(G)tigabelas

204 38 6
                                    

Vote dulu! Biar dapat pahala, lagian gratis juga kan hehehe.


Come along with me and don't be scared. I just wanna set you free.

Junia terkagum saat mobil Gara berhenti di sebuah gedung tinggi. Sangat tinggi, besar dan mewah.

Gara menggandeng tangan Junia untuk masuk ke gedung itu, setelah memberikan kunci mobilnya untuk diparkirkan vallet.

Tau vallet? Wadah buat cat air itu lho! Eh nggak deng beda, itu mah palet. Vallet adalah jasa yang ditawarkan oleh suatu gedung atau perusahaan untuk memarkirkan kendaraan pengunjung atau tamu. Ngarti tah?

"Ini gedung apa Gar?" Junia melihat sekeliling, tangannya menggoyangkan genggaman mereka.

"Apartemen."

"Hum? Wah ini yang sering orang bilang? Mewah banget, Gara tinggal di sini ya?"

"Hm."

"Pasti mahal kan?" Gara hanya diam.

Tibalah mereka di depan lift. Gara memencet tombol yang menandakan panah ke atas, Junia berpikir untuk apa itu? Tapi lupakan, karena bersama Gara dia pasti aman.

Setelah pintu lift terbuka, mereka masuk ke dalam. Ada satu lagi lift di samping, tapi sepertinya ini lift khusus? Karena dari penglihatan Junia, lift nya di desain sangat mewah dari lift yang satunya. Kenapa? Dindingnya transparan, kita bisa melihat pemandangan hiruk pikuk kota.

"Kotak terbang ini apa namanya Gara?"

"Pfft..." Gara menutup mulutnya dengan telapak tangan. Menahan tawa, kalimat konyol apa yang diucapkan pacarnya itu?

"Gara mau ketawa ya? Ketawa aja, Junia tungguin." Ucap Junia polos.

"Hahahaha." Lepas sudah tawa itu. Bahkan, Junia sempat terkagum. Kenapa Gara juga tidak bisa seperti ini di depan orang-orang?

Sambil menunggu Gara selesai tertawa, Junia menatap takjub pemandangan hiruk pikuk kota. Baru kali ini ia berada di ketinggian yang sangat tinggi ini, terlihat dari atas pintu lift ini ada angka 10 di sana. Masih akan berganti, tentunya.

"Udah bisa Junia tanya?" Gara mengangguk, sambil menghapus air mata di sudut matanya.

"Ini namanya apa?" Tunjuk Junia ke bawah.

"Lantai."

"Ish bukan, kotak yang bawa kita terbang ini apa namanya?" Junia greget sendiri.

"Lift. Naik bukan terbang."

"Hooo oke deh, oh iya angka di atas itu tandanya apa?" Junia menunjuk ke atas pintu, tempat angka yang ditanya berada.

"Lantai berapa ini."

"Lho? Kok Gara nanya itu? Junia nggak tau, lagian Gara nggak jawab pertanyaan Junia tadi." Belum mudeng pemirsah:)

"Tandanya kita lagi di lantai sesuai angka nya sayang..." Gara mengacak rambut Junia gemas, saking gemasnya pengen dihalalin langsung.

Nggak mungkin kan Gara bilang mau lempar Junia dari lift ini? Di saat lift menunjukkan angka 14? No! Gara cinta Junia. Junia pacarnya Gara. So, impossible although he want to do it:)

"Ish apaan sih?" Junia bersemu saat kata terakhir diucapkan Gara dengan mulusnya.

"Kenapa merah ini?" Gara mengelus pipi Junia.

"Udah ah!" Junia memelototkan matanya pada Gara, pura-pura ngambek.

"Hm iya pacar, maaf ya..." Kan, senyum Gara tuh bikin Junia nggak bisa sekali pun marah atau pura-pura marah malahan.

Galore (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang