(G)tujuh

388 61 22
                                    

Kamu adalah segala bentuk pengharapan yang berwujud manusia.

Pagi ini, lagi-lagi tatapan sinis tertuju pada Junia yang dikelilingi oleh cogan pagi ini. Gara and friends, who else right?

Junia meringis kecil sambil memegang perutnya. Untuk kali ini, siapa pun dari ketiga cowok itu belum sadar. Belum tau. Belum ngeh. Soalnya, pada lurus ke depan semua pandangannya.

"Kantin yuk? Mumpung jam pertama kosong." Ajak Revan.

"Boleh tuh, gimana bos?" Bima merangkul Revan.

"Nggak." Singkat Gara lalu masuk ke kelas dengan tangannya yang bertengger di bahu Junia.

"Si bos makin hari makin bucin. Lelah gue." Keluh Revan.

"Yaelah, besok kalo lo ngerasain juga tau gimana rasanya." Balas Bima.

"Kalau ceweknya kayak Junia mah gue mau, tapi kalo si Rika? Ogah gue."

"REVANKUUHHH!" Teriakan seorang cewek membuat Revan dan Bima bergidik ngeri seketika.

"Anjay kan beneran datang, ayok kabur!"

"Hooh van, ayok gamau gue kalo sampe ketangkep kita."

"Lari ah banyak bacotan bat kita dari tadi!" Mereka sontak berlari menghindari si Rika.

Btw, Rika ini tuh cantik guys. Kelas ips. Bodygoals lah lumayan. Idela, eh ideal deng typo. Cinta mati sama Revan. Heran gue, kenapa si Rika bisa suka sama Revan kutu kupret gitu? Kok bisa gituuu?

-Glory-

"Udah sarapan?"

"Belum Gar..." Jawab Junia lirih sambil meletakkan kepalanya di meja.

"Kenapa?"

"Hm?" Junia mendongak lalu berpura-pura tak ngeh.

"Lo sakit?" Gara menempelkan punggung tangannya di dahi Junia.

"Nggak kenapa-kenapa Gar..." Junia tersenyum meyakinkan.

"Girly banget."

"Maksudnya? Gue kan emang cewek."

"Bilang okay but the real is not okay." Gara mendengus.

"Hahaha, ini beneran nggak apa-apa Gar..."

"Hm."

Tak lama masuklah guru mereka. Sebelum pengecekan kehadiran siswa, bunyi dobrakan pintu yang keras terdengar. Membuat semua orang mengalihkan tatapan ke pintu, terdapat dua pelaku di sana.

"Apa tidak bisa buka pintu pelan-pelan Bima Revan?" Tanya guru mereka.

"Nggak b-bisa buk!" Sanggah Revan cepat.

"Iya buk ada monster berkaki dua b-buk." Sahut Bima dengan ngos-ngosan.

"Apa maksud kalian?" Tepat pertanyaan itu selesai diucapkan, suara teriakan menggetarkan bumi yang berbentuk ini.

"REVAN TUNGGUIN RIKA IH!" Sontak saja Revan dan Bima bersembunyi di balik punggung bu Geni, saat Rika sampai di pintu kelas mereka.

"Lho? Rika ngapain?" Tanya bu Geni.

"I-itu buk, R-Revan nggak mau dideketin sama Rika. Dari tadi, m-masa Rika ditinggalin mulu." Curhat Rika tak sadar.

Galore (Complete)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora