7. Pertemuan

5.9K 274 2
                                    

*TYPO BERTEBARAN

Pagi ini seperti biasanya, Affan bersiap untuk ke rumah sakit sedangkan Dilla sibuk di dapur meniyapkan sarapan pagi suaminya.

"Sayang, hari ini kamu gak usah nyiapin makan siang ya. Kita makan diluar, sekalian ada yang kau aku kenal sama kamu" ucap Affan disaat sarapan

"Siapa mas?"

"Ada deh, katanya dia mau kenal sama bidadari nya mas ini" ucap Affan sambil menyubit gemas pipi sang istri.

Selesainya sarapan, Affan pamit pada Dilla untuk ke kantor.

"Jangan lupa nanti makan siang aku jeput ya sayang"

~•~

Saat makan siang Affan dan Dilla menunggu di cafe yang tak jauh dari rumah mereka. Dilla sedari tadi tak henti bertanya siapa yang mau kenal dengan nya, dan Affan hanya menjawab "nanti juga kamu tau", yang sukses mengundang rasa penasaran sang istri.

Tak lama setelahnya, orang yang ditunggu-tunggu tiba, siapa lagi kalau bukan Sana.

Ya, Sana yang mengajak Affan makan siang bersama, sekaligus dia mau tau seperti apasih bidadarinya kak Affan.

"Astagfirullah" ucap Dilla pelan, ia sungguh kaget melihat penampilan orang yang kata mas Affan mau berkenalan dengannya.

Bagaimana tidak kaget, wanita di depannya ini menggunakan pakaian ketat dan super minim yang bahkan menurut Dilla seperti pakaian yang belum jadi atau kekurangan bahan.

Dilla menatap kearah sang suami dan hanya dibalas senyum oleh suaminya. Dilla benar-benar berfikir keras, dari mana suaminya mengenal perempuan ini, dan kenapa perempuan ini mau bertemu dan mengenal Dilla. Berbagai pertanyaan bertimbulan dikepala Dilla.

"Maaf ya aku lama, macet banget kak" ucap perempuan tadi

" Iya gapapa kok san" balas mas Affan yang tampak akrab dengan wanita ini

"Oh iya ini kenalin istri aku, Dilla" lanjut mas Affan lagi

"Oo hai bidadarinya mas Affan, aku Sana. Tetangga mas Affan dulu" ucap Sana dengan senyum

"Oo, hai, aku Dilla istri mas Affan" jawab Dilla yang tersenyum seadanya, percayalah dia masih benar-benar kaget dengan wanita yang duduk di depannya ini.

Mereka makan siang bersama, Dilla tak banyak bicara, dia hanya berbicara seperlunya dan itupun apabila ditanya. Sisanya Affan dan Sana yang lebih dominan ngobrol dan tertawa.

Jika tak mengingat bahwa Affan adalah suaminya. Ingin sekali rasanya Dilla marah dan menenggelamkan Affan ke sungai yang ada buayanya. Kesal sekali rasanya. Dia seperti tak dianggap disini. Walaupun sedari tadi Sana banyak bertanya padanya tapi tetap saja lebih banyak berbica pada Affan. Apalagi dengan pakaian Sana seperti itu, sungguh dada Dilla terasa panas.

"Ekhmm" Dilla berdehem yang berhasil mengalihkan perhatian dua orang yang asik bernostalgia ini padanya.

"Ada apa sayang" saut Affan

"Gak ada, aku cuma mau permisi ke toilet bentar"

"Oo yasudah kalau begitu"

Dilla meninggalkan meja dan pergi ketoilet dengan terus menggerutu

"Dasar suami gak peka, masa istrinya dikacangin terus, dikira aku apa coba, tunggul pohon."

~•~

Setelah Dilla kembali dari toilet, tak lama setelahnya mereka pulang. Sana sudah deluan pulang karena katanya ada urusan penting.

Ya baguslah pikir Dilla, setidaknya dia tak harus berlama-lama menjadi tunggul pohon diantara Affan dan Sana.

Saat didalam perjalanan Dilla hanya diam menatap keluar jendela. Dia sama sekali tak berminat berbica dengan Affan. Rasanya dada nya masih panas, menahan kesal.

Affan tentu saja merasa heran melihat tingkah istrinya ini,

"Sayang, gimana Sana?" tanya Affan mencoba mencairkan suasana.

Dilla melihat kearah Affan

"Gimana apanya? Penampilannya? Atau Cara bicaranya itu hm?" jawab Dilla sinis

"Loh kok kamu ngomong gitu sih?"

"Gak tau deh mas" ucap Dilla yang membuat Affan diam tak berbicara lagi. Affan tau ada yang tak beres dengan Dilla, dia lebih memilih diam daripada membuat istrinya semakin marah.

Sementara Dilla semakin dongkol, melihat respon Affan yang hanya diam. Ingin rasanya ia marah pada suaminya ini. Sungguh benar-benar tidak peka.

~•~

Seminggu setelah pertemuan Sana bersama Dilla dan Affan. Namun masih saja Dilla merasa kesal dengan wanita itu, apalagi kemarin dia datang kerumah mereka dan membawa banyak makanan.

Dilla merasa, Sana dan Affan hanya sebatas tetangga lama, tapi kenapa mereka bisa sangat dekat bahkan terlihat seperti lebih dari hanya sekedar tetangga. Dia tak ingin berfikir yang tidak-tidak tapi tingkah Sana sungguh membuat dia berfikir seperti itu.

"Mas"

"Hm"

"Aku mau ngomong serius mas, sama kamu" ucap Dilla pada Affan

Affan melihat kearah sang istri dan menutup bukunya.

"Ada apa sayang? Hm?" tanya Affan

"Sebenarnya Sana itu siapa sih mas? Kok aku ngerasa dia terlalu deket sma kamu, kalau cuma sekedar tetangga lama gak sedeket ini juga mas" ucap Dilla pada sang suami

Affan tersenyum mendengar pertanyaan sang istri, sudah diduganya sejak awal.

"Dia cuma tetangga mas dulu sayang, cuma karena dia anak satu-satunya, mas juga gitu jadi dulu mas itu nganggap dia adik mas. Dari kecil dia sering main kerumah juga kok, kalau kamu gak percaya tanya mama deh. Mas gak bohong beneran"

Dilla menghela nafas dan menyandarkan dirinya pada suaminya,

"Ya tapi mas itukan dulu, masih anak-anak, sekarangkan sudah beda mas. Kamu juga udah punya istri, dan jujur mas, aku gak suka melihat cara berpakaian Sana. Apalagi dia sering deket kamu."

"Kamu cemburu sama Sana? Hm?" ucap Affan pada Dilla

"Aku gak cemburu mas, cuma aku gak suka aja" ucap Dilla menjauhkan diri dari Affan

"Ngaku deh kamu, cemburukan?"

"Terserah kamu deh mas"

"Iya iya maaf deh, yaudah mas janji sama kamu mas gak bakalan deket-deket banget sama Sana. Dan kamu harus tau satu hal, sebanyak apapun perempuan cantik diluar sana, mas cuma sayang kamu apapun yang terjadi, kamu harus inget itu." ucap Affan memeluk sang istri.

"Maafin aku"

"Enggak kamu gak salah, kamu malah bener, memang gak seharusnya mas deket banget sama Sana, karena keadaan juga bedakan sekarang. Makasih sayang"

Dilla menenggelamkan kepalanya pada pelukan sang suami.



~•~





Assalamualaikum 🙏
Haiii
Banyakin buat momen manis dulu, sebelum momen nangis 😁

Maaf banget lama update, karena emg lagi sibuk sama tugas kuliah maklumlah mahasiswa semester tua 😭😭

But insyaallah aku usahain selalu bisa update walaupun sibuk.
Doain aja secepatnya update lagi.

Don't forget to VoMent ❤❤❤❤❤❤

De FactoМесто, где живут истории. Откройте их для себя