di Kanada. Yakali abang mau ketemu sama Kak Dejun, " ucap Naya.

Hendery yang udah siap membuka pintu rumah langsung noleh. "Kamu kirain temen abang cuma mereka? Masih banyak kali. Jangan lupa kunci pintu," jawab Hendery dengan ketus. Naya memajukan bibirnya kesal lalu kembali fokus ke drakornya.

Nonton scene putus di drakor membuat cewek itu keinget mantannya.

•••

Di sinilah Yangyang dan Hendery sekarang. Cafe kopi yang ada di deket SMA keduanya dulu. Udah lima menit duduk berhadapan tapi Yangyang masih belum buka mulut. Cuma tarik-buang napas mulu. Hendery lama-lama kesel sendiri.

"Lo jadi jelasin gak?" tanya Hendery gregetan. Yangyang cuma nyengir terpaksa.

"S-sebenarnya gue dipaksa buat kuliah di Jerman sama ayah gue, Bang." Akhirnya Yangyang membuka mulut. Hendery masih menunjukkan muka bingungnya.

"Lah terus kenapa? Kan lo sama Naya masih bisa LDR, Yang."

Cowok yang lebih muda setahun itu tarik napas panjang. "Gue gak tau. Gue gak yakin."

Hendery terdiam.

"Lo beneran sayang sama Naya?" tanya Hendery. Yangyang natap Hendery seolah bilang 'gak perlu ditanya lagi'.

"Banget. Naya itu orang yang bener-bener pengen gue lindungin, Bang. Tapi yang gue lakuin malah nyakitin Naya sama sikap gue yang gak dewasa. Gue gak pernah bisa selesain masalah dan sering lari dari masalah itu," jawab Yangyang sambil nunduk dan sesekali mainin jarinya.

"Terus sampai kapan lo mau kayak gitu terus? Kalo kayak gini adek gue bakal makin sakit. Lo udah pernah omongin ini sama dia?" kata Hendery lalu menyeruput kopinya.

Yangyang mengangguk pelan. "Gue udah pernah iseng tanya soal itu ke dia. Meskipun dia bilang cuma bisa pasrah sama kemauan ayah gue, gue tau dia gak akan mudah terima, gue bisa liat itu dari matanya. Dan gue gak tega untuk ngegantungin perasaan Naya kalo beneran LDR."

Hendery mengusap wajah kasar. Rasanya dia ikut stres dengerin penjelasan sosok yang udah dia percayai untuk menjaga adiknya.

"Gue udah percaya sama lo, Yangyang. Gue tau lo berusaha ngelakuin yang terbaik buat hubungan lo sama adek gue. Tapi menurut gue ini bukan cara yang bener. Setidaknya lo harus bilang ke Naya soal ini. Gue gak mau hubungan kalian bakal penuh sama penyesalan," ujar Hendery dengan bijak.

Yangyang hanya diam mendengarkan.

"Sebentar lagi magrib. Sholat dulu aja, terus lo berdoa minta solusi yang terbaik. Lagian gue udah bilang bakal pulang habis magrib," ucap Hendery sambil berdiri dan menepuk pundak Yangyang.

Selama perjalanan ke masjid, Yangyang benar-benar mencerna setiap kalimat yang diucapkan oleh Hendery. Ia juga benci dengan keadaan dimana ia tidak bisa menyelesaikan masalah dan memilih lari darinya seperti sekarang ini.


TBC

Ehee :b
Gak jelas banget ini plis 😭🙏

Bagi yang belum terlalu paham alesan Yangyang silahkan tanya di komen :) karena otakku tiba tiba jadi 3g pas nulisnya. Gak nemu kata-kata yg tepat akutuh:(

Dahlah, jangan lupa vote komennya yak🙂💚

Sayang kalian banyak banyak🧘❤️❤️❤️

Childish ; Liu Yangyang [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang