25. Kerja Sama

127 14 11
                                    

Rey duduk di pinggir rooftop, pengelihatannya disuguhkan dengan pemandangan gedung-gedung yang menjulang tinggi serta jalanan yang dipadati kendaraan roda dua maupun empat.

Rey duduk di pinggir rooftop, pengelihatannya disuguhkan dengan pemandangan gedung-gedung yang menjulang tinggi serta jalanan yang dipadati kendaraan roda dua maupun empat

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Sebenarnya Rey jarang ke tempat ini karena terlalu malas menaiki tangga. Tetapi, karena pikirannya yang terlalu suntuk mendorongnya untuk ke mari. Rooftop juga membuat kepingan memorinya bersama gadis itu terbuka lebar.

Sejak sepuluh menit lalu, kepalanya berdenyut hebat karena banyak hal-hal dari masa lalu melintas di pikirannya. "Bisa gila gue gini terus," gumam Rey, lalu memijat pelipisnya pelan.

Rey membuka ponselnya, kemudian cowok itu membuka Instagram dan mengetik kiranaoliveria di kolom pencarian. Untuk beberapa saat ia men-scroll beranda akun tersebut, lalu memandangi postingan yang ada di dalamnya. Tanpa sadar Rey tersenyum. Hingga sebuah suara membuatnya cepat-cepat mematikan layar ponsel

"Eh, ada lo di sini. Lagi lihat apa? Kayaknya seru banget sampe senyum senyum sendiri."

Rey menoleh ke arah cowok itu yang kini duduk di sampingnya. "E-enggak, bukan apa-apa."

Hampir aja gue keciduk. Rey menghembuskan napas lega. "By the way, lo ngapain main ke kampus gue terus? Katanya ada urusan mendesak."

Alan berpikir sejenak, semenjak ia kembali ke Indonesia dirinya memang sering main ke kampus ini. "Emang ada. Gue main ke sini buat lihat-lihat aja, siapa tahu tertarik buat lanjut S2 atau S3 di sini."

Rey mendelik. "Sejak kapan lo jadi anak rajin, Lan?"

"Gue emang rajin, anjir. Kalau kata orang bijak, tuntutlah ilmu setinggi-tingginya," ucap Alan, cowok itu menunjukkan gaya seperti orang bijak. Walaupun di SMA Alan terkenal sebagai anak yang agak pemalas dan suka mengerjakan PR di sekolah, ia tetap memiliki semangat untuk belajar.

"Bodo amatlah." Rey mendengus, namun tak lama ia menatap Alan serius. "Oh, iya. Lo harus kasih tahu gue informasi tentang Si Ran itu, gue penasaran banget sama dia."

Alan memandang lurus ke depan. "Ya, gitu. Dia temen SMP kita, terus dia cewek, rambutnya pirang. Untuk informasi lebih lanjut silahkan hibungi call center di bawah ini."

"Yang bener kalo ngasih info, ogeb!" Rey memukul bahu Alan, sedangkan yang dipukul hanya terkekeh geli.

"Kan, lo udah tahu dia satu SMP sama kita, coba lo main aja ke sana. Cari tahu sendiri tentang dia."

Ah, Rey terlalu malas. Tapi ia penasaran juga. "Gue menduga-duga kalau Si Ran ini, Ran yang temen kuliah gue. Masuk akal nggak, sih?" tanya Rey, cowok itu bergelut dengan pemikiran ini setiap malam.

"Lo beranggapan begitu karena namanya sama?"

Rey mengangguk. Namun, jika ditinjau kembali nama Ran bukan hanya satu di dunia. "Tapi gue ragu juga."

Love for Me (TAMAT) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ