09. Musik

240 27 11
                                    

Athan dan Ran baru saja keluar dari ruangan kelas. Athan yang membawa setumpuk kertas terlihat buru-buru melangkah.

"Ath, lo mau kemana?" tanya Ran.

"Mau fotocopy, lo mau ikut?" jawab Athan, langkah cowok itu semakin cepat. Membuat Ran kewalahan menyamakannya.

Anak kuliah pastinya tidak akan pernah bisa lepas dari mesin fotocopy-an. Entah itu untuk mengcopy tugas, jurnal, makalah, dan lain sebagainya. Karena itu Athan terlihat buru-buru agar bisa cepat mengcopy makalahnya dan agar tidak terlalu mengantri. Karena pastinya akan ada banyak mahasiswa yang ingin fotocopy.

"Gue nggak ikut. Tapi, boleh nggak gue nitip jurnal buat lo fotocopy?" pinta Ran. Dia sebenarnya ingin mengcopy jurnalnya sendiri, tetapi kebetulan karena Athan juga ingin mengcopy makalah, lebih baik dia nitip jurnalnya pada Athan. Untuk difotocopy sekalian.

"Boleh." Athan tersenyum diakhir kalimatnya. "Mana jurnalnya?"

Ran mengambil jurnal di tasnya, lalu menyodorkannya kepada Athan. "Makasih, ya, Ath. By the way, nggak ngerepotin, kan?"

Athan kembali tersenyum. "Enggak sama sekali, kok." Cowok itu mengambil jurnal yang disodorkan oleh Ran, lalu berlari menuju tempat fotocopy-an yang ada di seberang kampus.

Ran duduk di kursi dekat fakultas ekonomi dan bisnis, sambil menunggu Athan kembali ia memutuskan untuk mendengarkan lagu dengan earphone.

Ran memutar lagu Imagination milik penyanyi tampan Shawn Mendes. Lagu itu sering sekali Ran dengarkan disaat malam hari, untuk melepas kejenuhannya ketika sedang mengerjakan tugas.

'Oh, there she goes again'

'Every morning it's the same'

'You walk on by my house'

'I wanna call out your name'

'I want to tell you how beautiful you are from where'

'I'm standing'

'You got me thinking what we could because'

Ran memejamkan matanya seraya bersenandung kecil, kepalanya perlahan bergerak mengikuti nada dari lagu itu.

Sepersekian detik kemudian, Ran merasakan ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Mungkin, itu Athan.

Tunggu dulu, sepertinya tidak mungkin. Tidak mungkin Athan secepat itu kembali dari tempat fotocopy-an.

Setelahnya, Ran merasakan kalau earphone sebelah kanannya diambil seorang yang ada di sampingnya itu. Lantas Ran langsung membuka matanya dan menoleh ke arah samping.

"Rey," sebut Ran. Lelaki di sampingnya itu sedang memasang earphone curiannya ketelinga dengan santai.

Rey menoleh dan tersenyum sebagai respon.

"I keep craving, craving, you don't know is but it's true

Can't get my mounth to say the words they want to say to you

This is typical of love

Can't wait anymore, I won't wait

I need to tell you how I feel when I see us to together forever," latun Rey dengan suara yang merdu namun agak keras. Sehingga orang-orang yang melintas menoleh ke arah Ran dan Rey.

"In my dreams you're with me

We'll be everything I want us to be

And from there, who knows, maybe this will be the night that we kiss for the first time

Love for Me (TAMAT) Onde as histórias ganham vida. Descobre agora