9

3.9K 563 22
                                    

Gue melirik jam dinding yang menunjukkan jarum pendek di angka 12 sedangkan jarum panjangnya di angka 11. Seketika gue takut. Soalnya dari yang gue denger, hantu sering muncul tepat jam 12. Gue langsung ambil hp.

Iya. Gue gak bisa tidur sejak Yangyang pulang tadi. Hampir 3 jam dong. Gue mencoba menelepon Yangyang. 11.57, gue makin takut. Gue emang penakut orangnya kalo soal hantu-hantuan. Yangyang gak angkat telepon gue. Udah tidur sih pasti.

Gue mencoba menyibukkan diri dengan buka-buka timeline di ig. Eh ternyata muncul setan anjir, di paling atas lagi. Ada video jump scare dari salah satu akun misteri yang gue ikutin. Secara bersamaan juga hp gue berbunyi, menandakan ada yang menelepon.

Gue dengan takut melihat siapa  penelepon tersebut dan langsung sujud syukur saat tau kalo yang nelpon itu Yangyang. Dengan cepat gue angkat.

"Yang? Belum tidur?" tanya Yangyang dari seberang. Suaranya agak serak, khas suara orang baru bangun tidur.

"Gak bisa tidur, kamu kebangun ya karena aku telepon?" ucap gue sedikit merasa bersalah. Tapi gak papa-lah.

"Kamu sih, berisik."

"Ya maaf ih...." Selama beberapa detik suasananya jadi hening. Baik gue ataupun Yangyang gak ada yang ngomong.

"Yang... Yangyang!" panggil gue saat mendengar samar-samar suara dengkuran dari hp gue. Yang pastinya berasal dari Yangyang. Jam di hp gue udah menunjukkan jam 12 tepat. Dalam hati gue gak hentinya merapalkan doa-doa yang gue hafal. Takut aja kalo beneran ada setan.

"Hhh? Ngantuk, Yang...," balas Yangyang.

"Aku gak bisa tidur. Dari tadi udah tutup mata tapi gak bisa tidur. Yang... Aku takut," rengek gue sambil memeluk lutut gue di atas kasur. Dibalut selimut tebal pastinya. Soalnya dingin banget jam segini.

"Aaaaaaa!!!" Gue dengan cepat menjauhkan telinga gue dari hp saat denger suara teriakan Yangyang.

"Heh! Ngapain sih? Kaget tau gak."

"Gak papa yang penting sekarang aku udah gak ngantuk. Jadi bisa nemenin kamu sampai tidur. Video call-an aja sini. Biar gak takut lagi." Ululu, that's ma boy.

"Kamu pake baju kan, Yang?" tanya gue. Soalnya Yangyang pernah bilang kalo pas tidur biasanya dia cuma pakai celana selutut doang. Dan gak pake baju. Ya takut aja gue nanti mata gue jadi ternodai.

"Ntar. Aku pake dulu." Terdengar suara grasak-grusuk setelah Yangyang bilang gitu. Gak lama kemudian, mode teleponnya dialihkan jadi video call. Gue langsung terima.

Yangyang langsung senyum lebar pas udah kesambung.

"Mau aku dongengin?" tanya Yangyang tiba-tiba. Sebelah alisnya terangkat, menunggu jawaban gue.

"Yaudah deh. Tapi kamu dapet dongengnya darimana coba? Punyanya Gina?" Dia mengangguk semangat. Haduh gemes gue. Jadi Gina itu ponakannya Yangyang. Yang pipinya tembem banget, sering rebutan permen sama Yangyang sampai nangis.

Yangyang itu anak tunggal. Gina itu anak dari kakak sepupunya Yangyang. Tapi sering dititipin ke Yangyang, soalnya orangtuanya sibuk.

Gak sampai setengah jam teleponan sama Yangyang, gue mulai ngerasa ngantuk. Beberapa kali juga gue menguap. Begitupun Yangyang.

"Yang... Aku ngantuk," ucap gue. Mata gue susah kebukanya ini.

"Aku juga. Yaudah aku matiin ya. Yang nyenyak tidurnya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, babay...," balas gue yang langsung menaruh hp di nakas. Gue memperbaiki posisi dan menutup mata. Gak lama kemudian gue udah ada di dunia mimpi. Mimpinya panjang, gak perlu diceritain.

***











Jeng jeng :0
Work yang sangat unfaedah :'D
Makasih buat yang mau baca...💘

Childish ; Liu Yangyang [✓]Where stories live. Discover now