14. Retak

8.5K 341 5
                                    

*Typo bertebaran






"Mas.."

Affan menoleh dan batapa kagetnya dia melihat Dilla berdiri dibelakangnya dengan wajah merah menahan tangis, sementara Zahra yang melihatnya tak kalah kaget namun ia semakin mengeratkan genggamnannya pada tangan Affan.

"Dilla.."
Ucap Affan dan berusaha melepas tangan Zahra

Dilla hanya menggeleng dan segera keluar dari toko itu dengan tangis yang tak bisa ia tahan lagi

"Dil, tunggu!" ucap Affan namun ditahan Zahra

"Lepasin Zar" ucap Affan lalu melepas kasar tangan Zahra darinya dan mengejar Dilla.

"Dil"

"Dilla, Tunggu" teriak Affan mencoba menghentikan Dilla.

"Dilla, tunggu. Aku bisa jelasin semuanya" ucap Affan yang berhasil mengejar Dilla

"Jelasin apa lagi mas? Semuanya udah Dilla liat jelas dengan mata Dilla sendiri. Mas mau jelasin apalagi?" Ucap Dilla dengan air mata yang deras

Affan membawa Dilla kemobilnya. Ia tak mau masalah rumah tangganya jadi tontonan.

Walau Dilla menolak tapi ia berhasil membawa Dilla pergi.

Tak ada percakapan yang terdengar diantara mereka sampai kerumah, hanya suara tangis Dilla yang membuat Affan hancur mendengarnya.

"Dilla aku bisa jelasin semuanya Dil"
Ucap Affan namun Dilla menyentak tangan Affan dan masuk ke kamar mereka

Ia mengambil koper dilemari dan memasukkan bajunya.

"Dilla dengerin aku dulu Dil"

"Gak perlu mas"

"Dilla aku mohon" ucap Affan yang menarik tangan Dilla.

Ia melihat wajah istrinya yang benar-benar terluka.

"Dengerin mas dulu sayang, mas mohon" ucap Affan yang memegang kedua pipi Dilla

Dilla semakin menangis,

"Kamu jahat mas, kamu jahat" ucao Dilla memukul dada Affan

"Maafin mas sayang, maaf" ucap Affan dan menarik Dilla dalam pelukannya

"Mas jahat, mas jahat sama Dilla" ucap Dilla yang melemah

"Maaf, maafin mas, maaf sayang" Affan tak bisa menahan tangisnya, mencium kening Dilla.

"Dengerin mas dulu sayang, mas mohon" Affan membawa Dilla duduk dikepi kasur, sementara iya berlutut didepan Dilla menggenggam tangan sang istri.

Tangis Dilla melemah tapi tampak perasaan sakit dari kedua pancaran mata Dilla.

Perempuan mana yang tak sakit melihat suaminya bersama perempuan lain. Perempuan mana yang tak sakit dibohongi sedalam ini oleh suaminya sendiri. Sungguh Dilla merasa sangat hancur.

Apa salahnya hingga Affan menduakannya?
Apa salahnya hingga Affan tega membuat seperti ini?

Suami yang selalu memberi senyum hangat, yang selalu sabar menghadapinya, yang tak akan pernah ia sangka mengkhianatinya sedalam ini.

"Apa salah Dilla mas?"

"Dilla gak salah, mas yang salah. Mas yang salah sayang"

Dilla hanya diam menatap dengan pandangan kosong

Affan menjelaskan semuanya, semuanya tanpa ia tutup-tutupi.

Ia tak mau ada kebohongan lagi, tapi semua terlanjur.

De FactoWhere stories live. Discover now