Part 5

12.8K 310 1
                                    

      "Bodo amat siapa yang menang pak, itu kacang panjang menjijikan" Irene menjulurkan lidahnya jijik dengan rasa yang masih menempel.
      "Jadi saya yang menang, kan? Okee. Itu sambel juga pedes banget, Ren" ujar Ian menyeruput es teh dan menyeka keringatnya. Irene tertawa geli melihat bosnya yang selama ini terlihat dingin dan berwibawa menjadi sosok yang lemah.

      Hubungan Irene dan Ian menjadi semakin dekat seiring waktu. Bahkan tak jarang Ian mengantar Irene pulang. Tentu saja tak langsung pulang tapi mampir kesuatu tempat. Entah untuk makan atau hanya mengobrol sepanjang jalan.

      Tapi hari ini berbeda. Ian mengantarkan Irene pulang seperti biasa namun ada niat lain di hati Ian. Sambil mencari waktu yang pas untuk menyampaikan niatnya, tak terasa Ian sudah sampai di depan rumah Irene. Irene kemudian pamit dan mencoba keluar dari mobil namun ditahan oleh Ian. Ia menagih hadiah kemenangan dari taruhannya beberapa hari lalu.

     "Oh itu. Oke. Bapak minta apa?" tanya Irene santai. Ian terdiam memandang Irene. Ia menyusun kalimat yang tepat tapi sangat sulit karna permintaannya bukanlah permintaan mudah. Semenit kemudian Ian menarik nafas panjang dan menjawab Irene

     "Saya minta kamu untuk cium saya"

      Irene terpaku mendengar jawaban Ian. Ia tidak menyangka bahwa Ian meminta hal seperti ini padanya. Ia berpikir Ian hanya akan meminta Irene melakukan pekerjaan lain. Lamunan Irene dibuyarkan dengan suara Ian.
     "Gimana?"
     "Ee... bapak.. mau.. maunya kapan?" tanya Irene terbata. Mudahan tidak sekarang, pinta Irene dalam hati.

     "Sekarang" deg! Mata Irene membulat sempurna. Ian menatap Irene dengan tenang. Sekuat tenaga ia tidak menunjukan betapa gugupnya ia sekarang meminta Irene menciumnya.

      "Oke, pak" jawab Irene cepat. Ian sendiri kaget dengan jawaban cepat Irene. Benarkah ia akan menciumku, batin Ian. Ian dengan gugup menunggu Irene untuk maju dan menciumnya. Tapi yang mengejutkan bahwa Irene tidak mendekatkan dirinya melainkan menarik tangan kanan Ian. Lalu, mencium punggung tangan itu.

     Ian yang terkejut kemudian tertawa terbahak-bahak melihat kelucuan Irene. Irene sendiri merasa aneh dengan reaksi Ian. Ia tidak berpikir ada yang salah dengan tindakannya. Irene memandang heran ke Ian.

    "Bukan cium tangan, Ren" ujar Ian. Mulut Irene membentuk huruf O dan mengangguk pelan. Irene menarik napas panjang dan mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Ian. Sekarang mulai terasa nyata Irene akan menciumnya. Ian yang sudah menyiapkan hati menerima ciuman Irene kembali terkejut karna mendapati bibir Irene mengecup pelan pipi kiri Ian.

     "Sudah, kan, pak?" tanya Irene lagi polos. Irene benar-benar lemot, pikir Ian. Bukan berpura-pura bodoh tapi Irene memang tidak tahu apa maksud 'ciuman' yang diminta Ian.

     "Irene, masa cium pipi ini doang. Yang lain, Irene" jelas Ian lagi dengan sedikit gemas menunjuk pipi kirinya. Irene perlahan mengerti. Sekali lagi Irene mengangguk pelan. Ia bersiap lagi untuk ciuman selanjutnya. Mungkin sekarang dia paham, batin Ian lagi.

      "Tahu yang saya maksud?" tanya Ian memastikan.

      "Tahu, pak" kata Irene mantap. Ia kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Ian. Ian percaya Irene sudah paham maksudnya. Secara perlahan wajah Irene kini semakin dekat dengan wajah Ian. Tapi bibir Irene melewati bibir Ian begitu saja menuju pipi kanannya.

      Ian memajukan wajahnya agar ia tidak perlu meminta lagi pada Irene yang ternyata sangat lemot. Bibir Ian menyentuh bibir Irene yang tidak siap menerima ciuman itu. Ian menahan kepala Irene agar tidak menjauh. Perlahan Ian mulai melumat bibir Irene dengan lembut. Irene yang menikmati sentuhan bibir Ian memejamkan matanya dan membalas ciuman Ian. Lidah Ian menyentuh bibir bawah Irene meminta akses masuk kedalam mulut Irene. Dengan cepat Irene membuka sedikit bibirnya dan membiarkan lidah Ian mengeksplorasi rongga mulutnya. Lidah Irene mulai menangkap gerakan lidah Ian dan mulai bergumul didalam mulut Irene.

Burning DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang