30

2.6K 297 5
                                    

Besok Bang Dery pulang. Gak sabar my seblak ;)

Papa juga udah balik dari dinas. Hari ini gue fokusin untuk ngabisin waktu bareng keluarga, gak bareng Yangyang ataupun hang out bareng Heejin. Belajar buat SBM juga sih. Soalnya lagi bentar. 2 minggu lagi euy.

"Nay, bantu Mama buat kue yuk?" ajak Mama pas liat gue duduk sambil main hp di ruang tamu. Gue cuma iya iya aja. Daripada gak ada kerjaan, bosen gue.

Sambil ngikutin Mama ke dapur, gue bertanya ke Papa yang lagi pangku laptopnya sambil ngetik, "Pa, Bang Dery katanya pulang jam berapa?"

"Katanya sih siang. Besok kalo kamu mau ajak Yangyang, ajak aja," kata Papa. Gue cuma ngangguk doang.

Gue cuma bisa liatin Mama yang ngaduk-ngaduk adonan. Gue gak pinter masalah ginian soalnya. Jadi lebih baik nontonin daripada gue sibuk sendiri.

"Kamu itu niat ngebantu atau cuma liat doang?" tanya Mama dengan nada malas.

"Ehehehe. Kan Mama tau aku gak pinter masalah ginian." Mama geleng-geleng.

"Telpon Hendery coba," ujar Mama sambil masukin baking soda ke adonannya. Gue ngangguk dan jalan ke sofa. Soalnya gue tadi taruh hp di sofa.

Tanpa berlama-lama, gue langsung mencari nomer Bang Dery dan langsung nelpon dia. Baru di deringan pertama langsung diangkat.

"Halo?"

"Loh?" Gue mengecek lagi kontak yang gue telpon. Ini kok suara cewek anju. Wah, berani-beraninya Bang Dery punya pacar gak ngasi tau gue.

"Ini adiknya Hendery ya?" tanya cewek itu.

"Iya. Ini siapa ya? Bang Dery kemana?" tanya gue.

"Emm, gimana ya. Susah jelasinnya. Hendery lagi packing barang di kamarnya, ntar dia aja yang jelasin ya."

"Hendery!"

"Iya, Ta?"

"Ada yang nelpon."

Gue cuma diem mendengar percakapan di seberang sana.

"Halo, Dek?"

"Oh-oh halo, Bang. Itu siapa coba? Pacar? Abang punya pacar tapi gak kasi tau aku? Wah, gitu ya sekarang. Main rahasia-rahasiaan. Pulang ke rumah besok aku—"

"Udah udah stop, Bego. Intinya jangan di speaker, gue mau jelasin sesuatu."

"Udah terlanjur didenger sama Mama Papa daritadi."

Gue ketawa keras dalam hati. Padahal gue bohongin.

"Jangan lupa seblaknya, baru aku matiin speakernya."

"Iya, iya bawel."

"Nah, udah. Jadi mau jelasin apa tentang cewek tadi?" Sambil berbicara, gue mulai menjauh dari ruang tamu dan dapur.

"Jadi, dia itu pacar Abang. Udah, kan?"

"Masa gitu doang? Kok bisa pacaran? Ceritain yang lengkap dong!"

"Ck, ceritanya panjang elah. Intinya besok dia ikut ke rumah juga."

"Eh seriusan?!"

"Iye. Udah, abang mau packing barang lagi."

"Oke oke. Seblak jangan lupa."

"Udah berapa kali kamu ingetin itu, Dek?"

tut...

Langsung gue matiin hehe.

"Mana? Gak jadi kamu telpon Hendery-nya?" tanya Mama pas gue masuk lagi.

"Udah, baru aja. Tapi katanya lagi sibuk packing."

"Oh yaudah biarin aja," jawab Mama dan memasukkan adonannya ke oven.

***
hai hai :))

kelamaan ya apdetnya? Ada yg nunggu gak?

Sekalinya apdet malah gak jelas gini :v Mohon dimaapkeun 👐


Childish ; Liu Yangyang [✓]Where stories live. Discover now