(G)duapuluhdua

137 29 34
                                    

Vote dulu dong😏😌

Stop here for a minutes:)

Ducati Panigale V4 berwarna hitam itu berhenti di sebuah restoran mahal, tepat di saat gelapnya malam sebagai background di langit.

Gara berjalan tegap memasuki tempat tersebut, sehingga ia menjadi sosok perhatian saat bel di atas pintu berbunyi. Ya, Gara sang pemilik motor mahal tersebut.

Motor kesayangannya. Hanya terdapat satu bangku, jadi ia rasa nyaman tak bisa membonceng selain Junia. Tidak akan terjadi isu kan? Itu yang Gara harapkan dengan menggunakan motor tersebut.

"Lama banget sih!" Sosok seorang manusia tampak cemberut di tempatnya.

"Maaf bae, aku harus izin sama mama dulu." Gara lalu mencium puncak kepala sosok tersebut lalu duduk di bangku depannya.

"Hm."

"Kenapa memanggilku ke sini?"

"Hm, I miss you maybe?" Sosok tersebut tersenyum hangat kepada Gara.

"Oh ayolah!"

"Aku serius, kamu sudah lama tidak main lagi denganku."

"Bae, aku sedang sibuk seperti yang kamu mau." Gara tampak memberi penjelasan.

"Iya, tapi aku juga butuh perhatian kamu."

"Hm, lalu bagaimana?"

"Ikuti saja, tapi usahakan cepat biar kamu ada waktu main lagi sama aku."

"Hm seperti yang kamu mau, aku akan urus semuanya." Gara kembali tersenyum sambil mengelus punggung tangan sosok tersebut.

"Hm, mau makan dulu?"

"Aku harus balik cepat, aku izin ke mama hanya untuk sebentar."

"Hm, baiklah. Take care baby bear!" Gara terkekeh geli

"Be waiting me, dear!" Gara lalu segera pergi dari sana.

Dari balik kaca tadi, sosok tersebut tersenyum senang. Hm, dia tak akan pernah berubah karena sejatinya yang milikmu hanya akan tetap jadi milikmu.

Benar kan?

-Glory-

"Haah dingin sekali malam ini!" Junia berjalan di tepi trotoar.

Lagi-lagi, malam ini ia harus keluar membeli peralatan untuk sekolahnya besok. Ada tugas untuk presentasi, sayangnya dibuat individu dan Junia sama sekali belum bertemu Gara.

Kemana ya cowok itu kira-kira?

Brum...

Knalpot motor sport terdengar berhenti di sebelah Junia, motornya maksudnya. Gara? Hell, no! He is not him, but other man.

"Mau kemana lo...June?" Cowok itu menyeringai, tapi tak menutup fakta bahwa ia tampan.

"Hm...lo?" Junia memelototkan matanya ke arah cowok tersebut.

"Gue akhirnya tau nama lo, Junia. Junia Wirata Salya, tepatnya. Gue nggak salah kan?"

"Hm, Feron hebat juga!"

"Gue Vernon pake V bukan F."

"Ah, Feron aja. Junia bisa ingat nama lo, Feron not Peron oke?"

Galore (Complete)Where stories live. Discover now