(G)duapuluhenam

113 22 7
                                    

Votenya dong😏😌

Ini terdengar menggelikan, tapi gue benar-benar rindu sama lo.

"Le-lepas!" Junia dengan berderai air mata memberontak. Luka tadi saja masih ada, harus ditambah sama luka fisik kayak gini? Ya Tuhan tolong Junia, ini terlalu sakit.

"Lo masih bisa paham kan bahasa manusia?" Bisik cowok tersebut dengan nada tajam di telinga Junia.

"Gu-gue gak kenal sama lo! LEPASIN GUE!?" Junia berteriak.

"KURANG AJAR LO!? BERANI LO BENTAK GUE HAH!? Gue Levin, mau apa lo hah!?" Cengkraman Levin makin kuat di lengannya.

"Ba-bang Levin?"

"Iya. Kicep kan lo! Lo bisa nggak sih nggak gatel semalem aja? Gue cuma pinjem Gara malam ini doang, tapi lagi-lagi Gara gak datang karena alesan lo." ucap Levin sambil menatap tajam Junia.

"Lo kan yang maksa-maksa Gara biar stay sama lo, ujung-ujungnya lo ngajakin dia jalan. Lo tau? Gara tadi izin ke gue lo sakit, dia gak tega ninggalin lo. TAPI APA HAH?! GUE TADI LIAT LO SAMA DIA MAKAN DI CAFFE! Herannya gue, lo udah ada di sini? LO NINGGALIN GARA?! BERANI LO NINGGALIN TEMEN GUE?!"

"I-itu nggak gue bang-"

"ALESAN, LO! Apa sih yang lo pikirin? Karena ditembak Gara, lo jadi semaunya kayak princess gini? Seenaknya ngatur Gara? Iya? Udah merasa tinggi lo?"

"Bu-bukan gitu bang, gu-gue izinin kok Gara pergi-"

"HALAH! Gue lebih percaya Gara dari pada lo. Nyatanya apa? GARA GAK DATENG BEGO! ITU KARENA CEWEK MURAHAN KAYAK LO! CEWEK SAMPAH YANG NGERASA JADI PRINCESS DISNEY. Hello! Bangun tukang tidur. Bangun." Levin gantian mencengkram rahang Junia.

"Lo itu cuma cewek yang dikasihanin Gara dan gue muak sama cewek sampah kayak lo. Inget lo!" Levin pergi begitu saja, mengendarai ninjanya.

Junia jatuh terduduk. Badannya menggigil takut. Air matanya tumpah. Badannya mendingin. Masih ingat? Junia itu Hipotermia. Tak baik lama di luar dengan cuaca yang dingin, seperti malam ini.

"Hiks ugh sa-sakit!" Junia memukul kencang dadanya. Sesak.

Sesak karena luka dan sesak karena penyakit. Complete problem. Bolehkan ia mengharapkan Gara?

"Junia!" suara itu lah yang ia dengar sebelum ditelan kegelapan.

Siapa dia?

-Glory-

Junia membuka matanya dengan perlahan. Dia menemukan sesosok cowok duduk di sampingnya, namun ia mendengus karena bukan Gara.

"Udah enakan?" tanya cowok tersebut.

"Hm, makasih Feron."

"Nama gue Vernon."

"Vernon?" Rasanya Junia ingat, kayak pernah dengar dimana gitu.

"Iya. Oh iya, nih Gara nelpon lo banyak banget." Ponsel pemberian Gara diulurkan cowok tersebut ke tangannya.

"Lo nggak angkat kan?"

"Yakali. Mati gue kalau dia sampai tau lo ama gue."

"Makasih. Bisa anterin gue pulang Ver?"

"Kemana?"

"Ke rumah temen gue."

"Hm sekarang? Lo belum boleh pulang ama dokter." Yap, Vernon membawanya ke rumah sakit.

"Plis ba-bawa gue pulang!" Junia bangkit lalu mencoba melangkah perlahan.

"Ish bandel banget sih lo! Iya iya kita ke rumah temen lo, tapi lo tunggu dulu di sini!" Vernon tampak berjalan keluar ruangan.

Galore (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang