20. Usaha

7.9K 379 30
                                    

*Typo Bertebaran


Setelah kembalinya Dilla, ia mulai menyiapkan makan malam untuk mereka.

Selama ada Zahra dirumah ini, jangan berharap ia membantu Dilla untuk urusan rumah. Dia lebih memilih tidur-tiduran dangan alasan anaknya tak bisa ia tinggalkan.

Seperti saat ini, Dilla sedikit kelimpungan mengurus semuanya, tapi Zahra bahkan tak peduli sama sekali.

Sabar Dil sabar, sebentar lagi semuanya selesai, batin Dilla menguatkan dirinya sendiri.

Sepulangnya Affan dari rumah sakit juga tak mengatakan apapun, ia langsung membersihkan diri dan setelahnya hanya keluar kamar untuk makan malam.

~•~

Sana harus terjebak makan malam dengan laki-laki yang tadi sore ia kenal di sebuah restauran. Jika ini tak karena mencari informasi penting ia tak kan sudi duduk dan terjebak disini bersama laki-laki yang entah siapa ini.

*Flashback on*
Sana menghampiri meja dua orang laki-laki disampingnya,

"Permisi" ucap Sana sopan

"Iya, ada apa mba?" tanya salah satu laki-laki itu

"Saya tadi mendengar nama Zahra Aqilla, jadi saya sedikit penasaran apakah itu dokter Zahra yang dirumah sakit Setia Dharma?" tanya sana hati-hati

Kedua laki-laki tersebut saling pandang heran

"Ah, saya teman SMA nya Zahra, jadi kemarin saya kerumah sakit untuk menemuinya, tapi kata suster disana ia sudah berhenti, kontak ia juga sudah tidak ada sama saya karena ponsel saya hilang. Jadi saya kira Zahra yang kalian maksud itu teman saya, maaf mengganggu" jelas Sana dan berniat meninggalkan meja tersebut

"Mba" panggil salah satu dari laki-laki tersebut, Sana berbalik dengan memasang senyum tipis

"Iya benar yang kami maksud dokter Zahra itu" ucap laki-laki tersebut

"Ah, benarkah? Jadi boleh saya meminta nomor telfon nya?"

"Boleh saja asal nanti malam mba mau makan malam dengan saya"

Sana cukup kaget mendengar penuturan laki-laki itu. Bukan karena ajakan makan malamnya, tapi karena mudah sekali ternyata menarik perhatian laki-laki tersebut.

Tentu saja hal ini menguntungkan Sana, tanpa harus membuang-buang waktu lebih lama lagi

"Gimana mba?"

"Apakah harus begitu?" ucap Sana dengan senyum tipis

"Tentu saja, itupun kalau anda berkenan"

"Baiklah kalau begitu" Sana mengeluarkan kartu namanya dari dalam dompet dan memberikannya pada laki-laki tersebut

"Nanti hubungi saja saya, permisi" ucap Sana dengan senyuman lalu melangkahkan kakinya pergi dari cafe itu.
*Flashback off*

"Kamu mau makan apa?" tanya Laki-laki didepan Sana ini

"Samain sama kamu aja" ucap Sana

Laki-laki itu hanya tersenyum dan setelah itu menyebutkan pesanannya pada waiter.

"Jadi kita belum kenalan secara resmi, aku Rio Anggara, dokter yang juga bekerja dirumah sakit tempat Zahra bekerja sebelumnya" ucap laki-laki itu

De FactoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang