22. Menjemput Bahagia

13.7K 435 14
                                    


(ولسوف يعطيك ربك فترضى)

"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5)

 (Adh Dhuha: 5)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




*Typo Bertebaran





Sudah 2 minggu penangkapan Zahra. Affan juga sudah melayangkan surat perceraian mereka. Dan kini Kania juga tinggal bersama dengan orang tua Zahra.

Affan dan Dilla juga sudah menceritakan semuanya pada keluarga mereka.

Sana juga sudah tau, dan tidak terlalu kaget mendengarnya. Karena ia yakin sedari awal bahwa Zahra bukan perempuan baik.

Hari ini keluarga Affan dan Dilla menghabiskan waktu bersama. Tidak berpergian, hanya dirumah saja mengingat Dilla yang tinggal menghitung hari lagi akan melahirkan.

Affan merasa kebahagiannya lengkap sekarang, apalagi mengingat dalan beberapa hari kedepan ia akan resmi menjadi seorang ayah. Sungguh ia sangat tak sabar.

Malam ini keluarga mereka melakukan barbeque dihalaman belakang rumah, Affan menghampiri Dilla yang sedang duduk dikursi yang disediakan disana.

Affan berjongkok didepannya.

"Ada apa mas?"

Affan hanya menggeleng, mengartikan bahwa ia tak butuh apapun.

"Kamu mau sesuatu sayang? Biar mas ambilin" Tanya Affan pada Dilla

Dilla tersenyum
"Lihat nak, ayah kamu sok perhatian sekali" ucap Dilla berbicara pada bayinya sambil mengelus perut buncitnya

"Loh kok sok? Emangnya selama ini gak perhatian?"

"Perhatian sih, tapi dikit" Jawab Dilla lalu tertawa melihat wajah Affan yang manyun

Affan diam, pandangannya tenggelam dalam tawa Dilla.

"Mas? Kok diem aja, kamu marah?"tanya Dilla setelah itu

"Terima kasih" ucap Affan tersenyum dan menggenggam kedua tangan Dilla

"Terima kasih karena telah berjuang bersamaku, terima kasih karena tetap bertahan bersamaku, terima kasih untuk semuanya Dil, aku bahkan tidak tau apa yang akan terjadi jika kamu benar-benar pergi " lanjut Affan, yang membuat Dilla tersenyum

"Tidak akan terjadi apapun mas, karena aku akan selalu bersamamu, apapun dan bagaimanapun itu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian. Kita akan bersama, selalu begitu sampai maut yang memisahkan" Jawab Dilla, dan setelah itu Affan memeluknya.

"Ana uhibbuki fillah" ucap Affan setelah melepas peluknya

"Ahabbakilladzii ahbabtani ilahuu" jawab Dilla dengan penuh senyum

"Ehm, dunia serasa milik berdua" ucap Sana dengan kuat yang sengaja lewat didekat Affan dan Dilla dan membuat semua orang tertawa.

~•~

De FactoWhere stories live. Discover now