(G)tigapuluhdua

103 19 16
                                    

Vote dulu dong😌😏

Sanggupkah engkau menahan sakitnya terkhianati cinta yang kau jaga?

"Lo pernah nggak liatin tulisan kecil-kecil di bungkus permen yang bakal lo buka?" tanya Vernon saat mereka berhenti di lampu merah.

"Nggak, emangnya kenapa? Gara nggak bolehin gue lagi makan permen soalnya."

"Loh kenapa?"

"Gue kalau makan permen lupa jumlah. Kata Gara, makan permen banyak-banyak buat kita nggak bakal tinggi dan bahkan jadi pendek. Makanya gue nggak lagi makan permen." cerita Junia.

"Hahaha polos banget lo." Vernon tertawa kecil.

"Emangnya ada apa sama tulisan kecil-kecil itu Ver?"

"Gue sama kayak gitu, sama seperti tulisan itu."

"Lho? Beda dong." Junia mengalihkan pandangannya pada objek yang ia tangkap.

"Karena sama-sama nggak dianggap tapi ada..." kata-kata Vernon samar-samar terbawa angin, karena di samping itu Junia terlalu terpaku pada objek yang ia pandangi.

Gara. Objek itu Gara. Ia memayungi Jeny menuju mobil Lykan milik Gara, gercep ya Gara? Tadi saat bareng Junia gak ada berusaha mayungin atau telfon sopir rumah bawa mobilnya. Tapi, saat bersama Jeny...

Ah sudahlah, Junia memilih menunduk saat objeknya terganti dengan deretan pohon dan gedung tinggi. Berlomba-lomba berganti agar dilihat oleh mata manusia yang lewat jalan itu...

"JUNE!" teriakan Vernon membuat Junia sadar ia tengah dibonceng Vernon.

"A-ah iya kenapa?"

"Lo denger ucapan gue nggak sih dari tadi?" kesal Vernon.

"Eh, emang Vernon ngomong apaan? Sorry, tadi anginnya kenceng banget." alibi Junia.

"Heleh, dari tadi gue jalanin motor 20km/jam kok gak berubah. Liatin apaan sih lu?"

"Kepoooo. Ya liatin jalan sama pohon-pohonlah, adem banget liatnya." Junia mendongak sambil tersenyum.

"Alibi lo kurang tepat kecil, seharusnya lo bilang kalau lo tuh sedih liat Gara ama kembaran lo."

"Ko-kok lo tau? Kok lo tau dia kembaran gue?"

"Ya taulah, gue kan dah bilang. Gue bakal cari tau semua tentang lo!"

"Dasar penguntit!"

"Dih bukan, tapi stalker handal." Vernon tertawa.

"Gak ada yang lucu ya!"

"Hm, gue juga tau Gara bahkan nggak inget ultah lo dan lebih milih ngerayain ultahnya Jeny kembaran lo itu kan?"

"Hm ya."

"Nah! Seharusnya lo bilang makasih ama gue tadi, bukannya malah buang-buang kado dari gue. Jangan liat harganya, tapi ketulusannya bro!"

"Gue cewek anjir!"

"Yaudah sist deng, eh ceweknya Gara nggak boleh kasar!"

"Hm."

"Badmood mulu perasaan."

"Iya, muka lo mulu yang gue liat. Pas banget lagi gue lagi down, kayak jelangkung aja datang nggak diundang pulang nggak dianter." cibir Junia.

"Ya ngapain dianter? Gue kan ada motor, nggak kek lo naik sepeda aja nggak bisa."

"Ih kok tau?"

"Apa sih yang nggak gue tau?"

"Songong lo daki berang-berang."

Galore (Complete)Where stories live. Discover now