(G)delapan

305 46 10
                                    

Kalau ini dinamakan obsesi semata, tolong rubah obsesi ini menjadi cinta sesungguhnya. Cinta yang kamu mau:)

Junia menemani Gara berlatih basket sambil membaca buku campbellnya. Yap, hari ini tak ada jadwal latihan olimpiade.

Ih Gara keringetnya ya Allah, berkhasiat menyembuhkan jiwa kejombloan gue ya Allah!

Jiwa jones gue bergejolak ya Allah!

Woi tolong karungin Gara buat gue bawa pulang!

Woi bungkusin Gara ditambah Bima tanpa Revan, gue bayar pake cinta gue deh!

Nggak kuat kakak kelasmu ini dek, gans banget ya ampun!

"Gara fansnya sampe kakak kelas ya? Bahaya." Junia terkekeh lalu melihat permainan Gara.

Ada sedikit rasa bangga pada diri Junia. Gara yang didambakan cewek-cewek sekolahnya, malah memilih cewek miskin sepertinya. Bisa dibilang, Gara itu punya Junia. Tapi ntahlah, Junia masih takut mengakui dirinya sendiri pacar yang layak bagi Gara.

"JUNIA!" Lamunan Junia buyar saat Gara memanggilnya dari tengah lapangan.

Mengerti akan kode Gara, ia membawakan sebotol air mineral untuk Gara. Mana mau kan Gara nerima selain botol dari sang pacar?

Namun, langkah Junia terhenti saat seorang kakak kelas memblokir jalurnya kepada Gara. Tak terasa, tangannya mengepal saat melihat tingkah laku sang kakak kelasnya itu pada Gara.

"Gara ini minum, keringet lo gue lap-in ya?" Namun, sebelum tangan itu mampir di dahinya, Gara lebih dulu menepisnya.

Gara sama sekali tak mengalihkan tatapannya dari Junia. Tau emosi pacarnya sedang labil.

"Bilang June!" Gara peka Junia tak suka.

"Menjauh dari pacar gue kak!" Junia nekat berdiri di depan Gara, menghalangi.

"Siapa lo? Enak aja nyuruh gue ngejauh, nggak sopan banget lo. Gue kakak kelas lo, dasar bocah ingusan!"

"Bocah ingusan? Gara nggak suka cewek pedofil kaya lo, makanya ngejauh cepet!" Balas Junia lebih berani.

"Wah? Dasar lo ya-"

"Pergi kak."

"T-tapi Gar..."

"Sekarang."

"Awas lo ya!" Kakak kelas itu mendengus lalu pergi begitu saja.

"Ih untung upilnya nggak terbang juga, coba terbang pasti Junia bakal bales pake jurus ninja hatori." Gumam Junia yang membuat Gara terkekeh.

"Lain kali bilang apa yang ganggu lo oke? Lo aman kan ada gue. Belajar berani ya pacar!" Junia merona saat Gara tersenyum padanya.

Pasti Gara, Junia bakal beraniin diri biar orang tau Junia pantas buat Gara.

"Pacar tampan lo dehidrasi nih..."

"Eh i-ini Gar maaf gue ngelamun..." Gara tentu dengan senang hati menerima botol mineral tersebut lalu meminumnya hingga tandas.

"Habis ini langsung pulang?" Tanya Gara sambil memasang tasnya.

"Hm..."

"Berani June."

"Junia iri sama teman-teman yang pada suka baca novel, tapi Junia nggak punya duit beli novel. Pasti mahal. Makanya Junia mau liat-liat aja dulu, nanti kalau udah tau harganya Junia bakal ngumpulin duit." Cicit Junia jujur.

"Ayok!"

"Kemana?"

"Gramedia."

"Ngapain?"

Galore (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang