15. Kue

177 20 1
                                    

"Gimana, Ath. Udah mendingan?" tanya Ran yang baru saja tiba di kelas, cewek itu duduk di kursi kosong yang pemiliknya belum datang dekat Athan.

Athan mengangguk seraya tersenyum. "Lumayan, nggak separah kemarin."

"Oh, iya. Gue iseng buat kue, ini buat lo." Ran menyodorkan satu buah kotak bekal yang berisi beberapa kue cake di dalamnya. "Rasanya emang nggak seenak buatan Mama yang pernah gue kasih waktu itu."

Ran kemarin memang sedang gabut, tidak terlalu banyak tugas yang menumpuk dari dosen. Alhasil, cewek itu bertanya kepada Mamanya yang kebetulan sedang ada di rumah. Cake buatannya memang agak menghitam dibagian bawah, namun rasanya tak terlalu pahit. Malah, cakenya sangat manis karena ia menambahkan whipe cream dengan kadar gula tinggi dibagian atas.

"Nggak apa-apa, kok. By the way, makasih ya," ucap Athan dengan senyum yang menampilkan lesung pipi andalannya.

Walaupun nggak enak, bakalan gue makan asal itu dari lo, batin Athan.

"Sama-sama," balas Ran.

Sepersekian detik kemudian, cowok berambut jambul yang memakai kaus hitam duduk di kursinya yang bersebelahan dengan Ran. Rey sempat melirik Ran dan Athan yang sedang berinteraksi dengan tatapan malas, namun cowok itu memilih untuk tidak peduli.

"Rey," panggil Ran, yang membuat Rey menoleh sepenuhnya ke arah Ran.

Rey menaikkan satu alisnya tinggi.

"Ini ada kue buat lo. Gue bikin sendiri, lho." Ran menyodorkan kotak bekal kepada Rey. Cewek cantik itu memang sengaja memberikannya kepada Athan dan Rey.

"Makasih." Rey menerimanya, lalu tersenyum pada Ran.

Ran tertegun, ia jadi rindu senyuman Rey yang selalu cowok itu berikan dulu. "Kalau nggak enak sori, ya. Gue baru belajar soalnya, hehe," cengir Ran yang membuat Rey terkekeh geli.

"Santai aja," kekeh Rey. Dan, untuk yang kesekian kalinya sekelebat bayangan masa lalu terlintas dipikiran Rey.

Ia pergi ke rumah gadis itu dengan malas-malasan. Kalau bukan karena suruhan Ibunya, ia tak akan mau mengantar kue cake ini ke rumah gadis itu. Setelah gadis itu ke luar dari rumah, ia memberikan kue cake itu dan berujar sinis pada gadis cantik itu. Setelahnya, ia memilih berlalu dari hadapan gadis itu.

Ran mengernyit heran melihat Rey yang kini melihat ke depan dengan tatapan kosong. Mungkin, cowok itu sedang déjà vu dengan kejadian beberapa tahun lalu. Ketika dirinya dan Rey sedang dalam kondisi yang tidak baik.

Kepala Rey berdenyut hebat, namun tak lama kondisinya kembali normal. Seperti kejadian yang sudah-sudah. Kata-kata yang ia ucapkan kepada gadis itu membuat dadanya sesak dan tak enak hati kepada gadis yang bahkan ia tak tahu itu siapa.

"Lo nggak apa-apa, kok tadi bengong?" tanya Ran heran.

Rey menggeleng pelan, merasa Ran tidak perlu tahu dan berucap kalau ia tidak apa-apa.

Athan mendengus dan memalingkan wajahnya. Ia tahu jika Ran bahagia telah berjumpa dengan Rey, tak masalah jika ia harus mengalah. Di sini ia hanya berperan sebagai peran pengganti disaat peran utama pergi.

🌧🌧🌧

Kuis dadakan lagi.

Hal yang paling Leon benci sepanjang masa. Dosen yang mengajar Leon selalu saja suka hal-hal dadakan. Kuis dadakan, ujian dadakan, dan lain sebagainya. Leon jadi berpikir, mengapa dosen itu tidak jantungan dadakan saja?

Love for Me (TAMAT) Onde as histórias ganham vida. Descobre agora