21. Terbongkar

13.6K 524 28
                                    

*Typo bertebaran

Zahra mengahabiskan waktunya makan siang bersama dengan Rika dan Devi. Setelah menyelesaikan rencananya ia berniat sedikit besenang-senang,

Sampai suasana cafe menjadi ricuh karena datangnya polisi

"Selamat siang mba Zahra Aqilla, anda kami tangkap atas penipuan terhadap saudara Affan Mirza Sharim" ucap polisi tersebut dan menyerahkan surat perintah penangkapan atas Zahra

Zahra dan kedua teman nya sangat terkejut dengan ini, bagaimana bisa, pikirnya.

"Apa? Tapi pak saya.."

"Anda bisa menjelaskannya dikantor, nanti"

Rika mengambil Kania dari Zahra, sementara tangan Zahra di borgol dan kemudian ia dibawa pergi ke kantor polisi.

*Flashback on"

Setelah kepergian Zahra, Dilla cukup penasaran dengan tingkah Zahra yang terburu-buru, apalagi sekarang yang dilakukan Zahra pikirnya.

Ia memasuki kamarnya, dan mengambil ponselnya, mendengarkan sebuah rekaman.

Tentu saja Dilla tak bodoh sama sekali, dia memasang penyadap suara dikamar Zahra.

Dan satu persatu kebusukan Zahra ia ketahui. Ia mendengarkan rekaman tersebut dan Satu kesimpulan yang ia temukan kunci dari semua masalah ini, bahwa anak itu bukan anak Affan.

Dilla diam menunggu sampai Dilla menerima kiriman hasil tes DNA.

Ia langsung pergi ke rumah sakit menemui Affan dan membawa bukti rekaman dan hasil tes yang dipalsukan.
Dia harus membongkar semuanya.

Sesampainya dia rumah sakit Dilla menunggu Affan cukup lama karena Affan masih menangani beberapa pasien

"Kamu kenapa gak bilang mau kesini" ucap Affan saat Dilla memasuki ruangannya.

"Mas, ini" Dilla memberikan hasil tes DNA tersebut

"Kamu dapat dari mana Dil?"

"Itu dikirim kerumah kita mas"

"Dikirim? Bahkan aku belum dapat informasi apapun dari rumah sakit itu, kenapa hasilnya sudah dikirim saja" ucap Affan membuka hasil tes itu, setelah membacanya Affan menatap Dilla.

"Zahra memalsukan hasil tesnya mas, hasil yang asli sama dia" ucap Dilla yang kemudian memutar rekaman suara Zahra pada Affan.

"Itu bukan anak kamu mas"

"Dari mana kamu dapatin rekaman ini?" tanya Affan

"Aku ngizinin Zahra tinggal dirumah kita, agar aku bisa cari bukti tentang kebenarannya mas"

"Aku masang alat penyadap suara dikamar Zahra. Dan tadi pagi setelah kamu pergi Zahra buru-buru pergi jadi aku penasaran dengan apa yang membuatnya seperti itu"

Affan diam dan kemudian memeluk Dilla.

"Maaf aku udah marah sama kamu"

"Gapapa mas, sekarang yang penting kita harus ngambil salinan hasil tes ini"

Affan mengangguk, ia izin dari rumah sakit. Dan kemudian pergi kerumah sakit dimana ia melakukan tes DNA.

Affan menemui dokter Sean. Dan menanyakan tentang hasil itu.

"Dokter Sean"

"Oh, dokter Affan. Gimana hasil tes nya udah diambilkan?"

"Itu yang mau saya bicarakan dok, ini" ucap Affan memberikan hasil pemalsuan tes itu

Dokter Sean membukanya

"Maaf dok, tapi hasilnya bukan ini. Hasilnya negatif saya yakin sekali"

Affan dan Dilla menarik nafas lega. Kalau begitu bisa kami meminta salinan hasilnya dok, karena seseorang telah memalsukan ini" kata Affan dan disetujui oleh dokter Sean.

Ia memberikan salinan hasil tes DNA tersebut beserta surat keterangan dari rumah sakit yang diminta Affan karena ada kepentingan katanya dan dokter Sean juga tak menyakan apa karena Affan terlihat sangat buru-buru.

Tak menunggu waktu lama untuk mendapatkan itu. Setelah mendapatkannya, Affan dan Dilla membawanya ke kantor polisi. Mereka melaporkan Zahra atas Pemalsuan dan penipuan. Dengan bukti yang kuat pula karena adanya rekaman suara Zahra. Dilla sudah memindahkan semua rekaman pada satu flashdisk sebelum bertemu Affan. Sehingga memudahkan mereka untuk memberikan semua bukti-bukti kejahatan Zahra yang terungkap dari mulutnya sendiri.

*Flashback off*

~•~

Saat Zahra dibawa tiba dikantor polisi, ia melihat Affan dan Dilla yang telah berada disana.

Ia benar-benar kesal melihat mereka. Bagaimana semuanya bisa terbongkar sementara ia sudah menyiapkan segalanya secara sempurna, pikir Zahra.

Zahra dimintai keterangan oleh polisi namun masih saja mengelak dan mengatakan bahwa ia tak melakukan apapun. Sampai pihak kepolisian memutar rekaman suaranya dimana ia sendiri tak bisa lagi mengelak.

Zahra ditahan dan akan segera dilakukan sidang atas tuntutan yang telah dilayangkan Affan padanya.

Setelah mengurus masalah Zahra, Affan dan Dilla kembali kerumah. Affan tersenyum lega bahkan tak melepaskan genggaman tangannya pada Dilla.

"Mas fokus nyetir aja, bahaya loh mas" ucap Dilla karena Affan yang sedari tadi mencuri pandang kearahnya.

"Makasih sayang" ucap Affan yang kemudian mencium tangan Dilla

Dilla tersenyum
"Ini semua demi kita juga mas, aku bakal berusaha sebisa aku untuk kita dan anak kita" ucap Dilla mengelus perutnya yang buncit

Affan tersenyum bahagia. Ia merasa bahwa bebannya selama ini terangkat, ia lega.

"Tapi mas, Kania itu anak siapa ya? Kok bisa Zahra malah nuduh kamu gitu?"

Affan mengangkat bahu tak tau
"Enggak tau, Mas jugak gak nyangka Zahra sejahat ini, dari awal juga mas merasa semuanya janggal tapi mas juga gak tau apa, mas udah mencari tau tapi seolah semuanya dilakukan secara rapi" jelas Affan

Dilla hanya mengangguk mendengarnya.

"Udah ah gak usah bahas dia lagi, sekarang kita harus fokus sama anak kita dan kebahagian kita" Affan tesenyum menatap Dilla yang dibalas anggukan dan senyum lebar oleh Dilla

"Mas, Dilla pengen nasi goreng dekat rumah" ucap Dilla memecahkan keromantisan mereka yang baru saja tercipta

Affan tersenyum
"Kamu ini merusak suasana aja" ucap Affan yang kemudian melajukan mobilnya.



Affan tersenyum "Kamu ini merusak suasana aja" ucap Affan yang kemudian melajukan mobilnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Assalamualaikum 🙏

Nih double update nih.

Jangan lupa vote dan comment yang banyak ❤❤❤
Harus pokoknya😁

De FactoWhere stories live. Discover now