(G)delapanbelas

173 39 9
                                    

Votenya dulu dong😏😌

I want to do a good job this time.

"GARA STOP!" Junia yang terisak sambil memeluknya dari belakang, membuat Gara reflek berhenti.

Bahkan, selama 7 menit pertarungan dua cowok itu membuat dua kelompok tawuran berhenti mendadak. Menatap kagum pada Gara.

"Pacar, lo nggak apa-apa kan?" Gara langsung mendekap tubuh mungil pacarnya.

"G-Gara Junia nggak apa-apa, wajah Gara ada lukanya."

"Ini nggak apa-apa, yang penting lo baik-baik aja."

"Ini anak baru lo ya vin?" Tanya cowok yang tadi Gara gebukin, ia dengan dibantu dua temannya berdiri dengan terbatuk-batuk.

"Nggak, urusan lo sama gue dan geng gue. Mereka nggak ikut-ikutan!" Levin berdiri di depan Gara dan Junia.

"Cih! Gimana pun juga dia udah buat gue kalah untuk pertama kalinya, lo harus berurusan sama gue!?" Teriak orang tadi sambil menunjuk Gara.

"Oh, lo kalah? Buat pertama kalinya?" Tanya Gara sambil tersenyum remeh.

"BANGSAT LO!? INI JUGA GARA-GARA LO! POKOKNYA GUE MASIH ADA URUSAN SAMA LO!?" Cowok itu pergi bersama kelompoknya, diikuti Gara yang kembali berjalan menuju parkiran dengan Junia di dekapannya.

Bagaimana tidak? Junia pasti shock, untung pacarnya ini tak dijadikan sandra. Sebilah pisau bahkan telah mampir di leher pacarnya, beruntungnya lagi cowok tadi tidak berbuat yang macam-macam. Gara lega akan hal itu.

"Thanks dek! Maaf lo harus masuk ke masalah kami." Levin meminta maaf, membuat Gara berhenti.

"Hm." Hanya deheman, Gara meninggalkan tempat itu.

"Gue tau posisi gue harus diturunin ke siapa..." Kata seseorang sambil tersenyum miring.

"CABUT!"

-Glory-

"Mau peach milk?" Gara menyodorkan sekotak.

"Mau." Gara menghela nafas sambil mengelus rambut Junia, sedih sekali melihat Junia masih shock seperti ini.

"Gue tau lo nggak akan bisa lupain kejadian tadi, tapi gue harap itu gak jadi trauma buat lo." Setelahnya, Gara melajukan mobil meninggalkan sekolah.

Junia? Mupeng belum konek.

"Pulang atau jalan?"

"Pulang aja deh Gar, kita belajar buat olim."

"Oke."

Mereka sampai di penthouse, tepat setelah Lerina menyiapkan makanan di atas meja.

"Assalamualaikum Junia Gara pulang ma..." Sahut Junia garong.

Apa? Garong? Maap typo, maksudnya 'girang.' Oke, calm guys calm hihihi:)

"Tara nggak ganti baju dulu?" Tanya Lerina.

"Nggak ah ma, nanti aja. Mau makan sama pacar dulu." Semburat pink begitu kentara mampir di pipi Junia.

Kalau gini terus, Junia nggak bakal meninggal cepat kan? Abis, jantungnya degem-degem ga jelas gitu sih:v

"Kamu ini gombal mulu kayak papa kamu!"

"Ya kan Tara anaknya ma."

"Iya juga sih ya? Lupa sesaat mama."

"Ada-ada aja mama." Setelahnya, mereka makan dalam diam.

Senang ya berada di keluarga yang lengkap kayak gini? Nyaman juga. Bawaannya pengen di rumah terus, manja-manja sama mama Lerina. Eh mama mertua deng. Eh masih calon woi!

Galore (Complete)Where stories live. Discover now