01. Kembali Lagi

1.3K 66 49
                                    

Sebelum membaca disarankan untuk menonton trailer dari cerita ini terlebih dahulu. ☝☝

___

Jerman, 23.00 PM.

Hanya ada suara pendeteksi jantung yang terdengar pada ruangan bernuansa putih itu. Dan seorang laki-laki yang terbaring lemah di atas brankar, dengan mulut dan hidung yang ditutupi oleh alat bantu pernapasan.

Ia masih menutup rapat kedua matanya, tanpa tau kapan ia harus membukanya.

Hembusan napas lelah terdengar dari lekaki paruh baya itu, ia masih enggan untuk terlelap walau rasa kantuk benar-benar melandanya saat ini. Ia meratapi putranya yang masih berada di alam bawah sadar.

Sepersekian detik kemudian, pintu terbuka. Seorang Dokter masuk, bertujuan untuk memeriksa laki-laki yang masih terbaring lemah di brankar.

Setelah selesai, Dokter itu menatap laki-laki paruh baya yang kini sedang menatapnya dengan tatapan berharap.

"Kapan Rey akan bangun, dokter Tio?" tanya Nion, yang tidak lain adalah Ayah dari Rey.

"Saya tidak tahu, Nion, kapan putramu ini akan bangun dari tidur panjangnya. Satu tahun telah berlalu, apakah kamu yakin masih ingin berharap agar Rey kembali?" jawab dokter Tio, ia melirik sekilas ke arah Rey.

Nion menghela napasnya gusar, lelah menunggu putra kesayangannya bangun dari komanya yang sudah satu tahun.

"Kami akan berusaha sekuat tenaga, hanya Tuhan yang tahu kapan Rey akan terbangun. Lagi pula ini risiko kamu, kamu memaksa saya untuk menghapus sebagian ingatan masa lalunya pada orang tertentu, dan padahal Rey akan menjalani operasi jantung. Kamu tahu, kan, itu sangat amat berisiko pada kesehatan putramu? Tetapi kamu masih saja memaksa!" dokter Tio sedikit meninggikan nada bicaranya, sedangkan Nion hanya bisa diam seraya menatap dokter Tio.

"Maafkan aku, Tio..."

Dokter Tio menghela napasnya sejenak sebelum kembali berbicara. "Baiklah, aku permisi dulu. Masih ada pasien yang harus aku periksa."

Nion mengangguk, lalu dokter Tio meninggalkan ruang rawat itu.

Lelaki paruh baya itu pun berjalan mendekati brankar Rey, ia mengelus lembut kepala Rey. "Maafkan Papa, Rey. Cepatlah bangun, kami di sini menunggumu."

🌧🌧🌧

"Halo, ada orang disini?" teriak cowok itu, saat ini ia sedang berada disuatu tempat yang sangat gelap, tanpa ada sesuatu yang menerangi.

"Kapan Rey akan terbangun, Dokter Tio?"

Samar-samar ia mendengar seseorang yang tengah berbicara, cowok itu berlari mengikuti arah suara itu.

"Siapa disana?!" pekiknya keras, ia sudah benar-benar muak dengan semua ini. Sudah lama sekali dirinya berada di tempat gelap dan sunyi ini, namun cowok itu tidak kunjung menemukan jalan ke luar.

"...Cepatlah bangun, kami di sini menunggumu..."

"Hey!!!" ia kembali berteriak, namun yang kali ini sangat kencang. Sampai sebuah cahaya terpancar dari ujung sana.

Ia tersenyum samar, lalu berlari menuju cahaya itu. Dan ... semuanya kembali menjadi gelap.

🌧🌧🌧

"Hmm..." Cowok itu mengerjap-ngerjapkan matanya, tubuhnya terasa kaku untuk digerakkan. Bahkan untuk menggerakkan jari saja ia tidak mampu. Hidung dan mulutnya kini ditutupi oleh alat bantu pernapasan, Cowok itu ingin melepaskannya namun rasanya sangat sulit sekali.

Love for Me (TAMAT) Where stories live. Discover now