Part 18

4.3K 116 3
                                    

*Author POV*

Irene dan Donald sedang sangat serius menyortir beberapa laporan di meja Donald. Admin yang lama meninggalkan beberapa pekerjaan yang belum selesai begitu saja, otomatis Donald dan Irene harus mengulangnya sejak awal.

"Admin nggak becus! Harusnya dia kasih catatan atau apalah, sebelum berhenti. Jadinya kita nggak pusing kayak gini!" cerca Donald memeriksa tumpukan laporan dihadapannya.

"Emang berhenti kenapa, pak, admin yang kemarin?" tanya Irene melakukan yang sama.

"Nggak tau. Tiba-tiba berhenti."

"Mau nikah kali." lanjutnya.

"Oh, dia emang rencana mau nikah?"

"Nggak tau, sih." jawab Donald.

"Orang sini atau perantau?"

"Nggak tau juga." Irene mentap sinis Donald.

"Umurnya berapa?"

"Nggak tau."

"Tinggalnya dimana?"

"Di.... Di..." Donald mencoba mengingat.

"Nggak tau dimana." kata Donald menatap Irene yang sedang menatapnya penuh tanya.

"Kerjanya lama?" tanya Irene lagi.

"Lama nggak, ya? 3 bulan? 4 bulan? Nggak tau juga saya."

"Pak! Masa soal karyawan sendiri banyak nggak taunya! Nggak ada perhatiannya sama sekali." Irene mendengus memisahkan kertas laporan dihadapannya.

"Orang nggak ada pengaruhnya buat saya." kata Donald santai.

"Nanti kalau saya udah nggak kerja disini, bakal diperlakukan yang sama pasti deh. Iya apa iya?" tanya Irene.

"Kamu nggak boleh suudzon gitu. Paling besoknya kalau ketemu dijalan saya udah lupa siapa kamu." kata Donald tersenyum dengan tetap memilah dokumen.

"Tega bener, Ya Allah. Punya saya udah, saya kerjain ini dulu, deh." Irene beranjak ke mejanya.

Donald hanya melirik Irene sekilas lalu beralih ke jam tangannya. Pukul 11:48.

"Irene, makan siang beli pesen atau keluar?" tanya Donald.

"Belum tau, pak. Kalau laporannya lama selesai, mungkin beli pesen aja" jawabnya.

"Gimana kalau kita makan dulu baru ngerjain ini? Biar ada tenaga, gitu."

"Belum jam makan siang, nggak apa-apa, pak?"

"Udah, tenang aja. Ayolah! Kunci pintunya, saya ambil mobil dulu." Donald beranjak mengambil jaket dan kunci mobilnya lalu melangkah keluar kantor.

Irene segera berdiri tanpa membawa tas dan hanya membawa dompet juga ponselnya. Setelah mengunci kantor, tak lupa mengirim pesan singkat pada Adrian tepat sebelum mobil Donald sampai.

*Adrian POV*

Irene:
'Sayang aku makan siang sama pak donald. Kamu jangan kelewat makan siangnya ya'

Pesan baru dari Irene masuk diponselku. Tumben mereka makan siang berdua. Ada apa? Bukannya mereka tidak banyak bertegur sapa? Apa sekarang mereka sudah sedekat itu? Tapi, Irene tak cerita apa-apa.

Dani tengah bersiap untuk pergi. Bagaimana kalau ku tanyakan padanya?

"Dan, ada kabar apa dari lokasinya Donald?" tanyaku hati-hati. Jangan sampai dia curiga.

"Aman kok, kang. Kenapa?" ia malah balik bertanya.

"Nggak, pengen tau aja. Irene betah disana? Donald nggak galak ke dia, kan?" tanyaku lagi tanpa basa basi.

Burning DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang